Apa Itu Fenomena Embun Es di Dieng? Suhunya sampai Minus 1 Derajat Celcius

ADVERTISEMENT

Apa Itu Fenomena Embun Es di Dieng? Suhunya sampai Minus 1 Derajat Celcius

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 30 Jun 2022 21:11 WIB
embun yang menempel di rumput yang berada di sekitar kompleks Candi Arjuna, Dieng, membeku akibat cuaca dingin, Selasa (04/01/2021)
Fenomena embun es di Dieng, dikenal sebagai embun upas. Foto: Uje Hartono
Jakarta -

Embun es menempel di rerumputan area kompleks Candi Arjuna, dataran tinggi Dieng, Jawa Tengah. Suhu wilayah setempat mencapai minus 1Β° C. Fenomena langka ini disebut juga sebagai embun upas.

Embun upas adalah embun dingin dan beku yang turun ketika muncul fenomena suhu udara menjadi sejuk, seperti dikutip dari laman Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika. Penduduk Dieng menyebut embun es ini sebagai embun racun (upas dalam bahasa Jawa) karena membuat daun layu hingga tanaman kentang mati.

Terbentuknya embun beku didahului dengan suhu dingin ekstrem di Dieng yang disebut bedidhing (bediding). Bedidhing adalah istilah untuk menyebut perubahan suhu yang signifikan, khususnya di awal musim kemarau.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fenomena bedidhing ditandai dengan suhu udara menjadi sangat dingin menjelang malam hingga pagi, sementara di siang hari suhu melonjak hingga panas menyengat. Fenomena suhu udara dingin ini sebetulnya merupakan fenomena alam yang umum terjadi di bulan-bulan puncak musim kemarau, yaitu Juli - September.

Asal-usul Embun Upas, Embun Es di Dieng

ADVERTISEMENT

1. Angin dari Australia

Pembentukan embun upas atau embun es dipengaruhi gerak semu matahari, intrusi suhu dingin, dan laju penurunan suhu terhadap ketinggian.

Pada bulan Juli, wilayah Australia berada dalam periode musim dingin. Pola tekanan udara yang relatif tinggi di Australia menyebabkan Monsoon Dingin Australia, yaitu pergerakan massa udara dari Australia menuju Indonesia.

Angin monsun Australia bertiup menuju wilayah Indonesia melewati perairan Samudera Indonesia, yang suhu permukaan lautnya juga relatif lebih dingin. Keadaan ini menyebabkan suhu di beberapa wilayah di Indonesia, terutama bagian selatan khatulistiwa seperti Jawa, Bali, dan Nusa Tenggara jadi terasa lebih dingin.

2. Berkurangnya Awan dan Hujan

Berkurangnya awan dan hujan di Pulau Jawa hingga Nusa Tenggara turut berpengaruh ke suhu malam hari yang dingin. Sebab, tidak ada uap air dan air menyebabkan energi radiasi yang dilepaskan bumi pada malam hari tidak tersimpan di atmosfer.

3. Langit "Bersih" Juga Berpengaruh

Langit yang cenderung bersih awannya (clear sky) juga menyebabkan panas radiasi balik gelombang panjang langsung dilepas ke atmosfer luar. Inilah yang menyebabkan udara jadi terasa lebih dingin, terutama di malam hari hingga pagi.

Fenomena ini umum terjadi tiap tahun dan menyebabkan tempat seperti Dieng, dataran tinggi, dan wilayah pegunungan lainnya berpotensi mengalami embun es. Embun upas ini umum dikira sebagai salju oleh sebagian orang.




(twu/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads