Guru Besar IPB Ungkap Pentingnya Modernisasi Industri Perunggasan RI

ADVERTISEMENT

Guru Besar IPB Ungkap Pentingnya Modernisasi Industri Perunggasan RI

Atta Kharisma - detikEdu
Kamis, 09 Jun 2022 15:59 WIB
Kandang broiler closed house adalah kandang tertutup yang menjamin keamanan secara biologis atau kontak dengan organisme lain. Dengan pengaturan ventilasi udara yang baik maka dapat mengurangi stres pada ternak.
Foto: Arbi Anugrah
Jakarta - Guru Besar Tetap Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor (IPB) Prof. Dr. Ir. Arief Darjanto, M.Ec. mengungkapkan perlu adanya modernisasi industri perunggasan untuk meningkatkan daya saing dan rantai nilai inklusif. Menurutnya, hal ini perlu dilakukan karena sub sektor perunggasan memiliki peranan penting dalam perekonomian nasional.

"Industri perunggasan ke depan harus kita modernisasikan untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing sektor ini," ujar Arief dalam Konferensi Pers Pra Orasi IPB, Kamis (9/6/2022).

Arief mengatakan modernisasi dan otomasi di seluruh rantai pasokan dilakukan guna meningkatkan efisiensi lahan pertanian, mengurangi rasio konversi serta mengurangi masa pertumbuhan dan penggemukan.

Ia menjelaskan peningkatan daya saing industri daging ayam dan telur membutuhkan perubahan model rantai pasokan dari yang bersifat tradisional ke model yang baru. Model rantai pasokan yang baru dicirikan dengan adanya perusahaan yang terintegrasi baik skala kecil, menengah dan besar, tersedianya pabrik pakan lokal dengan harga yang lebih bersaing, volume produksi lebih besar, perbibitan yang modern dan tersedianya infrastruktur pendukung sistem pemasaran rantai dingin.

"Lalu, untuk mendapatkan skala ekonomi yang besar harus dikelola dengan skala yang lebih baik atau larger companies. Jadi ukuran produksi harus lebih besar untuk memanfaatkan skala ekonomi tadi," terangnya.

Arief menambahkan penambahan nilai di sepanjang rantai nilai dalam model pasokan yang baru dapat dilakukan melalui process upgrading, product upgrading, functional upgrading, channel upgrading dan intersectoral upgrading.

"Jadi bagaimana kita mengupgrade proses, mengupgrade produk, mengupgrade secara fungsional, serta inter chain upgrading," imbuhnya.

Ia menegaskan upaya modernisasi dan industrialisasi ini penting dilakukan lantaran industri pakan unggas dalam negeri saat ini masih menghadapi sejumlah tantangan. Tantangan tersebut antara lain biaya pakan, skala produksi yang kecil, ketidakmampuan Indonesia untuk mengekspor, input produksi dan ancaman masuknya daging ayam impor.

Lalu, preferensi konsumen yang lebih memilih daging ayam segar ketimbang beku, kinerja rantai nilai yang belum menghasilkan manfaat inklusif bagi stakeholders yang terlibat terutama bagi para peternak skala kecil, serta persoalan asymmetric information.

"Dunia pasca pandemi akan penuh dengan tantangan. Tapi kita bisa melihatnya sebagai peluang untuk perbaikan berkelanjutan dan peningkatan efisiensi sehingga industri perunggasan dapat terus menempatkan aspek kesehatan, harga makanan yang lebih terjangkau dan berkelanjutan di setiap meja makan konsumennya," pungkas Arief.

Paparan tersebut merupakan bagian dari orasi bertajuk 'Strategi Peningkatan Daya Saing dan Rantai Nilai Inklusif Industri Perunggasan di Indonesia' yang akan disampaikan pada Orasi Ilmiah IPB, Sabtu 11 Juni 2022 mendatang.

Selain Arief, Orasi Ilmiah tersebut juga akan menghadirkan Guru Besar Tetap Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Prof. Dr. Ir. Iis Diatin, M.M. dan Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Prof. Dr. Ir. Miftahudin, yang masing-masing akan menyampaikan orasi berjudul 'Pengembangan Produksi dan Bisnis Budidaya Ikan Hias dalam Rangka Mendukung Peningkatan Ekspor Indonesia' dan 'Pemanfaatan Fisiologi Tumbuhan, Teknologi Genomik, Bioinformatika, dan Bioteknologi dalam Pencarian Gen Baru untuk Pengembangan Tanaman Toleran Cekaman Kekeringan dan Aluminium'. (akn/ega)


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads