Batuan metamorf adalah satu satu dari beberapa jenis batuan yang sering dimanfaatkan untuk berbagai jenis kebutuhan manusia, mulai dari untuk kebutuhan bangunan, dekorasi, hingga aksesoris.
Tahukah kamu jika batuan metamorf ini mengalami proses pembentukan yang panjang. Proses ini bernama metamorfisme.
Di mana batuan ini berasal dari batuan beku atau batuan sedimen yang diubah di dalam perut bumi. Intinya batuan metamorf terjadi karena konsekuensi dari tekanan dan suhu yang tinggi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena proses ini, maka terjadi perubahan sifat fisik dan kimia daripada batuan tersebut. Batuan metamorf ini juga merupakan hasil dari rekristalisasi yang terjadi di dalam dalam kerak bumi. Fakta menarik di mana kurang lebih proses ini terjadi tanpa melalui fase cair dan hanya dalam keadaan yang padat.
Proses metamorfisme ini berlangsung dalam interval waktu yang tidak sebentar, bahkan menurut para ahli hingga jutaan tahun. Perlu diketahui jika semakin lama proses metamorfisme ini berlangsung maka akan menghasilkan batu metamorf yang sempurna secara tekstur dan karakteristik.
Jenis-Jenis Batuan Metamorf
Ada berbagai jenis dari batuan metamorf yang dikategorisasikan pada dua kelompok besar, yaitu foliasi dan non foliasi. Kategorisasi ini oleh peneliti ditetapkan untuk memisahkan jenis batuan metamorf dari segi tekstur dan komposisi.
Foliasi
Ciri khas dari jenis dari kategori foliasi adalah memiliki tekstur planar yang tersusun secara paralel dan memiliki mineral pada batuan. Adapun beberapa jenisnya, seperti:
Β· Sabak/Slate
Batuan metamorf ini memiliki tekstur yang halus dan diproduksi oleh proses metamorfisme dengan tingkat rendah dari batuan serpih
Β· Phyllite
Batuan metamorf ini memiliki mineral yang lebih banyak daripada batu slate namun tidak mudah dilihat secara kasat mata. Menurut penelitian, batu ini bermuara dari batu karang yang mengalami proses metamorfisme dengan suhu tinggi selama jutaan tahun
Β· Schist
Batuan dengan jenis foliasi ini memiliki tekstur yang kasar dengan ukuran medium. Kemudian, batu schist ini memiliki butir mineral yang besar jika diidentifikasi dengan mata tanpa menggunakan alat tertentu
Β· Gneiss
Batuan ini memiliki butir yang kasar dengan ciri khas ada pita bolak balik cahaya dan warna yang relatif gelap daripada batu metamorf lain. Batu gneiss ini tercipta karena proses metamorfisme yang diwarnai tekanan dan suhu yang tinggi
Non Foliasi
Jenis dari batuan metamorf dengan kategori jenis non foliasi memiliki tekstur granular dan tidak foliasi. Ada delapan jenis batuan non foliasi, yakni:
Β· Kuarsit
Batu pasir kaya kuarsa yang lahir dari proses panjang metamorfisme. Biasanya kuarsa murni memiliki warna yang putih dan terang, sedangkan beberapa kuarsa lain berwarna merah, coklat karena terkena volume mineral yang tinggi
Β· Marmer
Hasil dari proses metamorfisme batu gamping atau dolomit. Marmer yang murni berwarna putih terang, namun beberapa marmer juga ada yang berwarna sedikit gelap
Β· Amfibolit
Batuan metamorf yang bertekstur kasar dan terdiri dari amphibol dan plagioklas
Β· Metakonglomerat
Batuan metakonglomerat ini bermuara dari butiran batu yang kasar dan dikelilingi oleh batuan berbutir halus. Sehingga jenis batu non foliasi bukanlah batu metamorf yang melimpah
Β· Hornfels
Batu yang berukuran seperti biji-bijian ini berbutir halus dan bentuknya seperti tidak berfoliasi serta tekstur yang cenderung keras
Β· Granulites
Batu yang juga sering disebut sebagai batu granulit merupakan batu yang lahir dari tekanan suhu yang tinggi. Di mana batu ini memiliki tekstur granular dan bentuknya sedikit kasar
Β· Zeolit
Batu ini memiliki kandungan mineral yang terstruktur mikro-keropos. Zeolit ini terbentuk karena mengalami rekristalisasi selama jutaan tahun di cekungan laut dangkal
Β· Eclogite
Batuan ini memiliki butir yang kasar dan dihasilkan dari tekanan yang besar di dalam kerak bumi
Itu adalah beberapa jenis batuan metamorf yang terdiri dari kategori foliasi dan non foliasi.
(pal/pal)