Ahli Geologi mengatakan proses konversi bebatuan ini memakan waktu panjang bahkan hingga jutaan tahun. Tapi, apa sebenarnya batuan itu dan bagaimana proses pembentukannya?
Definisi Batuan dan Siklus Batuan
Batuan merupakan bahan penyusun kerak bumi sekaligus agregat atau kumpulan mineral-mineral yang telah membeku atau mengkristal, mengutip dari bahan ajar yang dirilis Kemendikbud.
Proses siklus batuan menghasilkan tiga jenis batuan, yaitu batuan beku, sedimen dan metamorf yang terus berubah. Konversi yang terjadi di siklus batuan dipengaruhi sejumlah kondisi seperti peningkatan suhu atau tekanan.
Siklus batuan menunjukkan bahwa meski keras dan sulit dihancurkan, batuan tidak selamanya menjadi batu saja. Sama halnya dengan manusia, batuan memiliki siklus hidup dengan waktu yang panjang.
Jenis Batuan Penyusun Kerak Bumi
Sebelum membahas tahapan atau proses pembentukan dan peleburan kembali batuan, yuk kenali beberapa jenis batuan!
Batuan Beku
Dalam bahasa Latin, batuan beku disebut batuan igneous yang artinya api (ignis). Pasalnya, batuan beku tersusun dari magma yang mendingin kemudian mengeras. Batuan beku terdiri dari 3 jenis, batuan beku dalam (plutonik), batuan korok (hypo-abyss), dan batuan beku luar (efusif).
Contoh batuan beku adalah riolit, granit, andesit, dan basalt.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah hasil dari litifikasi bahan rombakan batuan hasil denudasi atau hasil reaksi kimia maupun hasil kegiatan organisme. Untuk menjadi batuan sedimen, terjadi proses pelapukan, erosi, denudasi, litifikasi, hingga akhirnya menjadi sedimen.
Contoh batuan sedimen adalah batu pasir, konglomerat, gamping, dan lempung.
Batuan Metamorf
Batuan metamorf adalah batuan yang mengalami perubahan komposisi mineral hingga tekstur karena tekanan suhu maupun waktu. Batuan ini terdorong jauh ke dalam permukaan bumi sehingga mengalami perubahan tersebut.
Contoh batuan metamorf adalah batu sabak (slate) dan batu schist.
Proses Siklus Batuan
Berikut ini proses dalam siklus batuan:
1. Pembekuan Magma
Siklus batuan dimulai dari magma yaitu batuan cair dari bawah permukaan bumi. Berjalannya waktu dan adanya tekanan yang meningkat membuat magma membeku dan terjadi proses kristalisasi.
Proses ini bisa terjadi di bawah permukaan bumi, atau di atas setelah terjadi letusan gunung berapi. Proses kristalisasi inilah yang menghasilkan batuan beku.
2. Pelapukan Batuan Beku
Setelah itu, batuan beku muncul di permukaan bumi lalu mengalami pelapukan. Proses batuan beku hancur dan terurai ini berlangsung secara perlahan. Faktor yang mempengaruhi penguraian batuan beku adalah cuaca dari atmosfer, hidrosfer, dan biosfer.
3. Pergerakan Batuan
Hasil pelapukan batuan beku di permukaan lereng bergerak berkat gaya gravitasi sebelum akhirnya bergerak melalui air mengalir, angin, atau gelombang. Partikel hasil pelapukan batuan beku dan zat yang larut menjadi sedimen yang mengendap.
4. Sedimentasi
Sebagian besar endapan bergerak ke arah lautan atau mengendap di dataran sekitar sungai, cekungan gurun, rawa, dan lainnya. Sedimen menumpuk dan mengalami proses litifikasi atau konversi batuan.
Endapan umumnya menjadi batuan sedimen kemudian memadat karena beban berat lapisan atas atau saat merekat ke air tanah dan meresap pori-pori bahan mineral.
5. Metamorf
Batuan sedimen akan terkubur jauh di permukaan bumi karena proses pembentukan pegunungan atau diterobos massa magma. Proses ini mengakibatkan tekanan atau pana yang tinggi sehingga terjadi perubahan lagi yaitu menjadi batuan metamorf.
6. Pencairan ke Magma
Batuan metamorf yang berada di bawah permukaan bumi akan terpapar suhu panas yang semakin tinggi sehingga membuatnya meleleh dan kembali menjadi magma. Kemudian siklus ini kembali ke tahap awal dan terus berlanjut selama bertahun-tahun lamanya.
Dari proses siklus batuan di atas, energi panas bumi adalah tahapan awal dan akhir yang menjadi penggerak siklus tersebut. Menarik ya, detikers?
(twu/twu)