I'tikaf artinya menetap di dalam masjid. Amalan yang satu ini kerap dilakukan saat bulan suci Ramadan, terutama pada 10 malam terakhir.
Beri'tikaf bukan berarti hanya berdiam diri dan tertidur di masjid, namun melakukan amalan-amalan lain seperti salat sunah, berzikir, tadarus ataupun mengikuti kajian. Terkait jangka waktunya, terdapat perbedaan pendapat antara para ulama mengenai hal ini sebagaimana dikatakan oleh Ustaz Abdul Somad pada detikKultum detikcom, Sabtu (23/04/2022).
Berdasarkan mazhab Imam Maliki, sepanjang siang dan malam selama 24 jam. Namun menurut mazhab Syafei, walaupun hanya berdiam sejenak dan waktunya lebih lama dari rukuk maka sudah bisa disebut sebagai i'tikaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentunya dalam beri'tikaf harus diiringi dengan niat yang tulus dan sungguh sungguh. Adapun niat beri'tikaf yaitu:
نَوَيْتُالْاِعْتِكَافَ لِلّٰهِ تَعَالٰى
Artinya: "Saya niat i'tikaf karena iman dan mengharap akan Allah, karena Allah ta'ala."
Jika mengikuti i'tikaf Rasulullah SAW, beliau beri'tikaf pada 10 Ramadan terakhir mulai pada tanggal 20 Ramadan sore. Mengapa sore? Karena perhitungan bulan Qomariyah tidak dari jam 12 malam, melainkan usai Maghrib.
"Jadi Nabi Muhamamad SAW itu i'tikafnya 20 sore, malam 21 dia sudah beritikaf. Ada beberapa versi terkait kapan selesainya beliau beri'tikaf. Namun, versi manapun yang kita pakai keduanya menyatakan nabi i'tikaf https://www.detik.com/tag/itikaf selama 10 hari di akhir Ramadan di Masjid Nabawi." jelas Ustaz Abdul Somad.
Sebagaimana dalam satu hadits yang berbunyi:
"Dahulu Nabi Muhammad SAW jika hendak beritikaf, beliau salat subuh di masjid lalu memasuki tenda tempat i'tikaf beliau. Dan berakhir i'tikaf sepuluh hari terakhir ketika tenggelam matahari pada hari terakhir darinya." (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah)
Ustaz Abdul Somad mengatakan, jarak antara Masjid Nabawi dengan kamar nabi hanya dipisah dengan dinding saja. Disana terdapat pintu.
Jadi, di bulan yang istimewa ini sempatkanlah beritikaf di 10 hari terakhir Ramadan. Di berbagai kota-kota pun sekarang sudah disediakan fasilitas i'tikaf.
Manfaat daripada i'tikaf sendiri yaitu merenung, berpikir dan menenangkan diri. Dengan melaksanakan i'tikaf kita akan memperoleh ketenangan.
"Bagi yang sudah i'tikaf semoga semakin semangat untuk terus menjalaninya, bagi yang belum mudah mudahan tahun ini diberikan kesempatan terbuka pintu hatinya untuk i'tikaf. Berkah selalu, amal kita diterima Allah dengan mengikatkan diri ke masjid untuk beri'tikaf." tutup Ustaz Abdul Somad.
Terkait detikKultum yang bertema tata cara keutamaan i'tikaf yang dijelaskan Ustaz Abdul Somad bisa ditonton DI SINI.
(lus/lus)