Rani berpendapat Maudy Ayunda memiliki kemampuan komunikasi yang mumpuni untuk menjadi jubir Presidensi G2O. Selain itu, selama berkarier di dunia hiburan, Maudy selalu menjaga imagenya dengan hati-hati. Sehingga citra yang dimilikinya sangat positif.
Maudy Ayunda juga salah satu artis yang mengutamakan pendidikan untuk dirinya. Jadi Rani tidak heran mengapa Maudy terpilih menjadi jubir Presidensi G20. Ia juga mengatakan, pemerintah juga menargetkan generasi muda untuk memperhatikan G20 sehingga terpilihlah Maudy.
"Rekam jejak Maudy yang dipandang positif sebagian besar anak muda Indonesia menjadikan ia sebagai role model yang baik. Maudy memiliki kredibilitas dan kapabilitas yang kuat untuk menjadi jubir Presidensi G20," ujar Rani yang dikutip dari laman Unair.
Semua kemampuan komunikasi yang dimiliki Maudy Ayunda juga tak lepas dari latar pendidikannya. Maudy Ayunda sendiri telah lulus kuliah S2 di jurusan Master of Business Administration dan Master of Arts in Education dari University of Stanford dengan beasiswa LPDP.
Saat menempuh pendidikan S1, Maudy juga berkuliah di universitas top dunia yaitu University of Oxford dengan jurusan Philosophy, Politics, and Economics. Maudy juga bersekolah di sekolah internasional dari SD hingga SMA. Lantar pendidikan yang kuat yang menjadikan ia layak sebagai jubir presidensi G20.
"Saya rasa Maudy sudah sangat terbiasa menggunakan berbagai bahasa asing di lingkungan yang mendukung pula. Jadi, saya setuju penguasaan bahasa yang dimiliki Maudy menjadi salah satu faktor terpilihnya ia," ujar Rani.
Ia berharap dengan terpilih Maudy Ayunda dapat meningkatkan minat generasi muda untuk mengakses informasi mengenai G20. Hal ini juga bertujuan untuk mendukung kesuksesan pembangunan ekonomi di Indonesia.
"Sejak dipilihnya Maudy Ayunda sebagai jubir G20, saya lihat banyak anak muda termasuk mahasiswa saya dan keponakan saya yang mulai mencari tahu apa itu G20. Saya rasa ini adalah awal yang baik," kata Rani.
(atj/row)