Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di Kota Hiroshima dan Nagasaki, Jepang pada akhir Perang Dunia II, 6 dan 9 Agustus 1945. 140.000 Jiwa tewas dari 350.000 penduduk di Kota Hiroshima. Sementara itu, sekitar 74.000 jiwa tewas akibat bom atom di Kota Nagasaki.
Amerika Serikat dan Rusia tercatat sebagai sejumlah negara yang memiliki ribuan senjata bom nuklir , di samping China, Prancis, Inggris, India, Pakistan, Korea Utara, dan Israel. Invasi Rusia ke Ukraina salah satunya memicu kekhawatiran bahwa senjata nuklir semacam itu akan digunakan kembali, seperti dilansir dari Live Science.
Bom Hiroshima diperkirakan memiliki kekuatan 15 kiloton. Dibandingkan ledakan bom atom tersebut, dokumen Departemen Energi AS dan Kementerian Pertahanan Federasi Rusia mencatat ada banyak tes ledakan bom nuklir berenergi tinggi yang jauh lebih kuat daripada bom Hiroshima dan Nagasaki.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah ledakan tersebut terjadi dalam uji coba dengan penduduk yang sebelumnya sudah dievakuasi. Namun, beberapa di antaranya menimbulkan korban manusia dan lingkungan. Berikut sejarahnya:
Ledakan Bom Nuklir Terbesar di Dunia
1. Tsar Bomba
Pada 30 Oktober 1961, Uni Soviet meledakkan bom nuklir paling kuat RDS-220 Soviet "Tsar Bomba" di kepulauan Novaya Zemlya, bagian utara lingkaran Arktik. Ledakan sebesar 50 megaton tersebut diperkirakan sekitar 3.300 kali lebih kuat daripada senjata nuklir 15 kiloton yang meledak di Hiroshima tahun 1945.
Ironisnya, bom Tsar Bomba bisa meledak lebih kuat lagi. Senjata nuklir yang julukannya berarti Raja Bom tersebut dirancang dengan hasil ledakan hingga 100 megaton, tetapi meledak pada 50 megaton, seperti ditulis Direktur Program Studi Sains dan Teknologi, Institut Teknologi Stevens Alex Wellerstein dalam buletin situs Atom Scientist.
Wellerstein mencatat, bola api dari ledakan tersebut berdiameter hampir 9,7 km. Ukuran bola api tersebut, sambungnya, cukup untuk seluruh pusat kota Washington atau San Francisco, atau seluruh pusat kota dan pusat kota Manhattan, Amerika Serikat.
2. Test 219
Uni Soviet kembali menjatuhkan bom nuklir di atas lokasi uji coba di Kepulauan Novaya Zemlya pada 24 Desember 1962. Padahal, daerah ini memiliki kompleks gletser terbesar kedua di Kutub Utara, menurut penelitian "Radioecological and Geochemical Peculiarities on Cryoconite on Novaya Zemlya Glaciers" (2021) di jurnal Nature.
Dengan besar ledakan hingga 24,2 megaton, bom nuklir Test 219 memiliki kekuatan kurang dari setengah kekuatan bom "Tsar Bomba". Kendati demikian, Test 129 masih menjadi senjata nuklir paling kuat kedua yang pernah diledakkan, 1.600 kali lebih kuat dari bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
Test 219 merupakan salah satu bom nuklir terakhir yang dijatuhkan dari udara oleh Uni Soviet. Sebab, perjanjian larangan uji pada tahun 1963 melarang pengujian di atas tanah dan pengujian di masa depan dilakukan di bawah tanah.
3. Test 147
Uni Soviet kembali menjatuhkan bom nuklir di Novaya Zemlya pada 5 Agustus 1962. Ledakan nuklir paling kuat ketiga dalam sejarah ini sebesar 21,1 megaton, sekitar 1.400 kali lebih kuat dari yang dijatuhkan di Hiroshima.
Nuclear Secrecy Nukemap yang dibuat Wellerstein mencatat, jika meledak di atas Central Park, News York City, senjata nuklir seperti Test 147 akan menghasilkan bola api yang akan menutupi semua taman dan menghasilkan gelombang radiasi panas intens yang akan menutupi seluruh kota hingga Stamford, New York. Jarak Central Park NYC ke Stamford kira-kira sejauh Jakarta-Tegal atau Jakarta-Pantai Pangandaran.
4. Test 173
Uni Soviet kembali menjatuhkan menjatuhkan bom nuklir dengan kekuatan 19,1 megaton di atas kepulauan Novaya Zemlya. Senjata nuklir keempat paling kuat yang pernah diledakkan sepanjang sejarah tersebut sekitar 1.270 kali lebih kuat dari bom Hiroshima.
Beberapa minggu setelah bom Test 173 dijatuhkan, Krisis Rudal Kuba dimulai. Krisis ini membawa Uni Soviet dan Amerika Serikat ke ambang perang nuklir. Selama krisis, Uni Soviet mengerahkan rudal nuklir ke Kuba.
Presiden AS John F. Kennedy yang semula mempertimbangkan untuk menyerang area tersebut akhirnya memerintahkan blokade laut. Harapannya, blokade dapat mencegah lebih banyak senjata nuklir mencapai Kuba. Uni Soviet akhirnya setuju untuk menghentikan rudal dengan imbalan Amerika Serikat menghentikan rudal nuklir AS dari Turki.
5. Castle Bravo
Amerika Serikat meledakkan senjata nuklir 15 megaton di Bikini Atoll, di Kepulauan Marshall dalam tes dengan nama kode "Castle Bravo" pada tanggal 1 Maret 1954. Bom yang diledakkan di permukaan tanah tersebut merupakan ledakan senjata nuklir paling kuat kelima dalam sejarah.
Atomic Heritage Foundation mencatat, ledakan bom nuklir ini yang dua setengah kali lebih besar dari prediksi ini menjatuhkan korban dari kalangan penduduk Kepulauan Marshall, anggota militer AS, dan awak kapal pukat nelayan Jepang terpapar radiasi tingkat tinggi. Area terpapar 18.130 kilometer persegi di Pasifik membuat beberapa penduduk harus dievakuasi dan penduduk Kepulauan Marshall menderita kanker stadium tinggi.
Tes ledakan Castle Bravo dan akibatnya pada penduduk memicu protes global terhadap pengujian bom nuklir. Dalam 10 tahun kemudian, pemerintah AS membayar kompensasi kepada penduduk pulau. Pensiunan personel militer AS juga melapokan kasus tersebut pada tahun 1984 dengan mengatakan pemerintah Amerika telah meremehkan bahaya radiasi.
Ledakan bom nuklir tidak hanya berdampak pada manusia di sekitar. Tes ledakan Castle Yankee Amerika Serikat pada 1954 di Bikini Atoll mendapati ledakan 900 kali lebih kuat dari bom di Hiroshima.
Bom nuklir di Bikini Atoll, terumbu karang yang mengelilingi laguna ini membuat penduduknya tidak bisa kembali ke rumahnya karena atol masih terkontaminasi dengan sisa-sisa radioaktif.
(twu/nwy)