Testophobia: Rasa Takut Berlebihan Saat Ujian, Bagaimana Mengatasinya?

ADVERTISEMENT

Testophobia: Rasa Takut Berlebihan Saat Ujian, Bagaimana Mengatasinya?

Anatasia Anjani - detikEdu
Minggu, 06 Mar 2022 18:00 WIB
Education school test concept : Hands student holding pencil for testing exams writing answer sheet or exercise for taking fill in admission exam multiple carbon paper computer at university classroom
Ilustrasi mengerjakan ujian. Foto: iStock
Jakarta -

Testophobia adalah rasa takut ketika mengerjakan ujian. Fobia ini bukan merupakan dalam ranah psikologi maupun psikiater. Istilah ini umum digunakan untuk mendeskripsikan rasa takut ketika akan mengerjakan ujian.

Testophobia bisa dianggap sebagai phobia yang spesifik. Maksudnya dapat dikategorikan menjadi rasa takut yang intens, tidak masuk akal, dan dirangsang dari kehadiran atau menghindari suatu objek atau situasi.

Testophobia berhubungan dengan ketakutan sosial karena melibatkan ketakutan yang lama dan evaluasi orang lain. Testophobia terjadi ketika mengalami situasi ketakutan yang parah sehingga menyampinggan pikiran rasional dan menimbulkan perilaku yang berhubungan dengan kecemasan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Berikut penjelasan selengkapnya yang dikutip dari laman Psychology says:

Gejala Testophobia

Testophobia sangat berhubungan dengan kecemasan yang dipicu oleh situasi saat mengerjakan ujian atau mengikuti seleksi hingga kompetisi. Jika dibiarkan situasi ini akan berbahaya dan menyebabkan aktivasi sistem saraf simpatik dan menghasilkan serangkaian reaksi motorik yang tidak disengaja.

ADVERTISEMENT

Reaksi yang muncul yaitu jantung berdebar, tekanan darah meningkat, lemas, pusing, berkeringat, asam lambung meningkat, hingga serangan panik.

Testophobia dapat menyebabkan perilaku sekunder lainnya seperti kecemasan yang akan berdampak negatif pada aktivitas sehari-hari. Jika dibiarkan akan menimbulkan ketidaknyamanan. Testophobia termasuk dalam gangguan kecemasan.

Penyebab dan Perkembangan Testophobia

Dalam pengertian testophobia mungkin menghasilkan dampak negatif yang langsung dari kegagalan ujian atau dari tes sebelumnya. Bisa juga disebabkan oleh pengalaman dari evaluasi kegagalan walaupun hasil sebelumnya positif.

Testophobia juga dapat dikaitkan dengan harapan dan tuntutan yang dihasilkan oleh lingkungan terdekat yang tidak selalu sesuai dengan kinerja, kemampuan, atau minat orang tersebut.

Di sisi lain, fobia tipe situasional juga berkembang pada awal masa dewasa walaupun dalam beberapa kasus terjadi selama masa kanak-kanak yang akan terjadi sampai dewasa.

Cara Mengurangi Testophobia

Seperti phobia lainnya, ada strategi berbeda yang dapat membantu mengurangi pengalaman ketidaknyamanan yang terkait dengan situasi stres. Strategi ini berkaitan dengan menganalisis stimulus yang menimbulkan stress dan mempelajari cara mengatasi stres dalam situasi yang sama.

Dalam kasus spesifik testophobia, penting untuk memastikan situasi seputar penerapan tes (yaitu apa yang terjadi sebelum dan sesudah waktu untuk menyajikannya), menghasilkan pengalaman ketenangan dan bukan hanya stres.

Dengan kata lain, penting untuk menurunkan ketegangan yang disebabkan karena kebutuhan belajar yang berlebihan, dengan kegiatan atau pengalaman lain yang dapat memberikan relaksasi. Sama pentingnya dengan percaya diri mengelola hasil tes, terutama ketika kita mendapatkan hasil yang tidak terduga atau kurang memuaskan.

Poin pentingnya dalam mengurangi testophobia adalah mencoba melakukan relaksasi dan percaya diri dalam mengerjakan ujian.




(atj/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads