Memanasnya konflik Rusia Ukraina menyebabkan warga negara asing harus pindah, Pemerintah Indonesia juga melakukan evakuasi terhadap warga negara Indonesia (WNI).
Menyoroti hal tersebut, dosen Hubungan Internasional (HI) Universitas Airlangga (Unair) Radityo Dharmaputra menyebut Polandia dan Rumania menjadi opsi terbaik pemerintah Indonesia sebagai tempat evakuasi.
Kini, ada tiga negara yang menjadi tujuan evakuasi WNI yaitu Polandia, Rumania, dan Moldova. Ketiga negara tersebut berbatasan dengan Ukraina. Menurut Radityo opsi terbaik adalah Polandia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Polandia yang paling aman karena negara ini tergabung dalam Uni Eropa dan NATO. Selain itu, kalau ke Polandia, mereka cukup menerima pengungsi dengan baik. WNI pun akan lebih mudah diterbangkan ke Indonesia," ujar pengamat kawasan Rusia dan Eropa Timur tersebut.
Radityo juga menyebut akan adanya arus akan menjadi ramai akibat banyaknya pengungsi Ukraina menuju Polandia. Adapun, status keanggotaan Polandia Uni Eropa dan NATO dapat mencegah Rusia melakukan serangan jika konflik meluas.
Senada dengan Polandia, Rumania juga merupakan negara anggota Uni Eropa dan NATO. Ini juga merupakan opsi yang lebih baik ketimbang Moldova. Menurutnya Moldova terlalu berisiko karena merupakan wilayah konflik dan didukung Rusia.
Wilayah tersebut yaitu Transnistria yang dikabarkan menjadi salah satu pintu masuk pasukan Rusia ke Ukraina.
Pertimbangan dalam Proses Evakuasi WNI
Jika proses evakuasi berhasil dilakukan dari Polandia atau Rumania langkah selanjutnya yaitu pemulangan para WNI ke Indonesia.
"Utamanya terkait penerbangan wilayah. Harus diingat delapan tahun lalu ada pesawat Malaysia Airlines yang tertembak jatuh di kawasan konflik di Ukraina Timur," ujar Radityo.
Untuk itu, Radityo menyarankan agar evakuasi WNI harus dilakukan secara hati-hati.
"Kalau perlu berputar ke wilayah Selatan. Jangan melewati wilayah konflik seakan-akan perang hanya terpusat di Ukraina. Wilayah perbatasan tetap harus dijaga," kata Radityo.
Keadaan WNI yang Masih Tertahan
Kementerian Luar Negeri RI menyampaikan ada 13 WNI yang belum dievakuasi. Empat WNI di Kharkiv dan sembilan lainnya di Chernihiv. Menurut Radityo itu adalah situasi problematis.
Hal itu dikarenakan, pemerintah hanya dapat menunggu konflik mereda sehingga dapat melakukan evakuasi. Khususnya di wilayah Kharkiv di Timur Ukraina yang menjadi pusat konflik. Situasi tersebut menyebabkan evakuasi jalur darat tertahan.
"Seumpama wilayah itu masih dipegang Ukraina, maka serangan akan terus berlanjut. Tapi kalau Rusia berhasil mengambil alih, mungkin evakuasi memungkinkan. Namun, itu semua hanya hipotesis, kini belum bisa diprediksi arahnya ke mana," ungkap Radityo.
Radityo menyarakan agar pemerintah untuk memaksimalkan shelter dan logistik agar WNI dapat bertahan dalam beberapa hari ke depan. Termasuk WNI yang memilih tetap tinggal karena telah berkeluarga dengan warga Ukraina.
"Pemerintah Indonesia perlu tetap menawarkan evakuasi. Cuma jika memang mereka punya ikatan pernikahan dan emosional kita tidak perlu memaksa dan biarkan mereka ambil keputusan sendiri," kata Radityo.
Radityo mengapresisasi langkah Kedutaan Besar RI dan pemerintah Indonesia karena telah mengusahakan evakuasi WNI. Sejauh ini juga belum ada kabar WNI kesulitan evakuasi atau menjadi korban konflik secara langsung.
(atj/lus)