Plagiarisme merupakan hal yang harus dihindari terutama dalam lingkungan akademik. Misal dalam penulisan skripsi, jurnal, ataupun penulisan akademik lainnya.
Menurut KBBI plagiarisme adalah penjiplakan yang melanggar hak cipta. Secara sederhana perbuatan ini juga sering disebut pengambilan karangan orang lain.
Dalam hal ini, pihak perguruan tinggi dan juga mahasiswa perlu mencegah terjadinya plagiarisme karena bisa mengganggu integritas akademik atau prinsip-prinsip moral terkait dengan kebenaran, keadilan, kejujuran.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Yovita Marlina, Senior Manager Turnitin, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mendorong mahasiswa untuk mengerjakan sesuatu tanpa waktu yang mepet.
"Teman-teman mahasiswa menciptakan sesuatu jangan hanya mepet dan dikejar deadline akhirnya time management berantakan dan main ambil sumber atau referensi (dalam membuat tulisan)," ungkapnya saat diwawancara detikEdu, Rabu (2/3/2022).
Hal pertama yang harus dilakukan agar penulisan terhindar dari plagiarisme menurut Yovita adalah dengan menemukan ide dan mulailah menulis.
"Secara sederhana adalah bagaimana cara menciptakan sesuatu. Tidak gampang memang. Tapi pada kondisi pandemi ada sisi positif yakni mahasiswa punya banyak waktu untuk berpikir dan menulis sesuatu dengan ide," terangnya.
"Ide aja dulu. Punya ide orisinal aja dulu. Kemudian mengembangkan ide tersebut. Harus jujur dan percaya diri bahwa itu dari diri kita sendiri," imbuhnya.
Selain itu, ada juga beberapa hal yang bisa diperhatikan mahasiswa dalam menghindari plagiarisme. Di antaranya adalah sebagai berikut.
1. Melihat pedoman gaya pengutipan
Mahasiswa bisa melatih diri dengan mudah di web seperti modern languages association untuk belajar gaya pengutipan umum dan mengelola referensi yang baik.
2. Banyak membaca
Untuk meningkatkan skil menulis tentu diperlukan banyak referensi bacaan agar menemukan pola tulisan yang tepat tanpa plagiarisme.
3. Pelajari dan mengadopsinya
Ketika sudah membiasakan diri membaca, mahasiswa bisa mempelajarinya berulang dan mengadopsinya dengan ide asli sendiri yang ingin dibuat tulisan. Hal ini bisa melatih bagaimana mengelola referensi dalam tulisan akademik.
Sementara itu, Yovita berharap untuk para pendidik atau dosen juga bisa membantu para mahasiswa, tidak memberikan keputusan salah benar terhadap karya mahasiswa tapi juga mampu memberikan masukan dan panduan.
"Seperti Tools di Turnitin yang bisa memberikan umpan balik terhadap penulisan akademik. Tools ini tentu bukan untuk mengganti peran dosen tapi untuk membantu, memberikan panduan, hingga membangun integritas akademik," tuturnya.
Menurut Yovita, perguruan tinggi juga penting untuk mencari cara dalam melengkapi kemajuan dengan memiliki tools yang bisa mengecek plagiarisme. Karena hal itu bisa menjaga integritas atau institusi.
"Plagiarisme hanya sebagian kecil dari faktor yang membentuk integritas akademik. Yuk bareng-bareng kita bentuk integritas akademik tidak hanya soal siapa melakukan plagiarisme atau tidak," pungkasnya.
(faz/twu)