Ilmuwan Temukan Keberadaan Balkanatolia, Benua Kuno yang Hilang

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Keberadaan Balkanatolia, Benua Kuno yang Hilang

Kristina - detikEdu
Rabu, 02 Mar 2022 10:00 WIB
Peneliti berhasil menemukan keberadaan benua kuno yang disebut Balkanatolia.
Peta yang menunjukkan Balkanatolia 40 juta tahun yang lalu dan saat ini. Foto: Licht & GrΓ©goire MΓ©tais
Jakarta -

Sebuah tim ahli paleontologi dan geologi asal Perancis, Amerika, dan Turki telah menemukan keberadaan benua kuno yang hilang, yang mereka sebut Balkanatolia. Benua ini memisahkan daratan Eropa dari Asia.

Balkanatolia sendiri meliputi wilayah yang saat ini bernama Balkan dan Anatolia. Penelitian yang dipimpin oleh peneliti The French National Centre for Scientific Research (CNRS) ini menyebut benua tersebut sebelumnya dihuni oleh fauna yang sangat spesifik.

Mereka percaya bahwa mamalia dari Asia kemungkinan telah menjajah Eropa 34 juta tahun lalu. Temuan mereka diterbitkan dalam Earth Science Review edisi Maret 2022.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dilansir dari CNRS, selama jutaan tahun selama Zaman Eosen (55 hingga 34 juta tahun yang lalu), Eropa Barat dan Asia Timur membentuk dua daratan yang berbeda dengan fauna mamalia yang sangat berbeda:

Hutan Eropa adalah rumah bagi fauna endemik seperti Palaeotheres (kelompok punah yang berkerabat jauh dengan kuda, tetapi lebih mirip tapir), sedangkan Asia dihuni oleh fauna yang lebih beragam termasuk keluarga mamalia yang ditemukan saat ini di kedua benua tersebut.

ADVERTISEMENT

Para peneliti menyebut, sekitar 34 juta tahun yang lalu, Eropa Barat dijajah oleh spesies Asia, yang menyebabkan pembaruan besar-besaran fauna vertebrata dan kepunahan mamalia endemiknya, peristiwa ini disebut dengan 'Grande Coupure'.

Anehnya, fosil yang ditemukan di Balkan menunjukkan keberadaan mamalia Asia di Eropa selatan jauh sebelum peristiwa Grande Coupure, menunjukkan kolonisasi sebelumnya.

Tim yang dipimpin oleh peneliti CNRS telah menemukan penjelasan untuk paradoks ini. Mereka meninjau penemuan paleontologi sebelumnya, beberapa di antaranya berasal dari abad ke-19. Mereka juga sesekali meninjau kembali penanggalannya berdasarkan data geologis saat ini.

Tinjauan tersebut mengungkapkan bahwa sebagian besar Eosen, wilayah yang sesuai dengan Balkan dan Anatolia saat ini adalah rumah bagi fauna terestrial yang homogen, tetapi berbeda dari Eropa dan Asia Timur.

Fauna eksotis ini termasuk, misalnya, marsupial afinitas Amerika Selatan dan Embrithopoda (mamalia herbivora besar yang menyerupai kuda nil) yang sebelumnya ditemukan di Afrika. Atas hal tersebut, para peneliti meyakini bahwa wilayah itu dipastikan terdiri dari satu daratan, terpisah dari benua-benua tetangga.

Tim juga menemukan deposit fosil baru di Turki (BΓΌyΓΌkteflek) yang berasal dari 38 hingga 35 juta tahun yang lalu, yang menghasilkan mamalia yang afinitasnya jelas Asia, dan pertama kali ditemukan di Anatolia hingga sekarang. Mereka menemukan fragmen rahang milik Brontotheres, hewan yang menyerupai badak besar yang mati pada akhir Eosen.

Informasi yang berhasil dihimpun tersebut membantu menjelaskan sejarah keberadaan benua Eurasia ketiga yang mereka sebut Balkanatolia. Benua ini terjepit di antara Eropa, Afrika dan Asia sejak 50 juta tahun yang lalu dan menjadi rumah bagi fauna unik.




(kri/pal)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads