Ilmuwan Temukan Pohon Keluarga Terbesar Manusia, Ada 27 Juta Leluhur

ADVERTISEMENT

Ilmuwan Temukan Pohon Keluarga Terbesar Manusia, Ada 27 Juta Leluhur

Kristina - detikEdu
Jumat, 25 Feb 2022 20:02 WIB
Peneliti dari University of Oxfords Big Data Institute melakukan pemetaan keseluruhan hubungan genetik di antara manusia yang pernah ada.
Perkiraan lokasi persebaran nenek moyang manusia. Foto: Big Data Institute/Wohns et al.
Jakarta -

Sebuah penelitian berhasil memetakan keseluruhan hubungan genetik di antara manusia yang pernah ada. Hasilnya, terdapat hampir 27 juta leluhur di pohon evolusi.

Para peneliti dari University of Oxford's Big Data Institute yang terlibat dalam studi ini menggunakan metode baru dalam melakukan pemetaan data genom untuk ratusan ribu individu, termasuk dari ribuan orang prasejarah.

Mereka menggabungkan data dari berbagai sumber dan skala untuk mengakomodasi jutaan urutan genom. Yan Wong, ahli genetika evolusioner di Big Data Institute, dan salah satu penulis utama menjelaskan, silsilah keluarga ini memungkinkan untuk melihat keterkaitan antar setiap individu.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Silsilah ini memungkinkan kita untuk melihat bagaimana urutan genetik setiap orang berhubungan satu sama lain, di sepanjang semua titik genom," ucapnya, dilansir dari Science Daily, Jumat (25/2/2022).

Wilayah genomik individu hanya diwarisi dari satu orang tua, baik ibu atau ayah. Sehingga, nenek moyang setiap titik pada genom dapat dianggap sebagai pohon. Kumpulan pohon, yang dikenal sebagai "urutan pohon" atau "grafik rekombinasi leluhur," menghubungkan wilayah genetik dari waktu ke waktu dengan leluhur tempat variasi genetik pertama kali muncul.

ADVERTISEMENT

Temuan yang diterbitkan dalam Science baru-baru ini telah merekonstruksi genom nenek moyang dan menggunakannya untuk membentuk hubungan jaringan yang luas.

"Kekuatan pendekatan kami adalah membuat sangat sedikit asumsi tentang data yang mendasarinya dan juga dapat mencakup sampel DNA modern dan kuno," ucap penulis utama, Anthony Wilder Wohns, yang melakukan penelitian sebagai bagian dari PhD-nya di Big Data Institute dan sekarang menjadi peneliti postdoctoral di Broad Institute of MIT dan Harvard.

Studi ini mengintegrasikan data genom manusia modern dan purba dari delapan database berbeda dan memasukkan total 3.609 urutan genom individu dari 215 populasi. Genom purba termasuk sampel yang ditemukan di seluruh dunia dengan usia mulai dari 1.000 hingga lebih dari 100.000 tahun.

Algoritme memprediksi di mana nenek moyang yang sama harus ada di pohon evolusi untuk menjelaskan pola variasi genetik. Jaringan yang dihasilkan berisi hampir 27 juta leluhur.

Setelah menambahkan data lokasi pada genom sampel ini, para peneliti menggunakan jaringan untuk memprakirakan lokasi tempat tinggal nenek moyang yang diprediksi. Hasilnya berhasil menangkap kembali peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah evolusi manusia, termasuk migrasi keluar dari Afrika.

Meskipun peta silsilah sudah menjadi sumber daya yang sangat kaya, tim peneliti berencana untuk membuatnya lebih komprehensif dengan terus memasukkan data genetik yang tersedia. Penyimpanan data yang efisien ini membuat kumpulan data dapat dengan mudah menampung jutaan genom tambahan.

Para peneliti mengatakan, metode pemetaan genom ini dapat digunakan untuk sebagian besar makhluk hidup, mulai dari orang utan hingga bakteri. Meskipun, saat ini baru difokuskan pada manusia.




(kri/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads