Kendaraan Nabi Muhammad SAW saat Isra Miraj, menurut keterangan hadits, merupakan kendaraan yang sangat cepat hingga membantu beliau mempersingkat waktu perjalanan hanya dalam satu malam. Kendaraan apa yang dimaksud?
Mengutip Buku Teks Pendidikan Agama Islam pada Perguruan Tinggi Umum karya Furqon Syarief Hidayatullah, Rasulullah SAW melakukan perjalanan Isra Mi'raj dengan mengendarai buraq atau barqun. Buraq ini sendiri secara bahasa didefinisikan sebagai kilat atau cahaya.
"Menurut sunnah nabi, perjalanan malam itu (Isra Miraj) berlangsung sangat cepat, ditemani Malaikat Jibril dengan kendaraan buraq (barqun) artinya kilat," tulis keterangan buku terbitan IPB Press tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sejumlah ahli berpendapat, kata Buraq merupakan turunan dari beberapa kata dalam bahasa Arab. Ada yang menyebut asal katanya dari kata al bariq yang bermakna kilauan, ada pula yang mengatakan al barq dengan arti kilat.
Pendapat lainnya menyatakan kata buraq berasal dari sebuah ungkapan bahasa Arab syat barqa yang artinya domba putih bertotol hitam. Namun, buku Isra Miraj karya Ibnu Hajar Al-Asqalani dan Jalaluddin As-Suyuti, menyebutkan kemungkinan lain dari asal kata buraq tersebut.
Ahli Tafsir Ibnu Abi Hamzah mengatakan, buraq merupakan sebuah kata yang secara istimewa untuk menjelaskan suatu hewan tertentu. Istilah khusus untuk menjelaskan hewan tunggangan yang digunakan oleh Rasulullah SAW saat Isra Mi'raj.
Karakteristik buraq
Menurut bukti-bukti riwayat hadits, buraq merupakan sejenis hewan berwarna putih yang memiliki sayap di kedua pahanya. Ukuran tubuhnya lebih besar daripada keledai, namun lebih kecil dari bighal atau kuda.
Kecepatan hewan ini bahkan tidak dapat dijangkau oleh akal manusia. Langkah buraq dijelaskan dalam ungkapan denotatif sejauh matanya memandang. Dalam artian, buraq menjejakkan kaki pada setiap titik terjauh yang dilihatnya.
Abu Ya'la dan al Bazzar yang menarasikan riwayat hadits dari Ibnu Mas'ud RA menjelaskan, bila buraq menaiki bukit maka kedua kaki belakangnya terangkat. Sebaliknya, kedua kaki depannya yang terangkat bila buraq menuruni sebuah bukit.
Dalam hadits riwayat lain dari Tsa'labi, dijelaskan karakteristik buraq yang dinukil dari Ibnu Abbas RA. Ia berkata,
"Dia (Buraq) memiliki pipi seperti pipi manusia, tubuhnya seperti tubuh kuda, kaki-kakinya seperti kaki unta, kuku serta ekornya seperti kuku dan ekor sapi betina, dan dadanya seperti sebongkah batu mulia berwarna merah," dengan sanad hadits yang dhaif atau lemah.
Namun, masih perlu dilakukan kajian mendalam mengenai hewan tunggangan yang memiliki sayap ini. Sebab, kecepatan bergeraknya yang dianggap melebihi kecepatan cahaya dan kilat merupakan bagian dari kebesaran Allah SWT dan bukti kemuliaanNya kepada Nabi Muhammad SAW.
Hingga kini, ada situs batu yang diyakini sejumlah muslim sebagai tempat berpijaknya kaki Rasulullah SAW saat menaiki buraq . Situs tersebut bernama Al Shakhra atau batu tambatan buraq saat peristiwa Isra Miraj.
Situs batu ini, berdasarkan keterangan dari buku Situs-situs dalam Al Quran karya Syahruddin El-Fikri, terletak di dalam Masjid Kubah Batu atau Qubbat As Sakhrah. Sebagai salah satu masjid yang ada di Palestina dan dipercaya sebagai titik berangkatnya Nabi Muhammad SAW dalam peristiwa Mi'raj.
Wallahu'alam.
(rah/row)