Rusia Vs Ukraina, Ini Negara yang Pernah Melakukan Aneksasi Tapi Berakhir Fatal

ADVERTISEMENT

Round Up

Rusia Vs Ukraina, Ini Negara yang Pernah Melakukan Aneksasi Tapi Berakhir Fatal

Kristina - detikEdu
Jumat, 25 Feb 2022 08:00 WIB
Ukraina-Rusia: Invasi dimulai, Rusia gempur Ukraina dengan serangan rudal setelah Putin umumkan operasi militer khusus
Foto: BBC World
Jakarta -

Perang Rusia vs Ukraina seolah mengingatkan dunia untuk kembali menengok aneksasi yang berakhir fatal bagi para pemimpin negara. Mulai dari Jerman hingga Irak.

Seperti diketahui, invasi penuh Rusia ke Ukraina terjadi tak lama setelah Presiden Rusia Vladimir Putin mengumumkan operasi militer di Ukraina, Kamis (24/2/2022). Ledakan terdengar di kota Kiev, ibu kota Ukraina, dan beberapa kota di wilayah timur.

Dalam sejarah perang di dunia, sejumlah pemimpin negara mencatat kegagalannya sendiri akibat aneksasi atau pencaplokan suatu wilayah untuk diambil alih. Berikut dua di antaranya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Aneksasi Jerman ke Polandia

Invasi Polandia terjadi pada tahun 1939. Pasukan Jerman melancarkan serangan ke Polandia pada 1 September 1939. Invasi tersebut memicu Perang Dunia II. Menanggapi agresi Jerman, Inggris Raya dan Prancis menyatakan perang terhadap Nazi Jerman.

ADVERTISEMENT

Dilansir dari Ensiklopedia Holocaust, untuk membenarkan tindakan tersebut, propaganda Nazi menuduh Polandia menganiaya etnis Jerman yang tinggal di Polandia. Mereka juga secara salah mengklaim bahwa Polandia berencana, dengan sekutunya Inggris Raya dan Prancis, untuk mengepung dan memecah-belah Jerman.

Jerman secara keliru menuduh Polandia melakukan serangan ini. Pemimpin Nazi, Hitler, kemudian menggunakan tindakan tersebut untuk meluncurkan kampanye "pembalasan" terhadap Polandia.

Jerman melancarkan serangan mendadak saat fajar pada tanggal 1 September 1939, dengan kekuatan maju yang terdiri dari lebih dari 2.000 tank yang didukung oleh hampir 900 pesawat pengebom dan lebih dari 400 pesawat tempur.

Secara keseluruhan, Jerman mengerahkan 60 divisi dan hampir 1,5 juta orang dalam invasi. Dari Prusia Timur dan Jerman di utara, dan Silesia dan Slovakia di selatan, unit-unit Jerman dengan cepat menerobos pertahanan Polandia di sepanjang perbatasan dan maju ke Warsawa dalam serangan pengepungan besar-besaran.

Pada Oktober 1939, Jerman secara langsung mencaplok bekas wilayah Polandia di sepanjang perbatasan timur Jerman: Prusia Barat, Poznan (PoznaΕ„), Silesia Atas, dan bekas Kota Bebas Danzig. Sisa Polandia yang diduduki Jerman-termasuk kota Warsawa, Krakow (KrakΓ³w), Radom, dan Lublin-dijadikan sebagai Pemerintahan Umum.

Nazi Jerman menduduki sisa Polandia ketika menginvasi Uni Soviet pada Juni 1941. Polandia tetap berada di bawah pendudukan Jerman hingga akhir Januari 1945.

Kondisi ini telah memicu terjadinya Perang Dunia II. Dalam perang tersebut, Jerman adalah musuh utama Uni Soviet.

Dalam Perang Dunia II, sejumlah sumber menyebut, Hitler, menghabisi nyawanya sendiri pada 30 April 1945 sebelum Uni Soviet menyerangnya. Akhirnya, Jerman menyerah tanpa syarat kepada sekutu dan Uni Soviet pada Mei 1945.

Aneksasi Irak ke Kuwait berakhir Tergulingnya Pemimpin Negara>>>

Aneksasi Irak ke Kuwait

Seperti aneksasi yang dilakukan Hitler, pemimpin Irak, Saddam Hussein juga harus menerima kenyataan yang fatal akibat aneksasi yang dilakukannya terhadap Kuwait.

Invasi Irak ke Kuwait terjadi pada 2 Agustus 1990 sekitar pukul 2 pagi waktu setempat. Serangan ini mengakibatkan pasukan pertahanan Kuwait dengan cepat kewalahan dan pasukan yang tersisa memilih mundur ke Arab Saudi. Dalam hitungan jam kota Kuwait berhasil dikuasai Irak.

Dilansir dari History, dengan aneksasi ini, Irak menguasai 20 persen cadangan minyak dunia dan, untuk pertama kalinya, garis pantai substansial di Teluk Persia. Pada hari yang sama, Dewan Keamanan PBB mengecam invasi dan menuntut penarikan Irak dari Kuwait segera mungkin.

Pada 6 Agustus, Dewan Keamanan PBB memberlakukan larangan perdagangan di seluruh dunia dengan Irak. Pertahanan Amerika atas Arab Saudi dimulai ketika pasukan Amerika Serikat berlomba ke Teluk Persia pada 9 Agustus.

Sementara itu, Diktator Irak Saddam Hussein, membangun pasukan pendudukannya di Kuwait menjadi sekitar 300.000 tentara. Pada tanggal 29 November, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang mengizinkan penggunaan kekuatan terhadap Irak jika gagal menarik diri pada tanggal 15 Januari 1991.

Hussein menolak untuk menarik pasukannya dari Kuwait, yang telah dia dirikan sebagai provinsi Irak, dan sekitar 700.000 tentara sekutu, terutama Amerika, berkumpul di Timur Tengah untuk menegakkan tenggat waktu.

Hingga muncullah serangan besar-besaran dari Amerika Serikat terhadap Irak yang disebut dengan Operasi Badai Gurun. Pasukan darat Irak tidak berdaya selama serangan tersebut berlangsung.

Serangan koalisi darat dalam skala besar mulai berdatangan. Angkatan senjata Irak terpaksa dipukul mundur akibat senjata yang ketinggalan zaman. Kurang dari empat hari, Kuwait dibebaskan dan mayoritas angkatan bersenjata Irak menyerah atau dihancurkan.

Gencatan senjata kemudian diumumkan oleh Presiden Amerika Serikat George Bush pada tanggal 28 Februari. Kemudian, pada tanggal 3 April Dewan Keamanan PBB mengeluarkan Resolusi 687, yang menetapkan syarat-syarat untuk mengakhiri konflik secara resmi.

Krisis yang terjadi dalam peristiwa Perang Teluk II ini telah memecah negara-negara Arab. Bahkan, Irak juga dikucilkan dari dunia internasional. Dilansir dari AFP, pada tahun 2003, Kuwait menjadi jembatan bagi invasi yang dipimpin Amerika Serikat ke Irak untuk menggulingkan Saddam Hussein.


Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads