Mengenal Spionase, Kegiatan Intelijen Kumpulkan Informasi Rahasia

ADVERTISEMENT

Mengenal Spionase, Kegiatan Intelijen Kumpulkan Informasi Rahasia

Nikita Rosa - detikEdu
Jumat, 31 Des 2021 11:30 WIB
alutsista
Informasi sistem persenjataan merupakan salah satu target utama operasi spionase (Foto: Shutterstock/)
Jakarta -

Spionase merupakan kegiatan intelijen yang bisa dilakukan pada sebuah negara atau bahkan perusahaan untuk mencari informasi yang sifatnya rahasia. Dikutip dari laman resmi badan intelijen Inggris MI5, spionase adalah proses memperoleh informasi yang biasanya tidak tersedia untuk umum.

Tekniknya bisa menggunakan sumber manusia yakni agen atau sarana teknis dengan peretasan sistem komputer. Kegiatan spionase bisa juga melibatkan upaya untuk mempengaruhi pembuat keputusan dan pembentuk opini untuk menguntungkan kepentingan kekuatan asing.

Menurut MI5, kegiatan spionase punya daya rusak. Mengapa demikian, spionase berfokus pada pengumpulan informasi non-publik melalui cara-cara rahasia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Nah, setiap negara punya informasi tertentu yang memang dirahasiakan sejak awal karena jika diungkap dapat membahayakan keamanan nasional dan ekonomi negara, atau merusak hubungan internasional.

Karena sifatnya yang sensitif membuat informasi tersebut perlu dilindungi. Namun pada sisi lain, informasi tersebut sangat menarik bagi kegiatan spionase.

ADVERTISEMENT

Jika informasi ini diperoleh oleh mereka yang tidak memiliki hak untuk mengaksesnya, kerusakan serius dapat terjadi. Misalnya, kegiatan spionase untuk mencari rincian teknis dari sistem persenjataan.

Data teknis itu bisa dipakai untuk mencari kelemahan dari sistem persenjataan tersebut. Ada juga informasi terkait sumber daya utama seperti gas atau minyak. Kemudian pencurian teknologi rahasia sebuah negara. Teknologi ini sangat mungkin untuk ditiru hingga keamanan nasional negara tersebut dapat terancam.

Ciri-ciri tindakan spionase adalah sebagai berikut:

1. Bertujuan Mengambil Informasi Penting Lawan

Tidak semua informasi diambil dalam praktik spionase. Mereka berusaha mengambil informasi vital yang dapat menghancurkan stabilitas maupun ketahanan lawan.

2. Bersifat Rahasia

Individu maupun organisasi pelaku spionase tidak diketahui identitasnya. Agen spionase akan disusupkan sebagai agen dalam organisasi atau negara target dengan identitas lain. Sementara organisasi pelaku spionase menjaga kerahasiaan nama dan aktivitas mereka.

3. Dilakukan oleh Ahli

Tidak semua orang memiliki keahlian menjadi agen spionase. Pelaku spionase umumnya diberi pelatihan khusus oleh organisasi atau negara mereka berasal. Hal ini dilakukan agar operasi pencurian informasi dapat terlaksana dengan lancar.

Negara yang Melarang Spionase

Beberapa negara melarang adanya praktik spionase. Hal ini disebabkan spionase dapat mengganggu hubungan kerja sama antar negara dan menyalahi aturan kerahasiaan informasi.

Contoh negara yang melarang spionase adalah Indonesia dan Amerika Serikat. Praktik spionase di Indonesia diatur dalam Pasal 67 Kitab Undang-undang Pidana Militer (KUHPM). Pelaku spionase dapat dijatuhi hukuman mati atau penjara seumur hidup.

Negara lain yang juga melarang spionase adalah Amerika Serikat. Setelah berakhirnya Perang Dunia I, Amerika mengeluarkan Undang-undang yang mengatur spionase bernama Espionage Act.

Espionage Act melarang berbagi informasi yang dimaksudkan untuk mengganggu kepentingan militer Amerika atau membantu musuh-musuhnya. Hukuman yang diberikan bagi pelaku spionase adalah 20 tahun penjara dan denda sebanyak USD 20.000.

Sejarah Spionase

Dikutip dari Encyclopedia.com, spionase merupakan salah satu seni politik dan militer tertua dalam sejarah dunia.

Firaun dalam sejarah Mesir kuno disebut merekrut agen spionase untuk mencari orang-orang yang kesetiaannya diragukan serta untuk menemukan suku yang dapat ditaklukkan dan diperbudak.

Dari 1.000 SM seterusnya, operasi spionase Mesir difokuskan pada intelijen asing tentang kekuatan politik dan militer saingan Yunani dan Roma.

Kegiatan spionase terus berkembang menjadi lebih modern apalagi semenjak memasuki fase revolusi industri. Penemuan alat transportasi dan teknologi komunikasi mengubah operasi spionase menjadi lebih modern dan canggih.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads