Ada 14 Spesies Baru Celurut di Sulawesi, Penemuan Besar di Kerajaan Hewan

ADVERTISEMENT

Ada 14 Spesies Baru Celurut di Sulawesi, Penemuan Besar di Kerajaan Hewan

Novia Aisyah - detikEdu
Senin, 20 Des 2021 12:22 WIB
14 spesies baru tikus celurut di sulawesi
Foto: Dok. Kevin Rowe dalam situs LSU
Jakarta -

Penemuan besar di kerajaan hewan baru-baru ini terjadi di Indonesia. Sekelompok peneliti yang dipimpin oleh pakar mamalia Louisiana State University (LSU), Jake Esselstyn, menemukan 14 spesies endemik baru tikus celurut di Pulau Sulawesi.

Dikutip dari situs resmi mereka, jumlah ini adalah penemuan mamalia baru terbanyak yang diterbitkan dalam jurnal ilmiah sejak tahun 1931. Esselstyn menemukannya setelah selama satu dekade meneliti celurut-celurut di sana bersama rekan satu timnya yang juga terdiri dari orang Indonesia.

Para peneliti yang tergabung adalah, mahasiswa doktoral LSU Heru Andika, alumnus LSU Mark Swanson, Anang Achmadi dari Institut Sains Indonesia di Cibinong, Thomas Giarla dari Siena College di Loudonville New York, dan Kevin Rowe dari Museums Victoria Australia.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

14 Spesies Baru Tikus Celurut di Sulawesi

Para peneliti yang dipimpin oleh Esselstyn ini mencatat penemuan mereka dalam sebuah karya berjudul 'Fourteen New, Endemic Species of Shrew (genus Crocidura) from Sulawesi Reveal Spectacular Island Radiation'. Tulisan mereka ini diterbitkan melalui Bulletin of the American Museum of Natural History.

Esselstyn mengatakan, penelitian mereka itu terkadang membuatnya frustasi. Pasalnya, para peneliti biasanya menemukan satu spesies baru dalam satu waktu. Sementara, pada penelitiannya kali ini, mereka tidak menemukan apapun dalam tahun-tahun pertama.

ADVERTISEMENT

Para ilmuwan tersebut baru menemukan titik terang saat memeriksa koleksi data genetik dan spesimen baru yang mereka kumpulkan antara tahun 2010 dan 2018, yang dikombinasikan dengan spesimen lama yang dikumpulkan pada 1916.

Totalnya, mereka menganalisis hampir 1.400 spesimen dan mendapati 21 spesies di Sulawesi, termasuk 14 spesies baru tersebut. Kini, keanekaragaman tikus celurut di Pulau Sulawesi tiga kali lebih banyak ketimbang yang diketahui dari pulau mana pun.

Celurut adalah kelompok mamalia yang beragam dan merupakan pemakan serangga. Sejauh ini ada 461 spesies yang diketahui dan tersebar hampir di seluruh dunia. Dibandingkan mamalia lainnya, tikus celurut adalah adalah kerabat yang lebih dekat dari landak serta tikus mondok.

Esselstyn sendiri mulai tertarik menguji hipotesis ekologi dan evolusi keragaman celurut di Indonesia sejak lulus dari University of Kansas. Dia dan Achmadi kemudian mulai meneliti tikus celurut di Pulau Sulawesi sejak 2010. Mereka pun segera menyadari ada terlalu banyak spesies yang tidak terdokumentasi untuk bisa menguji hipotesisnya.

Setelah penemuannya itu, kini Esselstyn tertarik mengeksplorasi faktor geografis, geologis, biologis yang menyebabkan keanekaragaman hayati di Pulau Sulawesi yang luar biasa.




(nah/lus)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads