Bahasa gaul adalah bahasa yang bersifat non formal. Biasanya penggunaan bahasa gaul terbatas pada kalangan tertentu dan bersifat sementara. Bahasa gaul awalnya merupakan kode yang digunakan oleh kalangan tertentu.
Namun seiring perkembangannya, bahasa gaul tidak hanya merupakan sandi melainkan menjadi bahasa populer yang digunakan sehari-hari. Bahasa gaul sendiri sudah ada sejak tahun 1970-an. Awalnya istilah-istilah dalam bahasa gaul digunakan untuk merahasiakan isi obrolan dalam komunitas tertentu.
Mengapa bahasa gaul banyak yang membingungkan? Berikut penjelasan dari pakar Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta yang dikutip dari akun resmi Instagram UII:
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bahasa bersifat dinamis dan selalu ada atau istilah yang hilang dan bermunculan. Kata-kata gaul muncul dan berkembang dengan cepat karena penggunaan media sosial yang semakin luas.
Bahasa gaul mungkin terdengar random tetapi memiliki pola sebagai berikut:
1. Singkatan
Singkatan gaul dirangkai berdasarkan huruf depan dari masing-masing kata penyusunnya. Contohnya yaitu Takut Banget Loch (TBL), bete (BT: boring total), JBJB (join bareng), Maaf Join Bareng (MJB), pemberi harapan palsu (PHP).
2. Akronim
Akronim gaul disusun dengan mengambil suku kata dari masing-masing kata penyusunnya. Contohnya yaitu baper (bawa perasaan), caper (cari perhatian), bucin (budak cinta), kuproy (kuli proyek), jamet (jawa metal), pargoy (partai goyang).
3. Pemendakan Suku Kata
Kata-kata tertentu dipendekkan sesuai dengan cara baca cepatnya atau mengambil satu suku kata saja. Contohnya: bet (banget), kek (kayak), jan (jangan), cans (cantik), gans (ganteng).
4. Serapan dari Bahasa Lain
Kata-kata gaul yang diambil dari bahasa asing maupun bahasa daerah. Sebagian kata diadopsi apa adanya namun ada juga yang dimodifikasi untuk disesuaikan dengan lidah orang Indonesia.
Contohnya: wicis (Inggris, which is, yang mana), lebih prefer (lebih memilih), cekidot (check it out), lu- gue (Bahasa Min Selatan lu-goa, kamu dan aku), cuan (Bahasa Min Selatan, choan yaitu penghasil keuntungan), ceunah (Sunda).
5. Imbuhan Kata Manasuka
Bahasa Indonesia yang ditambahkan dengan imbuhan bahasa lain. Contohnya yaitu jujurly (sejujurnya ditambahkan ly), akhlakless (tidak berakhlak, dengan imbuhan less), unfaedah (tidak berfaedah dengan imbuhan un), sefruit (sebuah), mengsedih (bersedih).
6. Sisipin -ok-
Sisipin -ok- merupakan warisan dari Bahasa Prokem yang populer di era 70-an. Sisipan ini digunakan dengan mengambil suku kata dari suatu kata kemudian disisipi ok.
Contoh: bokap (bapak), cembokur (cemburu), doku (duit), gokil (gila).
7. Modifikasi Penulisan Kata
Modifikasi penulisan kata banyak dilakukan untuk membentuk kata-kata gaul yang ditemui saat ini. Contohnya ngokhey/oghey (ok), bhaiq (baik, ungkapan konfirmasi), lebay (berlebihan)
8. Metatesis
Metatesis adalah perubahan letak bunyi, huruf, atau suku kata.
Seperti sabi (bisa), ucul (lucu), ngab (bang, sapaan), dan tubir (ribut).
Nah itulah alasan mengapa bahasa gaul kerap membingungkan. Sampai di sini, sudah paham kan, detikers?
(atj/nwy)