Surat Al Ahzab Ayat 53: Etika Bertamu di Rumah Tetangga

ADVERTISEMENT

Surat Al Ahzab Ayat 53: Etika Bertamu di Rumah Tetangga

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Senin, 13 Des 2021 14:30 WIB
Quran Best Photo
Ilustrasi Al Quran. Surat Al Ahzab ayat 53 beserta latin dan artinya. (Foto: Istimewa)
Jakarta -

Surat Al Ahzab ayat 53 mengandung hukum-hukum syariah terutama dalam etika bertamu di rumah orang lain. Selain itu, aturan mengenai hijab (pembatas) bagi tamu perempuan dan laki-laki juga disinggung dalam ayat ini.

Aturan dalam ayat ini diturunkan Allah SWT dalam konteks saat Nabi Muhammad SAW menggelar pernikahan dengan istrinya Zainab binti Jahsy. Saat itu, beliau mengundang sejumlah tamu ke rumahnya untuk mencicipi hidangan walimahan.

Adapun bunyi bacaan surat Al Ahzab ayat 53 dilengkapi dengan latin beserta artinya adalah sebagai berikut,

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Surat Al Ahzab Ayat 53, Latin Beserta Artinya

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا تَدْخُلُوا بُيُوتَ النَّبِيِّ إِلَّا أَنْ يُؤْذَنَ لَكُمْ إِلَىٰ طَعَامٍ غَيْرَ نَاظِرِينَ إِنَاهُ وَلَٰكِنْ إِذَا دُعِيتُمْ فَادْخُلُوا فَإِذَا طَعِمْتُمْ فَانْتَشِرُوا وَلَا مُسْتَأْنِسِينَ لِحَدِيثٍ ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ يُؤْذِي النَّبِيَّ فَيَسْتَحْيِي مِنْكُمْ ۖ وَاللَّهُ لَا يَسْتَحْيِي مِنَ الْحَقِّ ۚ وَإِذَا سَأَلْتُمُوهُنَّ مَتَاعًا فَاسْأَلُوهُنَّ مِنْ وَرَاءِ حِجَابٍ ۚ ذَٰلِكُمْ أَطْهَرُ لِقُلُوبِكُمْ وَقُلُوبِهِنَّ ۚ وَمَا كَانَ لَكُمْ أَنْ تُؤْذُوا رَسُولَ اللَّهِ وَلَا أَنْ تَنْكِحُوا أَزْوَاجَهُ مِنْ بَعْدِهِ أَبَدًا ۚ إِنَّ ذَٰلِكُمْ كَانَ عِنْدَ اللَّهِ عَظِيمًا

Bacaan latin: Yā ayyuhallażīna āmanụ lā tadkhulụ buyụtan-nabiyyi illā ay yu`żana lakum ilā ṭa'āmin gaira nāẓirīna ināhu wa lākin iżā du'ītum fadkhulụ fa iżā ṭa'imtum fantasyirụ wa lā musta`nisīna liḥadīṡ, inna żālikum kāna yu`żin-nabiyya fa yastaḥyī mingkum wallāhu lā yastaḥyī minal-ḥaqq, wa iżā sa`altumụhunna matā'an fas`alụhunna miw warā`i ḥijāb, żālikum aṭ-haru liqulụbikum wa qulụbihinn, wa mā kāna lakum an tu`żụ rasụlallāhi wa lā an tangkiḥū azwājahụ mim ba'dihī abadā, inna żālikum kāna 'indallāhi 'aẓīmā

ADVERTISEMENT

Artinya: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu memasuki rumah-rumah Nabi kecuali jika kamu diizinkan untuk makan tanpa menunggu waktu masak (makanannya), tetapi jika kamu dipanggil maka masuklah dan apabila kamu selesai makan, keluarlah kamu tanpa memperpanjang percakapan. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mengganggu Nabi sehingga dia (Nabi) malu kepadamu (untuk menyuruhmu keluar), dan Allah tidak malu (menerangkan) yang benar. Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (istri-istri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. (Cara) yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka. Dan tidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan tidak boleh (pula) menikahi istri-istrinya selama-lamanya setelah (Nabi wafat). Sungguh, yang demikian itu sangat besar (dosanya) di sisi Allah."

Menurut tafsir dari Al Quran Kementerian Agama (Kemenag), isi kandungan dalam ayat ini adalah etika bertamu di rumah Rasulullah SAW. Namun, etika sopan santun dalam bertamu yang dijelaskan ayat ini pula dapat diteladani dalam kehidupan sehari-hari bagi umat muslim.

Untuk itu, detikcom merangkum etika bertamu di rumah tetangga sesuai dengan syariat dalam surat Al Ahzab ayat 53 adalah sebagai berikut,

Etika Bertamu di Rumah Tetangga atau Orang Lain

1. Melarang orang-orang yang beriman untuk memasuki rumah orang lain tanpa izin dari pemiliknya.

2. Bila diizinkan oleh pemilik rumah, sebaiknya dilakukan dengan tanpa menunggu waktu masak makanannya. Dalam ayat ini dijelaskan, bila bertamu dan pemiliki rumah masih sibuk menyiapkan jamuan, hal itu dikhawatirkan akan menganggu keluarga pemilik rumah.

Selain itu, disebutkan pula akan menggangu para istri. Konteks dalam ayat ini dijelaskan, dikhawatirkan para tamu dapat melihat sebagian anggota tubuh istri Nabi SAW yang tidak boleh terlihat saat sedang memasak.

3. Bila diundang untuk bertamu, usahakan jangan terlalu memperpanjang percakapan. Hal ini pula dikhawatirkan akan menganggu pemilik rumah yang segan untuk meminta tamu pulang.

Dalam surat Al Ahzab ayat 53 dijelaskan, pada kasus Rasulullah SAW, beliau terlalu malu untuk meminta para tamunya untuk menghentikan obrolan dan pertemuan di rumahnya.

"Hal itu benar-benar mengganggu Nabi saw, dan beliau sendiri merasa malu untuk menyuruh tamunya keluar. Akan tetapi, Allah tidak segan untuk menerangkan yang benar. Allah mengajarkan kesopanan di dalam rumah tangga supaya diperhatikan oleh seluruh tamu-tamu yang berkunjung ke rumah orang," tulis tafsir Kemenag.

Dikisahkan dari Anas RA, ia berkata dalam salah satu riwayat,

"Ada beberapa orang lelaki yang masih asyik dalam percakapannya di dalam rumah Rasulullah SAW, sedangkan istri Rasulullah SAW yang baru dinikahinya ada bersama mereka, memalingkan wajahnya ke arah tembok.

Ternyata mereka memperpanjang percakapannya. Hal itu membuat Rasulullah SAW keberatan, tetapi beliau tidak mau menegur mereka karena beliau adalah orang yang sangat pemalu.

Seandainya diberi tahu, pastilah mereka merasa tidak enak karena sedang asyik dalam obrolannya. Maka Rasulullah SAW pergi dan menemui tiap-tiap istrinya di kamar­nya masing-masing, kepada tiap orang dari mereka beliau mengucapkan salam. Ketika para hadirin yang masih ada melihat Rasulullah SAW tiba, mereka baru sadar bahwa diri mereka merepotkan Rasulullah SAW. Karena itu, mereka segera bangkit menuju pintu, lalu keluar,"

4. Bila ada urusan dengan istri dari pemilik rumah, hendaklah menggunakan pembatas dan tidak berhadapan langsung. Beberapa ulama juga menafsirkan, pembatas yang dijelaskan dalam ayat ini adalah hijab bagi wanita.

Imam al-Bukhari meriwayatkan dari Anas bahwa Umar bin Khattab pernah berkata,

"Wahai Rasulullah, sesungguhnya istri-istrimu sering didatangi tamu orang baik dan orang jahat, seandainya engkau membuat tabir untuk mereka tentu lebih baik,"

Hal ini pula yang disebut-sebut jumhur ulama sebagai sebab Allah SWT menurunkan ayat hijab yang terkandung dalam surat Al Ahzab ayat 53 ini.




(rah/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads