Ini Material yang Dikeluarkan Awan Panas Gunung Semeru & Dampaknya

ADVERTISEMENT

Ini Material yang Dikeluarkan Awan Panas Gunung Semeru & Dampaknya

Novia Aisyah - detikEdu
Minggu, 05 Des 2021 12:00 WIB
Aktivitas Gunung Semeru masih terus dipantau usai erupsi pada Sabtu (4/12) lalu. Warga pun diminta waspada potensi awan panas-lahar dingin dari aktivitas Semeru
Foto: ANTARA FOTO/Ari Bowo Sucipto
Jakarta -

Gunung Semeru yang memiliki julukan Paku Pulau Jawa mengeluarkan awan panas guguran atau APG. Istilah erupsi sebelumnya diluruskan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Timur melalui keterangan dari Kasi Kedaruratan BPBD Jatim pada detikcom.

Gunung Semeru sendiri termasuk dalam gunung berapi tipe A. Mengutip dari laman Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi, gunung api tipe A adalah gunung berapi yang punya catatan sejarah letusan sejak tahun 1600. Di Indonesia, ada 76 gunung api tipe A, termasuk Gunung Merapi, Bromo, Kelud, Salak, Ijen, Dieng, dan sebagainya.

Untuk lebih memahami material apa saja yang dikeluarkan oleh Gunung Semeru dan dampaknya pada tubuh manusia, serta perbedaaannya dengan erupsi, simak paparannya berikut ini.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Material yang Dikeluarkan oleh Gunung Semeru dan Dampaknya

Kasi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nurseno menegaskan, yang terjadi pada aktivitas Gunung Semeru pada Sabtu (04/12/2021) adalah awan panas guguran (APG).

"Jadi untuk meluruskan saja, agar tidak terjadi kepanikan di masyarakat. Bahwa yang terjadi di Gunung Semeru ialah awan panas guguran," jelas Satriyo kepada wartawan, dilansir dari detiknews pada Minggu (05/12/2021).

ADVERTISEMENT

Satriyo memaparkan, awan panas guguran adalah peristiwa ketika suspensi dari material gunung berupa batu, kerikil, abu, pasir dalam suatu massa gas vulkanik panas keluar dari gunung berapi.

Menurutnya material-material ini bisa menempuh kecepatan 100 kilometer per jam dan mengikuti lereng gunung berapi. Dari jauh aliran turbulennya akan tampak seperti awan bergulung-gulung yang turun lereng. Apabila terjadi di malam hari, penampakannya terlihat membara.

Menambahkan dari Badan Geologi Kementerian ESDM, awan panas ini bisa menempuh hingga puluhan kilometer. Awan panas juga biasanya menghasilkan suara tidak sebergemuruh longsoran biasa karena tingginya tekanan gas pada material akan menyebabkan benturan antarbebatuan atau material dalam awan panas tidak terjadi. Artinya, benturan teredam oleh gas.

Awan panas guguran terjadi karena runtuhnya kubah lava yang bersuhu sekitar 500-600°C oleh tekanan magma serta pengaruh gravitasi.

Awan panas guguran terbentuk terutama karena proses gravitasi menyebabkan pembongkaran kubah lama yang sebelumnya sudah ada. Hal ini menyebabkan fragmen penyusun awan panas relatif besar.

Arah luncuran awan panas memiliki kecenderungan yang ditentukan dengan arah aliran-aliran hulu sungai di lereng gunung api, yang lokasinya ada di bawah kubah lava yang diluncurkan. Material berat akan meluncur menuju alur sungai, sementara awan yang tampak bergulung-gulung akan menyelimuti aliran massa awan panas dan melebar ke tepi kiri dan kanan alur hulu sungai.

Jarak jangkauan awan panas sendiri ditentukan dengan kecepatan alirnya. Terlebih, kecepatan alir ini juga bergantung pada morfologi dan kelerengan atau gradien alur lembah sungai.

Endapan awan panas terdiri dari dua bagian. Endapan bagian bawah memiliki ketinggian beberapa meter atau puluhan meter tebalnya. Di dasar lembah sungai biasanya juga terdiri dari material berbutir kasar.

Sementara, endapan bagian atas terdiri dari material abu. Fisher & Schmincke (1984) mengatakan seperti dikutip dari Badan Geologi Kementerian ESDM, endapan awan panas memiliki variasi yang mencerminkan tipe letusan dan pengendapan.

Letusan awan panas bisa menghasilkan hubungan endapan awan panas dan piroklastik surge atau hanya awan panas saja atau hanya piroklastik saja.

Perbedaan dua jenis endapan dapat dilihat dari pemilahan dan struktur endapannya. Endapan awan panas terpilah buruk dan masif. Sedangkan piroklastik surge memiliki butir yang lebih halus dan terdapat struktur lapisan.

Proses pengendapan awan panas juga terjadi di dasar lembah dan mengalami penebalan pada lokasi yang jaraknya jauh dari sumber endapan.

Suhu awan panas juga dapat diukur dari arang kayu di pepohonan yang dilewati awan panas tersebut. Namun, pepohonan ini juga terbenam di dalam endapan awan panas.

Contoh arang diambil dari endapan awan panas yang ada, utamanya pada endapan tua. Mengutip dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pemerintah Kabupaten Kendal, awan panas bisa menyebabkan luka bakar terbuka pada bagian tubuh seperti kepala, leher, lengan, atau kaki. Awan panas juga dapat mengakibatkan sesak napas.

Perbedaan Awan Panas dan Erupsi

Kasi Kedaruratan BPBD Jatim, Satriyo Nurseno juga menjelaskan apa yang dimaksud dengan erupsi. Menurutnya, erupsi adalah peristiwa di mana magma keluar ke permukaan bumi dan bentuknya bisa berbeda-beda untuk setiap gunung api.

"Erupsi bisa efusif, yaitu lava keluar secara perlahan dan mengalir tanpa diikuti dengan suatu ledakan atau eksplosif, yaitu magma keluar dari gunung api dalam bentuk ledakan. Dalam erupsi yang eksplosif, terbentuk endapan piroklastik, sedang dalam erupsi efusif terbentuk aliran lava. Secara garis besar ada tiga tipe erupsi, yaitu Hawaiian, Strombolian, dan Vulkanian,"papar Satriyo.

Dikutip dari Badan Geologi Kementerian ESDM, erupsi tipe hawaiian diambiil dari kata Hawaii. Cirinya adalah erupsi lava dari kawah dalam waktu cukup lama. Berdaarkan bentuk fisik, gunung dengan erupsi hawaiian punya bentuk perisai, yaitu tubuh gunung lebih besar dari tinggi gunung.

Selanjutnya, istilah strombolian diambil dari gunung api Stromboli di Italia yang lokasinya di Laut Thyrene, Mediterania. Ciri erupsi strombolian adalah adanya erupsi-erupsi kecil dari gas dan fragmen atau serpihan magma.

Material yang dikeluarkan akan jatuh kembali ke dalam kawah atau di sekitar bibir kawah. Namun, saat erupsi strombolian lebih besar, lava mengalir ke lereng di sekitarnya.

Gunung api disebut mempunyai tipe strombolian umumnya ketika erupsi material padat yang dikeluarkan kurang lebih sama dengan material yang mengalir sebagai aliran lava.

Gunung api tipe strombolian juga punya kawah yang biasanya berbentuk lingkaran. Tubuh dan lereng gunungnya juga tersusun dari batuan skoria hasil lontaran saat erupsi.

Terakhir, tipe erupsi vulkanian diambil dari nama Gunung Volcano yang ada di Kepulauan Lipar, Italia. Erupsinya bersifat eksplosif dari tingkat lemah ke katastropik. Magma yang membentuk tipe vulkanian juga punya sifat antara basa dan asam atau dari andesit ke dasit.

Erupsi vulkanian disebabkan lubang kepundan tertutup sumbat lava atau magma yang membeku di pipa magma setelah erupsi terjadi. Erupsi vulkanian mengeluarkan material hancuran dari puncak gunung api dan material baru dari magma yang keluar.

Salah satu ciri erupsi vulkanian adalah asap erupsi yang membumbung tinggi ke atas lalu melebar menyerupai bentuk cendawan. Asap erupsi akan membawa abu dan pasir yang kemudian turun menjadi hujan abu dan pasir.

Berbeda dari dua tipe sebelumnya, dalam erupsi vulkanian, tidak terdapat aliran lava.

Itulah material awan panas guguran yang dikeluarkan oleh Gunung Semeru sekaligus bedanya dengan erupsi. Semoga informasinya membantu, detikers!

Simak Video 'Update! Korban Meninggal Dampak Erupsi Semeru Jadi 13 Orang':

[Gambas:Video 20detik]



(nah/erd)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads