Berbagai kebiasaan belajar yang keliru, nyatanya kerap dilakukan oleh pelajar hingga mahasiswa. Kebiasaan belajar yang kurang tepat mungkin saja tidak mempengaruhi nilai untuk saat ini, tetapi tidak selamanya berhasil.
Pandangan ini sejalan dengan yang dikatakan oleh Profesor Psikologi Universitas Virginia, Daniel Willingham seperti dilansir dari American Psychological Association. "Jika tergetmu secara keseluruhan adalah mengerjakan tes dengan baik keesokan hari dan tidak peduli akan mengingatnya atau tidak, sistem kebut semalam bisa berhasil," kata dia.
Namun Willingham menambahkan, hal ini tidak akan berhasil apabila kamu duduk di bangku S2. Sistem belajar yang keliru bisa menggagalkan karier dan belajar dengan sistem kebut semalam (SKS) akan menjadi strategi yang tidak lagi adaptif.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Melansir pendapat beberapa ahli dalam American Psychological Association dan University of Ottawa, ada beberapa kebiasaan keliru dalam belajar yang bisa menghambat prestasi akademik. Apa saja?
12 Kebiasaan Keliru dalam Belajar
1. Belajar dengan Sistem Kebut Semalam
Willingham menjelaskan, saat kita belajar secara SKS, maka ingatan tentang konsep yang dipelajari akan terkait dengan waktu dan lingkungan tertentu. Hal ini menjadikan materi tersebut lebih sulit diserap.
Melakukan distribusi belajar sepanjang semester justru akan membuat penyerapan materi lebih tahan lama. Pernyataan Willingham ini didukung oleh Buletin Psikologis di tahun 2006 Volume 132 Nomor 3. Para penulis dalam buletin tersebut menemukan, saat responden belajar pada dua waktu berbeda, mereka mengingat materi lebih banyak.
2. Mengonsumsi Makanan Tidak Sehat
Pelajar kerap kali memilih makanan yang tinggi lemak, namun nol kalori. Padahal, makanan seperti ini tidak memberikan energi yang dibutuhkan untuk bekerja secara efektif dan memiliki dampak buruk pada otak. Sebuah studi dalam Jurnal Alzheimer Volume 14 Nomor 2 telah mengaitkan berkurangnya ingatan dengan pola makan tinggi lemak dan kolesterol.
3. Memberi Highlight pada Poin Penting dalam Materi
Willingham menyatakan, memberi highlight pada tulisan yang tengah dipelajari adalah sesuatu yang tidak ada gunannya untuk membantu kita mengingat pelajaran. Sebab, pelajar tidak diharuskan untuk terlibat dengan materinya.
Sebaiknya, para pelajar melakukan strategi yang lebih efektif yang dapat mendorong mereka memikirkan poin penting pada materi. Contohnya seperti menuliskan poin penting, menguraikan kecocokan beberapa artikel/materi yang dibaca, atau merenungkan sejenak kecocokan materi yang sudah dibaca dengan gambaran yang lebih besar.
4. Melakukan Kegiatan Multitasking
Banyak orang yang bangga dengan kemampuan melakukan beberapa pekerjaan sekaligus di waktu bersamaan atau multitasking. Padahal, sebuah penelitian dalam Jurnal Psikologi Eksperimen tahun 2006 mengungkap aktivitas seperti ini mengurangi efisiensi. Mental kita membutuhkan waktu lebih banyak setiap kali berpindah tugas.
5. Tidak Berolahraga
Olahraga akan meningkatkan aliran darah ke otak bagian hippocampus. Demikian dikatakan dalam studi Proceedings of the National Academy of Sciences. Penelitian-penelitian lain juga mengatakan, orang yang berolahraga secara teratur dapat melakukan tes memori lebih baik dan punya tingkat stres lebih rendah.
6. Kurang Tidur
Penelitian menunjukkan, tidur dapat meningkatkan kemampuan otak dalam mengingat sesuatu. Para ahli merekomendasikan agar orang dewasa tidur dari 7 hingga 9 jam per hari dan pergi serta bangun tidur di jam yang sama, bahkan di hari minggu.
Klik selanjutnya..