Mengenal Ulos, Kain Tenun Khas Suku Batak yang Penuh Makna

ADVERTISEMENT

Mengenal Ulos, Kain Tenun Khas Suku Batak yang Penuh Makna

Kholida Qothrunnada - detikEdu
Kamis, 18 Nov 2021 19:30 WIB
Serba-serbi Kain Ulos
Foto: shutterstock
Jakarta -

Ulos dikenal sebagai kain khas dari suku di Sumatera Utara yakni Batak. Kain ini kerap digunakan pada upacara adat.

Pada awalnya kain ulos digunakan sebagai pakaian sehari-hari masyarakat Batak. Selain dipakai untuk pengganti baju maupun sarung, ulos juga dipakai sebagai penutup kepala, hingga selendang.

Dalam booklet bertajuk "Mengenal Ulos" oleh Titit Lesatri, S.Si disebutkan bahwa bagi masyarakat Batak, ulos merupakan benda yang mempunyai kekuatan dan kedudukan tinggi. Oleh karena itu, terdapat banyak pantangan dan larangan yang tidak boleh diabaikan.

Misalnya, panjang ulos haruslah mengikuti aturan tertentu, jika aturan tersebut tidak dipakai maka bisa saja akan berakibat maut pada 'tondi' atau roh si penerima ulos. Sebaliknya, apabila ulos dibuat sesuai dengan aturan dengan ukuran dan pola tertentu, maka ulos dapat dijadikan sebagai pembimbing dalam kehidupan.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ulos yang dipakai oleh laki-laki bagian atasnya disebut dengan hande-hande. Sedangkan bagian dbawah disebut dengan singkot. Ulos sebagai penutup kepala disebut tali-tali, bulang-bulang, atau detar.

Pada perempuan bagian bawah ulos disebut haen, yang dipakai hingga batas dada. Hoba-hoba merupakan sebutan untuk penutup punggung. Ulos yang dipakai sebagai selendang disebut ampe-ampe. Ulos untuk penutup kepala disebut saong. Ulos yang digunakan perempuan untuk menggendong anaknya disebut dengan parompa.

ADVERTISEMENT

Di setiap ujung pangkal kain ulos, terdapat benang yang dipintal disebut dengan rambu. Jumlah rambu bisa terdiri dari lima atau sepuluh, atau tergantung kepada besar benangnya. Antara badan ulos dan rambu akan dibuat sirat (corak), yang berfungsi untuk menyatukan ulos itu sendiri agar benangnya tidak lepas, sekaligus sebagai hiasan untuk memberikan kesan indah pada ulos.

Ulos mempunyai fungsi simbolik sebagai busana khusus untuk upacara, kegiatan atau ritual dalam adat istiadat kehidupan masyarakat Batak. Namun, belakangan ini ulos juga bernilai ekonomis sebagai mata pencaharian, karena macam-macam ulos saat ini sudah banyak dijual di pasar-pasar.

Ulos memiliki berbagai jenis, ukuran, cara pemakaian, dan tujuan penggunaanya. Ulos yang terbuat dari bahan benang, biasanya dikerjakan dengan alat tenun tradisional. Setiap penggunaannya, ulos selalu disesuaikan dengan situasi dan kondisi. Misalnya pakaian (ulos) dalam upacara suka, tidak sama dengan ulos dalam upacara duka.

Makna pemberian ulos kepada orag lain di luar suku Batak, adalah sebagai sebuah benda yang melambangkan ikatan kasih sayang maupun penghormatan.

Hal itu tercantum dalam filsafat Batak yang berbunyi 'Ijok pengihot ni hodong. Ulos penghit ni holong", artinya ijuk pengikat palapa pada batangnya, dan ulos pengikat kasih sayang di antara sesama.

Contohnya pada pemberian ulos dilakukan dengan cara membentangkan ulos ke pundak, sehingga membungkus tubuh boru (sebutan bagi perempuan). Pemberian ulos merupakan suatu berkat dan perlindungan yang diberikan sahala hula-hula (mertua), kepada roh boru agar tetap berada dalam keadaan hangat dan nyaman.

Setiap kain ulos, mempunyai makna tersendiri dan berhubungan dengan hal atau benda tertentu. Semakin mahal nilai ulos yang diberikan, maka semakin besar pula kebahagiaan yang akan dinikmati.



Berikut contoh beberapa ulos, antara lain:

- Ulos ragidup adalah ulos yang diberikan kepada mereka yang dapat memberikan perlindungan (mangalinggomi) pada orang lain.

- Ulos pargomgom adalah ulos yang diberikan kepada ibu kepada pengantin laki-laki.

- Ulos pamarai adalah pemberian ulos kepada pamaran (saudara kandung dari suhut).

- Ulos tutup ragi hotang digunakan untuk menutup ampang-ampang.

- Ulos hela adalah ulos yang diberikan orang tua pengantin kepada kedua mempelai.

- Ulos panggabei adalah ulos yang diberikan bila orang yang meninggal adalah orang tua yang sudah ditinjau dari segi keturunan.

- Ulos paroling-olangan adalah ulos yang diberikan bagi seseorang yang mati muda.

- Ulos sadum adalah ulos yang penuh warna-warni ceria yang cocok digunakan untuk suasana suka cita, memiliki arti semangat agar tetap bersuka cita.

- Ulos runjat adalah ulas yang biasa dipakai oleh orang kaya atau orang terpandang.

- Ulas sibolang adalah ulas yang dipakai untuk keperluan duka cita maupun suka cita. Untuk duka cita biasanya dipilih dengan warna hitam yang menonjol. Dalam acara perkawinan, ulos ini biasa dipakai sebagai 'tutup ni ampang' dengan warna putih yang menonjol.

Nah, itu tadi penjelasan mengenai kain ulos yang merupakan kain khas masyarakat suku Batak. Semoga bisa menambah pengetahuan untuk kalian ya detikers!



Simak Video "Video Pramono Diberi Ulos oleh HKI: Ini Kehormatan Bagi Saya"
[Gambas:Video 20detik]

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads