detikers pasti pernah kan belajar aljabar. Salah satu cabang matematika yang sangat luar biasa. Di materi aljabar, detikers juga mengenal namanya variabel, atau suatu simbol yang menunjukkan nilai yang belum diketahui.
Setiap mengerjakan aljabar atau apapun, biasanya kalau memisalkan variabel hampir pasti semuanya akan mendahulukan huruf x. Padahal untuk menuliskan suatu variabel tidak harus dengan x, banyak alphabet lain yang bisa digunakan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
X juga sering digunakan untuk menyebutkan sesuatu yang belum diketahui. Misalnya x-factor, Mr. X, dan sebagainya. Huruf x ini seakan jadi penanda adanya sesuatu tapi belum diketahui sesuatu itu apa.
detikers pernah bertanya-tanya nggak sih, mengapa harus x? Mengapa x digunakan untuk menunjukkan sesuatu yang belum diketahui? Di sini kita akan membahasnya. Ternyata sangat berkaitan erat dengan matematika lho.
Dahulu ada seorang matematikawan Muslim bernama Al Khawarizmi. Ketekunan dan ketertarikannya belajar matematika, membuat beliau berhasil memberikan kontribusi terbaiknya. Karya besarnya bernama Aljabar. Sebuah ilmu yang sangat luar biasa, sehingga beliau disebut sebagai bapak aljabar.
Al Khawarizmi hidup di masa Kekhilafahan Abbasiyah. Sebagai bahasanya adalah Arab. Sehingga karya aljabar yang ditulisnya juga menggunakan bahasa Arab. Untuk itu beliau menggunakan huruf Ψ΄ (syin) untuk menuliskan sebuah variabel.
Huruf Ψ΄ (syin) merupakan awal dari kata syai'un yang dalam bahasa Arab bermakna sesuatu yang belum diketahui. Persis semakna dengan variabel yang kita kenal.
Saat karya aljabarnya sangat dikagumi sebagai penemuan matematika yang luar biasa, buku Aljabar karya beliau juga tersebar luas seantero dunia. Hingga akhirnya sampai pula kepada orang-orang Spanyol.
Sayangnya saat ingin menerjemahkan buku Aljabar karya al Khawarizmi, orang-orang Spanyol kesulitan menerjemahkan huruf Ψ΄ (syin) tersebut ke dalam bahasa Spanyol. Mereka kesulitan melafalkan huruf Ψ΄ (syin). Sehingga mereka mencari alternative huruf lain.
Akhirnya mereka menemukan huruf κ (Chi) dalam bahasa Yunani yang secara pelafalan menurut mereka mirip dengan huruf Ψ΄ (syin). Lalu saat terjemahan buku tersebut menjadi terkenal dan tersebar juga, banyak terjadi kesalahpahaman terhadap huruf κ (Chi).
Karena bentuknya yang mirip dengan huruf x dalam tulisan latin, maka generasi setelahnya justru mengganti huruf κ (khi) dengan x. Itulah yang hingga kini digunakan oleh orang-orang untuk menyebutkan sesuatu yang belum diketahui. Iya sebagai suatu variabel.
(erd/erd)











































