Guru Besar Universitas di Jepang: Bahasa Sunda Bisa Mendunia

ADVERTISEMENT

Guru Besar Universitas di Jepang: Bahasa Sunda Bisa Mendunia

Anatasia Anjani - detikEdu
Jumat, 29 Okt 2021 08:30 WIB
Bahasa Sunda
Foto: Mikihiro Moriyama Guru Besar Nanzan University/Guru Besar Universitas di Jepang: Bahasa Sunda Bisa Mendunia
Jakarta -

Tidak hanya Bahasa Indonesia saja yang dapat mendunia, menurut Mikihiro Moriyama Guru Besar Nanzan University, Nagoya, Jepang, bahasa Sunda juga berpotensi dapat mendunia. Menurut Mikihiro globalisasilah yang dapat membuat bahasa Sunda eksis di kancah global.

Ia juga berpendapat jika globalisasi tidak selamanya memberikan dampak negatif yang akan menghapuskan eksistensi budaya lokal.

"Kalau kita di global, hanya menggunakan bahasa Inggris saja, tidak ada khasnya, jadi tidak menarik," ujar Mikihiro yang dilansir dari laman Unpad, Kamis (28/10//2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurutnya orang-orang akan mencari sesuatu yang khas dari setiap budaya lokal di Indonesia. Ia juga mengatakan jika di era globalisasi pemakaian bahasa akan menjadi lebih beragam.

Lebih lanjut, Mikihiro mengatakan jika selain bahasa Inggris yang digunakan untuk kemudahan akses informasi, terdapat arus balik yang muncul dari bahasa lokal.

ADVERTISEMENT

Menurut Profesor yang fasih berbahasa Sunda tersebut menganggap bahasa Sunda dan bahasa lokal lainnya di Indonesia memiliki kesempatan yang sama dengan bahasa asing yang lainnya untuk mendunia.

Adapun, Mikihiro berpendapat bahasa Sunda dapat mendunia jika ada upaya pengajaran yang dilakukan secara terus-menerus.

"Ini kesempatan baik untuk bahasa Sunda, orang Sunda wajib percaya diri dan bangga menggunakan bahasa Sunda," ujar Mikihiro.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh Mikihiro Moriyama, bahasa Sunda memiliki keunikan. Keunikannya adalah bahasa Sunda tidak dapat dipisahkan dengan budayanya. Sehingga menjadi ciri khas dari orang Sunda dibandingkan dengan etnis lainnya yang ada di Indonesia.

Ia mencontohkan jika masyarakat Bali identik dengan adat istiadatnya, suku lain identik dengan tradisinya, maka masyarakat Sunda dikenal dan identik dengan bahasanya.

"Kalau orang Sunda hilang bahasanya, mungkin jati diri sebagai orang Sunda juga bisa hilang," ujar Mikihiro.

Fakta tersebut terlihat dari upaya pengajaran bahasa Sunda yang relatif banyak. Dalam penelitian yang dilakukan oleh Mikihiro ia mengungkap setidaknya terdapat 220 buku pengajaran bahasa Sunda yang terbit pada abad ke 20.

Penerbit besar seperti Balai Pustaka pada tahun 1920an juga lebih banyak menerbitkan seri buku pengajaran bahasa Sunda daripada bahasa daerah lainnya di Indonesia.

Buku pengajaran bahasa Sunda juga diterbitkan secara berseri oleh penerbit di Groningen, Belanda, dan Batavia pada tahun 1920an.

"Ini bukti bahwa orang Sunda nyaah ka bahasana. Buku-buku pengajaran bahasa Sunda tetap diterbitkan," ujar Mikihiro.




(atj/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads