Apa Itu Traffic Cone? Kenali Ciri-ciri, Fungsi, dan Sejarahnya

ADVERTISEMENT

Apa Itu Traffic Cone? Kenali Ciri-ciri, Fungsi, dan Sejarahnya

Olivia Sabat - detikEdu
Jumat, 01 Okt 2021 13:00 WIB
Kapolres Bogor AKBP Muhammad Joni menaruh traffic cone pertama sebagai tanda uji coba sistem 2-1 mulai diberlakukan.
Foto: Sachril Agustin Berutu-detikcom
Jakarta -

Traffic cone adalah kerucut lalu lintas dengan warna oranye mencolok yang kerap kamu temui di jalan raya. Namun, apakah kamu sudah tahu apa fungsi dari traffic cone?

Dalam kamus Cambridge, traffic cone diartikan sebagai benda berbentuk kerucut berwarna merah-putih atau kuning yang digunakan untuk menjauhkan kendaraan dari suatu area jalan untuk sementara waktu.

Dikutip dari situs Polda Kepulauan Riau (Kepri), traffic cone atau kerucut lalu lintas merupakan penanda lalu lintas yang sifatnya sementara. Traffic cone memiliki bahan dasar plastik atau karet dan diharuskan memiliki warna mencolok, seperti oranye atau merah dan dilengkapi dengan pemantul cahaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu bahan pemantul cahaya yang digunakan adalah retroreflective. Bahan ini digunakan agar traffic cone dapat terlihat di malam hari atau di jalanan yang gelap.

Dengan begitu, dapat disimpulkan bahwa traffic cone memiliki ciri-ciri berbentuk kerucut, terbuat dari plastik atau karet, memiliki warna mencolok, dan dilengkapi dengan pemantul cahaya.

ADVERTISEMENT

Fungsi traffic cone secara umum adalah untuk mengarahkan atau mengalihkan lalu lintas. Rambu ini biasanya digunakan untuk memberi tanda kepada pengendara kendaraan mengenai pengalihan jalur ketika terjadi perbaikan jalan atau proyek tertentu.

Nah, berdasarkan situs Polda Kepri juga, traffic cone memiliki ukuran dan berat yang berbeda sesuai dengan kegunaannya, lho. Semakin besar kecepatan kendaraan, semakin tinggi pula ukuran traffic cone yang digunakan.

1. Ukuran 12 inci atau 305 mm dengan berat 0.68 kg digunakan pada ruang indoor atau outdoor.

2. Ukuran 18 inci atau 457 mm dengan berat 1.4 kg dipasang di luar ruangan, misalnya ketika sedang mengecat garis jalan raya.

3. Ukuran 28 inci atau 711 mm dengan berat 3.2 kg dipasang di jalan bukan tol, seperti jalan lokal.

4. Ukuran 36 inci atau 914 mm dengan berat 4.5 kg dipasang di jalan raya atau jalan tol.

Sejarah Traffic Cone

Dilansir dari situs theuniversalgroup.ca, traffic cone ditemukan pertama kali pada 1940-an oleh Charles D. Scanlon, seorang pelukis jalanan di Los Angeles, Amerika. Awalnya, Scanlon tidak puas dengan penanda dari kayu yang digunakan untuk menghindari mobil dari cat yang masih basah pada saat itu karena sering dilindas dan dihancurkan.

Kemudian, ia melakukan inovasi dengan membuat penanda jalan berbentuk kerucut berongga menggunakan bahan dari kulit ban bekas.

Tiga tahun kemudian, dengan melalui berbagai penyesuaian, Scanlon akhirnya mematenkan penemuannya sebagai penanda keselamatan yang dapat menahan angin. Penanda tersebut dibuat dengan bahan yang ringan dan tidak akan merusak kendaraan jika tertabrak.

Pada 1947, Interstate Rubber Products Corporation mulai memproduksi traffic cone atau kerucut lalu lintas seperti yang kita temui saat ini. Di Los Angeles, traffic cone digunakan untuk memisahkan dan menggabungkan jalur lalu lintas, menandai jalur pejalan kaki, menunjukkan adanya lubang, dan memblokir zona kerja pinggir jalan.

Itulah penjelasan mengenai traffic cone mulai dari pengertian, ciri-ciri, fungsi, dan sejarahnya. Sekarang detikers sudah lebih mengenal traffic cone, kan?




(nwy/nwy)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads