Demi keperluan cek maupun download atau cetak sertifikat vaksin, pemerintah menganjurkan masyarakat agar menggunakan situs maupun aplikasi PeduliLindungi. Namun, baru-baru ini viral situs palsu PeduliLindungi.
Tampilan dalam situs palsu tersebut sama persis dengan yang asli. Karena itu, Satgas COVID-19 mengimbau untuk hanya mengakses situs resmi PeduliLindungi dari website maupun aplikasi resminya yang dapat diunduh dari App Store maupun Playstore.
Berdasarkan informasi laman Satgas COVID-19, perbedaan situs asli & palsu PeduliLindungi ada pada alamatnya. Situs yang asli memiliki alamat pedulilindungi.id, sedangkan yang palsu adalah pedulilindungia.com.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengguna perlu berhati-hati karena selain tampilan yang sangat mirip. Ada juga laman untuk memasukkan data terkait vaksinasi COVID-19. Pada situs palsu PeduliLindungi juga tertera informasi yang menyematkan rekening BCA atas nama Nurmainah.
"Faktanya informasi tersebut tidak benar," demikian tulis Satgas COVID-19, dikutip dari laman resminya pada Minggu (12/09/2021).
Juru Bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika Dedy Permadi dalam laman Satgas COVID-19 juga memberikan konfirmasi bahwa situs pedulilindungia.com adalah palsu.
Cara Cek Kebenaran Informasi COVID-19
Satgas COVID-19 turut menyampaikan sejumlah cara untuk cek kebenaran informasi yang didapat masyarakat, begini caranya.
1. Kirim pesan via WhatsApp ke Chatbot Mafindo ke nomor 085921600500
2. Cek di situs Kominfo komin.fo/inihoaks atau melalui turnbackhoax.id atau cekfakta.com
3. Untuk cek hoaks terkait COVID-19, dapat melalui s.id/infovaksin
Melansir dari CNBC Indonesia, situs palsu PeduliLindungi bertindak untuk mengumpulkan data para korban. Jika pengguna memberikan datanya, maka informasi yang dikumpulkan dapat disalahgunakan untuk aktivitas kejahatan.
Menkominfo Johnny Plate juga menyebutkan bahwa pihaknya telah memutus akses situs tersebut. Sementara, Dedy Permadi mengatakan bahwa situs palsu PeduliLindungi tidak ada kaitannya dengan yang asli serta tidak ada hubungannya dengan upaya pemerintah dalam penanganan COVID-19.
Hati-hati ya, detikers!
(nah/erd)