Tugu Muda dan Sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang

ADVERTISEMENT

Tugu Muda dan Sejarah Pertempuran Lima Hari di Semarang

Trisna Wulandari - detikEdu
Kamis, 09 Sep 2021 08:00 WIB
Libur Nataru di Semarang belum lengkap rasanya jika tak berkunjung ke landmark Tugu Muda. Ikon Kota Semarang itu terlihat sangat indah saat malam hari.
Monumen Tugu Muda atau Monumen Dokter Kariadi, monumen peringatan Pertempuran Lima Hari. Foto: Muhammad Ridho

Pendirian Tugu Muda

Pertempuran Lima Hari di Semarang tersebut merupakan salah satu pertempuran untuk mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia.

Untuk mengenang Pertempuran Lima Hari di Semarang, maka didirikan Monumen Perjuangan Tugu Muda atau Monumen Dokter Kariadi di tengah alun-alun Semarang pada Oktober 1945. Peletakan batu pertama dilakukan pada 28 Oktober 1945, seperti dikutip dari laman Sistem Registrasi Nasional Cagar Budaya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tugu Muda tersebut tidak lama berdiri. Tugu ini dibongkar oleh tentara Belanda yang tergabung dalam NICA (Nederlandsch IndiΓ« Civil Administratie) dan RAPWI (Rehabilitation of Allied Prisoners of War and Internees).

Rencana pembangunan ulang Tugu Muda muncul pada tahun 1950. Tugu Muda baru mulai dibangun pada Mei 1952.

ADVERTISEMENT

Tugu Muda yang baru dibangun di simpang lima yang berada di depan kantor Divisi Diponegoro, di dekat Bangunan Cagar Budaya Lawang Sewu dan Museum Mandala Bhakti. Tugu ini terletak di tengah pertemuan antara Jalan Imam Bonjol, Jalan Pemuda, Jalan Pandanaran, dan Jalan Mgr. Sugiyapranata.

Tugu Muda baru semula akan dibangun dengan biaya Rp 30.000, tetapi kenaikan biaya bahan dan lain-lain menyebabkan biaya pembangunan naik hingga Rp. 300.000. Biaya pembangunan Tugu Muda baru diperoleh dari sumbangan masyarakat di Semarang.

Tugu Muda yang baru diresmikan tanggal 20 Mei 1953, bertepatan dengan Hari Kebangkitan Nasional. Tugu Muda yang baru diresmikan oleh Presiden Soekarno pukul 09.25. Tugu Muda kini ditetapkan sebagai cagar budaya nasional.

Struktur dan Makna Tugu Muda

Tugu Muda memiliki kepala tugu berbentuk seperti api yang sedang menyala. Bentuk api ini menggambarkan semangat juang untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang tidak akan pernah padam.

Bagian tengah tugu berbentuk seperti bambu runcing yang mempunyai arti senjata yang dipakai oleh para pejuang dalam usaha untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Bambu runcing ini berbentuk tegak ke atas dan berjumlah lima buah.

Bambu runcing yang berjumlah lima buah ini menggambarkan Pertempuran Lima Hari yang terjadi di Semarang pada tanggal 15 - 19 Oktober 1945. Di bawah bagian bambu runcing terdapat lima buah batu yang mempunyai pahatan lambang sila-sila dalam Pancasila, yaitu bintang, rantai, pohon beringin, kepala banteng, dan padi dan kapas.

Di bagian bawah pahatan bambu Pancasila ini terdapat lima penyangga yang mempunyai berbagai macam hiasan pahatan yang berupa:

1. Patung Hongerodeem (Busung Lapar)


Patung ini dipahat oleh seniman Edhi Sunarso. Pahatan menggambarkan hidup rakyat Indonesia di masa pendudukan Belanda dan Jepang yang tertindas dan menderita. Di masa penjajahan tersebut, banyak rakyat Indonesia yang kelaparan. Hal tersebut membuat Hongerodeem atau Busung Lapar banyak menyerang rakyat Indonesia.

2. Patung Pertempuran


Patung ini dipahat oleh Joeski yang berasal dari Aceh. Pahatan patung ini mempunyai arti semangat pertempuran dan keberanian Angkatan Muda Semarang saat Pertempuran Lima Hari.

3. Patung Penyerangan

Patung ini dipahat oleh Bakri yang juga berasal dari Aceh. Pahatan patung ini menggambarkan perlawanan rakyat Indonesia terhadap pihak-pihak penindas yang mencoba menggagalkan usaha rakyat Indonesia untuk bebas dari penjajahan.

4. Patung Korban

Patung ini dipahat oleh Nasir Bondan dari Banten. Pahatan patung ini menggambarkan rakyat yang menjadi korban dalam Pertempuran Lima Hari.

5. Patung Kemenangan


Patung ini dipahat oleh Djony Trisno dari Salatiga. Pahatan patung ini menggambarkan tentang hasil jerih payah usaha dan pengorbanan yang terjadi di Semarang.

6. Ukiran-ukiran lain yang dibuat oleh Roestamadji

Jadi, untuk mengenang pertempuran lima hari, maka di Semarang didirikan Monumen Perjuangan Tugu Muda atau Monumen Dokter Kariadi . Semangat belajar sejarah ya, detikers!


(twu/lus)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads