Istilah buzzer dan influencer sudah tidak asing lagi untuk kita temukan, apalagi di media sosial. Bahkan, saat ini, keduanya seolah sudah menjadi sebuah profesi. Apakah ada perbedaan antara buzzer dan influencer?
Dalam bahasa Inggris, buzzer adalah kata turunan dari buzz yang salah satu maknanya menurut Merriam-Webster merupakan 'rumor' atau 'gosip'. Kata ini dipadankan dengan pendengung yang menurut KBBI V adalah 'orang yang menyebarkan rumor atau gosip (terutama melalui media sosial) untuk menjadi perhatian banyak orang supaya hal tersebut menjadi perbincangan banyak orang'. Kita bisa lihat, ada konotasi negatif dalam makna tersebut. Hal ini selaras dengan artikel "To buzz or to influence?" (2021) yang menyatakan bahwa pendengung berasosiasi dengan hoaks, manipulasi, dan akun palsu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Salah Diksi Ucapan Hari Kemerdekaan RI |
Pada lain sisi, influencer adalah 'one who exerts influence: a person who inspires or guides the actions of others' yang berpadanan dengan pemengaruh. Kamus kita mencatat pemengaruh sebagai 'sesuatu atau seseorang yang memengaruhi atau mengubah perilaku, pemikiran, dan sebagainya' dan 'orang yang menggunakan media sosial untuk mempromosikan atau merekomendasikan sesuatu'. Pemengaruh, pada umumnya, adalah mereka yang mampu memberikan pengaruh terhadap pengikutnya pada media sosial. Pemengaruh memiliki citra yang lebih netral ketimbang pendengung.
Meskipun sering kali disandingkan, pendengung dan pemengaruh memiliki arti yang berbeda. Keduanya memang tidak terlepas dari tren media sosial, seperti Instagram, Twitter, TikTok, dan YouTube. Namun, pertama-tama, kita bisa melihat keaslian identitas mereka. Dapat dikatakan, kampanye, produk, atau apa pun yang dipromosikan oleh pemengaruh bisa dipertanggungjawabkan. Sementara itu, pendengung cenderung bersembunyi di balik akun palsu dan penggunaan tagar yang merebak secara mendadak.
#pemengaruh #pendengung
(erd/erd)