Gadjah Mada Medical Center Universitas Gadjah Mada (GMC-UGM) mengadakan seminar virtual bertemakan self harm Senin lalu (05/07/2021). Seminar tersebut diadakan mengingat banyaknya kebutuhan informasi akan mental health. khususnya tentang topik tersebut.
Sebagai narasumber, dua pakar psikologi UGM, Nurul Kusuma dan Nopi Rosyida memberikan beberapa pandangannya mengenai pengertian, jenis, metode, dan cara mengatasi self harm/melukai diri sendiri.
Nurul menjelaskan, "Self harm adalah semua hal yang dilakukan untuk menyakiti diri sendiri, self harm menggambarkan berbagai hal yang dilakukan orang terhadap diri mereka sendiri dengan cara yang disengaja dan biasanya tersembunyi. Jadi, objek self harm ini adalah diri sendiri."
Dia menyebutkan rata-rata seseorang melakukan lebih dari satu metode self harm. Beberapa contohnya adalah memukul atau membenturkan badan, menjambak rambut, cutting/mengiris, overdosis, mutilasi diri, dan menggaruk.
Lebih lanjut, Psikolog GMC dan Unit Konsultasi Psikolog UGM ini menyebutkan bahwa self harm terdiri dari dua jenis berdasarkan sifatnya, yaitu yang Nonsuicidal Self Injury (NSSI) serta yang mengarah pada suicidal attempt (percobaan bunuh diri).
Nopi menerangkan bahwa NSSI merupakan cara maladaptif untuk mengatasi perasaan yang sulit dikelola, pikiran mengganggu, atau ingatan tentang peristiwa menyakitkan.
"Dalam psikologi, sebetulnya NSSI bukan merupakan diagnosa klinis seperti depresi, anxiety, memang belum masuk dalam kategori itu, jadi pada prinsipnya ini bukan merupakan diagnosa. Tetapi ini merupakan perilaku berbahaya yang harus mendapatkan perhatian dan membutuhkan penelitian yang lebih banyak terkait dengan hal ini," tambah Nopi.
Bagi seseorang yang timbul dorongan untuk melukai diri sendiri, Nurul memberikan sejumlah tips pertolongan pertama tindakan NSSI. Pertama, menurutnya seseorang bisa mengalihkan diri dari keinginan tersebut dengan melakukan aktivitas fisik untuk menurunkan kemarahan maupun ketegangan.
Cara kedua adalah mengenali hal-hal yang dapat menjadi pemicunya, menyadari sensasi tubuh saat dorongan melukai diri sendiri muncul, dan mencari dukungan sosial (support system). Selanjutnya adalah melakukan melakukan journaling/menulis jurnal. Menurut Nurul journaling dapat memunculkan rasa tenang.
Apabila menjadi saksi atas orang yang melakukan NSSI, kita dapat mengidentifikasi risiko perilaku tersebut serta mencari tahu apakah terdapat anggota tubuh yang terluka dan memberi penanganan. Nurul juga menyarankan agar orang di dekat pelaku self harm bisa bersikap tenang dam menunjukkan rasa peduli.
Psikolog UGM ini menganjurkan pada saksi perilaku self harm untuk dapat mengajak mencari bantuan profesional yang tepat.
Simak Video "Nutrisi yang Terkandung dalam Melon Hikapel Buatan Biologi UGM"
[Gambas:Video 20detik]
(row/row)