Dosen UGM: GeNose Masih Aktif Digunakan, Tak Ditarik Izin Edarnya

ADVERTISEMENT

Dosen UGM: GeNose Masih Aktif Digunakan, Tak Ditarik Izin Edarnya

Rahma Indina Harbani - detikEdu
Kamis, 08 Jul 2021 10:55 WIB
Para calon pemudik mengikuti tes genose di Terminal Poris Plawad, Kota Tangerang, Banten, Selasa (4/5/2021).
Dosen UGM: GeNose Masih Aktif Digunakan, Tak Ditarik Izin Edarnya (Ilustrasi : Foto: Ari Saputra)
Jakarta -

Beredar informasi bahwa penggunaan GeNose C19 dilarang sebagai syarat perjalanan untuk seterusnya bahkan hingga ditarik izin edarnya. Tim GeNose C19 membantah hal tersebut dan menegaskan bahwa GeNose masih digunakan di berbagai fasilitas publik hingga saat ini.

"Informasi tidak benar, itu merupakan kesimpulan sepihak atas kebijakan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 yang tidak memasukkan GeNose sebagai syarat melakukan perjalanan selama PPKM Darurat," ungkap dosen Universitas Gadjah Mada (UGM) yang juga juru bicara tim GeNose, M. Saifudin Hakim, dikutip detikEdu dari laman resmi UGM, Kamis (8/7/2021).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menurut Hakim, izin edar GeNose C19 juga masih berlaku hingga sekarang. Sehingga tidak ada alasan untuk melakukan pelarangan penggunaan GeNose C19 di masyarakat.

ADVERTISEMENT

"Banyak berita negatif dan bahkan cenderung tidak benar soal GeNose yang harus diluruskan kepada publik," sambung dia.

Bahkan penggunaan GeNose C19, kata Hakim, masih aktif digunakan sebagai alat skrining di berbagai sektor dan kegiatan, antara lain perkantoran, kampus, pondok pesantren, dan korporasi. Oleh sebab itu, Hakim menyebut operator GeNose C19 dianggap tidak akan rugi memiliki GeNose C19.

"Ke depannya, GeNose C19 bisa kita kembangkan untuk mendeteksi penyakit-penyakit terkait pernapasan lainnya, tidak hanya COVID-19. Hanya dengan mengganti 'otak'-nya itu tadi," ujar pria yang juga dosen Departemen Mikrobiologi UGM tersebut.

Hakim juga mengungkapkan kemampuan GeNose C19 dalam mendeteksi kemungkinan COVID-19 pada pengguna dalam bentuk data. Ia mengklaim datanya menunjukkan bahwa alat tersebut mampu mendeteksi terduga positif COVID-19 pada saat perjalanan.

Untuk menepis keraguan masyarakat pada keakuratan GeNose, Hakim membeberkan bahwa data tersebut menunjukkan tingkat persentase positif sebanyak 9% (positivity rate) pada populasi calon pejalan yang tanpa gejala atau merasa sehat. Angka itu mendekati rata-rata tingkat positif nasional setinggi 14%.

"Akurasi GeNose sampai saat ini masih di angka 93-94% dan akan terus kita tingkatkan," jelas Hakim.

Lebih lanjut, Hakim menambahkan bahwa absennya penggunaan GeNose C19 pada sektor transportasi dimanfaatkan oleh Tim Peneliti dan Pengembang GeNose untuk menambah data varian baru COVID-19 pada alat tersebut.

Penambahan data varian baru dianggap akan memperkuat Artificial Intelligence (AI) dan akurasi GeNose C19. Sebab itu, menurut Hakim, penggunaan GeNose harus terus digunakan pada situasi nyata agar semakin akurat.

"GeNose C19 ini ibarat hidung sekaligus otak elektronik. Jika keduanya dilatih terus secara serempak, kita akan memiliki teknologi inovatif yang praktis, simpel, dan tepat," paparnya.

Uji validasi eksternal pun masih dilakukan oleh GeNose C19. Hal tersebut berguna untuk membantu hidung elektronik mengendus terduga Covid-19 dengan lebih akurat pada situasi langsung di lapangan.




(erd/erd)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads