Pencegahan Penularan Covid-19 di Perjalanan dengan GeNose C19, Efektifkah?

ADVERTISEMENT

Pencegahan Penularan Covid-19 di Perjalanan dengan GeNose C19, Efektifkah?

Lusiana Mustinda - detikEdu
Senin, 28 Jun 2021 18:00 WIB
Genose Ibis Bandung Trans Studio
Foto: Rafida Fauzia
Jakarta -

Penggunaan alat tes GeNose sering dilakukan untuk syarat perjalanan. Namun terjadinya lonjakan kasus Covid-19 di Indonesia belakangan ini membuat tes GeNose pro kontra.

Beberapa waktu lalu, Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) meminta agar penggunaan GeNose sebagai syarat perjalanan di hapus.

"Banyak kasus, akurasinya mengindikasikan rendah. Dikhawatirkan menghasilkan 'negatif palsu'. Sebaiknya pilih antigen (minimal), demi keamanan dan keselamatan bersama dan demi terkendalinya wabah COVID," kata Tulus dalam keterangannya, Rabu (23/6/2021) kemarin.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Namun pihak peneliti dan pengembang GeNose C19 menegaskan bahwa GeNose C19 mencegah penularan Covid-19. Karena GeNose C19 menghasilkan angka terduga Covid-19 (rata-rata positif/positivity rate) dari sejumlah sampel calon penumpang, yang biasanya tidak menunjukkan gejala Covid-19, sebanyak sembilan persen.

Saat ini angka rata-rata tingkat positif nasional mencapai 14 persen dari jumlah orang yang dites. Sebagian orang yang terdeteksi positif merupakan kategori orang tanpa gejala (OTG). Jumlah tersebut berpotensi masuk dalam populasi calon penumpang transportasi publik.

ADVERTISEMENT

dr. Mohamad Saifudin Hakim, MSc., PhD menjelaskan bahwa implementasi GeNose C19 sebagai alat skrining bagi calon penumpang transportasi publik terutama kereta api juga menunjukkan tingkat positif yang lebih tinggi. Rata-rata angka tingkat positif dengan GeNose C19 mencapai sembilan persen dengan standar deviasi tiga persen.

Sebagian calon penumpang yang merasa sehat dan ingin melakukan perjalanan, namun sebenarnya OTG dapat tertangkap dan terdeteksi oleh unit-unit GeNose C19 di Stasiun Gambir pada kurun waktu 30 Mei-15 Juni 2021.

Tentu hal tersebut mencerminkan bahwa GeNose C19 tetap akurat menjaring penumpang yang terduga positif dengan status OTG sekalipun. "Alih-alih negatif palsu, GeNose C19 justru mencegah penularan jika hasil positif itu dipatuhi," kata Hakim yang dilansir dalam laman UGM. Terduga OTG Covid-19 dengan GeNose C19 sebaiknya tidak meneruskan perjalanan.

Dan positivity rate Covid-19 secara nasional didasarkan pada pemeriksaan terhadap orang bergejala maupun tidak bergejala dan tidak hanya di koridor sistem transportasi, sehingga masuk akal jika tingkat positif GeNose C19 sedikit berbeda dengan persentase nasional.

"Kesamaannya kini positivity rate GeNose C19 dan Satgas Covid-19 sudah melampaui ketetapan positivity rate WHO yaitu di atas lima persen," ujar Hakim.

Dengan keakuratan mendeteksi calon pelaku perjalanan yang kemungkinan OTG maka GeNose C19 dapat mencegah penularan yang ditandai dengan angka positif yang mendekati tingkat positif nasional dan minimnya data hasil negatif palsu.

"Kami tentu turut mengimbau agar masyarakat dapat menerima jika memperoleh hasil test Positif serta patuh dengan tidak meneruskan perjalanan demi keselamatan bersama," tutur Hakim.

Tim pengembang GeNose C19 akan terus menyempurnakan kualitas dan performa alat agar akurasinya terus meningkat dan makin dipercaya dalam melayani kebutuhan masyarakat. Tes skrining yang cepat, mudah, akurat dan terjangkau dibutuhkan oleh masyarakat bawah yang terpaksa harus bepergian karena kebutuhan kerja dan kebutuhan ekonomi di masa pandemi yang semakin sulit.

Saat ini izin edar GeNose C19 yaitu AKD 20401022883 masih berlaku dan GeNose C19 tengah jalani uji validasi eksternal.

Tahap uji ini merupakan komitmen produsen pasca pemasaran dan kepatuhan produsen pada regulasi yang berlaku di Indonesia. "Menjalani uji validasi eksternal bukan berarti GeNose C19 tidak layak digunakan atau karena diragukan kehandalannya, justru dengan data tambahan dari validasi eksternal akan memperkaya data riset GeNose C19 yang dapat meningkatkan kecerdasan dan keakuratan dari GeNose C19," ujarnya.

Uji validasi eksternal GeNose C19 sudah mulai dilaksanakan sejak April 2021 di Universitas Andalas. Selanjutnya Rumah Sakit UI sudah mulai menguji pada bulan Juni. Dan Unair serta RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo (RSCM) akan mulai uji validitas eksternal GeNose C19 pada akhir bulan Juni 2021.

Uji validitas dari GeNose C19 ini memerlukan waktu sekitar empat sampai enam bulan tergantung dari kondisi dan perjanjian masing-masing institusi.




(lus/pay)

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads