Bahkan Al-Farabi sempat disetarakan dengan Plato dan Socrates. Karya di bidang filsafatnya yang terkenal adalah Al-Madinah Al-Fadhilah yang isinya tentang pencapaian kebahagiaan melalui kehidupan berpolitik.
Para filsuf Barat pun mengakui Al-Farabi sebagai perpanjangan filsuf Yunani, seperti yang dilansir dari detikNews. Kehebatan Al-Farabi dibandingkan dengan filsuf Yunani lain ialah kemampuannya menggabungkan disiplin ilmu-ilmu lain.
Sesuai dengan buku Tokoh Filsafat Dunia, disebutkan bahwa Al-Farabi mendefinisikan bahwa tujuan filsafat dan agama memiliki tujuan yang sama, yaitu sama-sama mengetahui semua wujud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bedanya jika filsafat menggunakan dalil-dalil yang kini dan ditujukan golongan tertentu, sedangkan agama menggunakan cara iqna'i (pemuasan perasaan), dan kiasan-kiasan hingga gambaran yang ditujukan pada semua orang, bangsa, dan negara.
Selain tentang pemikirannya di bidang filsafat, dilansir dari buku Mulut yang Terkunci: 50 Kisah Haru Para Sahabat Nabi, Al-Farabi juga menyumbangkan pemikirannya di dunia musik dan menjadi orang pertama yang meletakkan dasar-dasar tentang not musik.
Karyanya di bidang musik adalah Kitab Al-Musiqi Al Kabir (Buku Besar Musik) yang membahas ilmu dasar tentang musik. Bahkan buku ini menjadi rujukan penting bagi perkembangan musik klasik barat.
Dalam buku The Attitude of Islam Towards Science and Philosophy: A Translation of Ibn Rushd's (AverroΓ«s) Famous Treatise Faslul-al-Maqal juga menyebutkan bahwa Al-Farabi menulis beberapa risalah terkait teori dan seni musik, hingga pembuatan alat musik.
Simak Video "Video: Bahlil Lahadalia Salat Id di Masjid Ainul Hikmah Golkar"
[Gambas:Video 20detik]
(nwy/nwy)