Dampak Posisi Terbit dan Terbenamnya Matahari, Apa Saja?

ADVERTISEMENT

Dampak Posisi Terbit dan Terbenamnya Matahari, Apa Saja?

Luthfi Zian Nasifah - detikEdu
Sabtu, 18 Mei 2024 06:30 WIB
Melihat senja di kawasan bukit matahari, Pulau Pari, Kabupaten Kepulauan Seribu, Jakarta, Sabtu (15/12). Untuk menikmati senja di pulau pari wisatawan dapat melihat di Bukit Matahari atau di Dermaga LIPI.
Ilustrasi matahari Foto: Agung Pambudhy
Jakarta -

Hal yang paling konsisten di Bumi adalah matahari terbit dan tenggelam. Ketika Bumi berputar, matahari terbit di sebelah timur dan terbenam di barat.

Waktu terbit dan terbenamnya matahari bergantung pada lokasi geografis seseorang. Hal ini juga mengakibatkan adanya perbedaan zona waktu di dunia. Namun, arah terbit dan terbenamnya tidak pernah berubah.

Para bintang, planet, dan bulan pun mengikuti pola terbit dan terbenam yang sama dengan matahari. Kemudian, apa saja yang dipengaruhi oleh posisi terbit dan terbenamnya matahari ini?

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Rotasi Bumi

Mungkin kita pergerakan matahari dari satu titik ke titik lainnya terlihat seperti ilusi. Namun, sebenarnya matahari tetap berada pada satu posisi yang tak berubah. Bumi berputar pada porosnya.

Di ekuator, Bumi berputar dengan kecepatan 1.600 km/jam. Kecepatan rotasi ini dapat berubah tergantung garis lintangnya. Misalnya, Texas berputar dengan kecepatan yang sedikit lebih lambat, yaitu 1.400 km/jam dan Kanada Selatan berputar dengan kecepatan 1.000 km/jam.

ADVERTISEMENT

Dengan kecepatan yang ekstrim ini, manusia dan makhluk hidup lainnya di Bumi tidak merasakan gerakan apapun. Oleh karena itu, dalam hubungannya, semua terasa tidak bergerak.


Dampak Ekuinoks

Meskipun posisi terbit dan terbenamnya matahari tidak berubah, posisi matahari di cakrawala sedikit berbeda sepanjang tahun.

Pada ekuinoks musim semi dan gugur, matahari terbit di timur dan terbenam di sebelah barat. Sedangkan titik balik matahari musim dingin, matahari terbit dan terbenam di titik paling selatan. Sebaliknya, di titik balik matahari musim panas, ia berada di titik paling utara.

Sepanjang musim dingin, siang hari akan terasa lebih pendek. Sebaliknya, ketika musim panas, matahari menempuh jarak yang lebih panjang sehingga siang hari terasa lebih lama.

Titik terpendek dalam setahun di mana matahari memiliki jalur terpendek di langit disebut sebagai titik balik musim dingin. Begitu pula dengan titik balik musim panas, matahari menempuh jalur terpanjangnya di langit.


Pengaruh Garis Lintang terhadap Jalur Matahari

Lintasan matahari di langit dan lamanya hari dipengaruhi oleh garis lintang Bumi. Pada garis lintang 0 derajat (khatulistiwa), kita dapat menikmati matahari selama 12 jam siang hari sepanjang tahun.

Pergerakan matahari yang condong ke utara atau selatan ini membuat lintasan yang kurang konsisten dan bergantung pada waktu dalam setahun.

Namun, ketika garis lintang bergerak menuju 90 derajat, lama hari bertambah 24 jam atau berkurang menjadi 0 jam, tergantung belahan Bumi tersebut sedang mengalami musim panas atau dingin.


Melacak Matahari

Tak ada satupun astronom yang dapat mendefinisikan posisi matahari di langit. Namun, justru peradaban manusia telah melacak matahari dan benda langit lainnya selama ribuan tahun.

Misalnya seperti Bangsa Babilonia yang mampu melacak matahari sejak tahun 1.800 sebelum Masehi menggunakan alat seperti gnomon dan jam air.

Melalui alat tersebut, mereka mencatat pergerakan matahari dan bulan dengan cermat dan menciptakan kalender harian, bulanan, dan tahunan mengenai posisinya.

Penemuan jam matahari oleh astronom Yunani Aristarchus dari Samos, menjadikannya sebagai salah satu astronom pertama yang mengusulkan bahwa Bumi berputar pada satu poros dan berputar mengelilingi matahari.


Pengamatan Matahari di Zaman Modern

Pengamatan terkini menggunakan armada satelit berguna untuk mempelajari dan mengamati matahari. Satelit ini digunakan untuk menangkap gambar yang lebih jelas dengan distorsi yang lebih sedikit.

Kini, studi astronom memungkinkan para ilmuwan untuk memahami aspek kompleks yang dapat mempengaruhi cuaca luar angkasa dan mengganggu sistem komunikasi dan teknologi luar angkasa.

Dengan mempelajari medan magnet matahari, para ilmuwan mendapatkan petunjuk terkait kompleksitas seperti jilatan api matahari, lontaran massa koronal, dan partikel bermuatan cepat yang keluar dari matahari.




(pal/pal)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ranking PTN

Berikut daftar 5 Perguruan Tinggi terbaik Indonesia
Hide Ads