Nilai rapor bukan satu-satunya penentu kesuksesan beasiswa! Kalau nilai rapormu tak tinggi-tinggi sekali, maka tonjolkan sisi-sisi nonakademik. Simak 5 tips ini.
1. Jangan Malas Riset
Nilai rapormu boleh tak tinggi-tinggi sekali asal jangan malas. Jangan malas riset, mencari tahu, memelototi dan mempelajari syarat-syarat administrasi beasiswa, terutama beasiswa yang menonjolkan prestasi nonakademik.
Dini Agustina, SIkom, M IKom, sebagai penerima Beasiswa Unggulan pada tahun 2018 jenjang magister, memberikan tips pertama. Agar lolos seleksi berkas awal, kita harus mempersiapkan administrasi secara lengkap sesuai aturan yang tertulis dalam buku panduan beasiswa, demikian seperti dilansir dari laman Kemdikbud.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
2. Sorot Pengalaman Kepemimpinan
Beberapa kampus di Indonesia membuka jalur penerimaan dan beasiswa berdasarkan riwayat kepemimpinan selama di sekolah seperti OSIS. Umumnya, jalur OSIS ini masuk dalam kategori jalur prestasi. Oleh karena itu, pelamar wajib melampirkan bukti dokumen prestasi sebagai pengurus OSIS.
Di tahun 2025 ini, dari arsip detikEdu, kampus yang memiliki jalur Ketua OSIS adalah IPB University, Universitas Negeri Semarang (Unnes) dan Universitas Diponegoro (Undip).
Jalur OSIS Undip 2025 mensyaratkan nilai rata-rata rapor per semester 70 (skala 100). Jalur OSIS IPB University tak mensyaratkan nilai rapor sama sekali, tetapi mesti ada:
- Surat kepala sekolah yang menyatakan siswa benar bersekolah di sana dan pernah menjadi ketua OSIS selama minimal satu periode.
- Surat keputusan kepala sekolah tentang pengangkatan pelamar sebagai ketua OSIS.
3. Tonjolkan Prestasi Nonakademik
Bila nilai akademikmu pas-pasan, kamu bisa menonjolkan prestasi nonakademikmu. Contohnya, IPB University menerima mahasiswa dari jalur Prestasi Internasional dan Nasional (PIN) seperti:
- Olahraga
- Hafiz Al-Quran
- Pramuka
- Seni
- Debat bahasa Inggris, Arab, Mandarin, Rusia, Prancis, Spanyol.
Beberapa kampus hingga pemerintah bahkan menyediakan beasiswa atlet. Pemerintah melalui Kementerian Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia (Kemenpora RI) bekerja sama dengan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) resmi meluncurkan Program Beasiswa Keolahragaan.
Program ini memberikan kesempatan kepada atlet aktif, mantan atlet, serta tenaga profesional di bidang olahraga untuk menempuh pendidikan pada jenjang magister dan doktor, baik di dalam maupun luar negeri. Langkah ini menandai komitmen nyata pemerintah dalam menjadikan olahraga bukan hanya sebagai prestasi sesaat, tetapi sebagai bagian dari pembangunan sumber daya manusia unggul berkelanjutan, demikian dilansir dari laman Kemenpora, Rabu (9/7/2025).
4. Buat Esai Personal yang Menggugah
Ada beberapa beasiswa yang mensyaratkan untuk menulis esai. Dilansir dari laman Universitas Multimedia Nusantara (UMN), menulis esai yang baik, menggugah, realistis, rendah hati, dan jujur bisa membantumu untuk mendapatkan beasiswa.
Usahakan kepribadianmu bisa terlihat dari esai itu. Kamu bisa menceritakan masalah terberat dalam hidup kamu, dan bagaimana kamu menghadapinya. Beasiswa cenderung memiliki tema. Jika bisa, sesuaikan esaimu dengan tema beasiswanya. Kamu harus bisa meyakinkan penyedia beasiswa bahwa kamu pantas untuk mendapatkan beasiswa tersebut!
Dini Agustina menyarankan esai dapat menceritakan tujuan kita ke depan setelah meraih beasiswa ini. Tips lainnya yaitu isi esai sebaiknya dikaitkan dengan jurusan kuliah yang akan kita ambil dalam beasiswa ini.
Misalnya, jika berniat meraih Beasiswa Unggulan untuk jurusan hukum, maka ceritakan target, tujuan, dan harapan yang ingin kita capai seandainya dapat berkuliah dengan beasiswa di sana.
5. Dapatkan Rekomendasi yang Personal
Surat rekomendasi beasiswa adalah dokumen resmi yang ditulis oleh seseorang yang memiliki hubungan profesional atau akademik dengan pelamar. Surat rekomendasi dari guru atau dosen yang mendeskripsikan etika kerja, ketekunan, dan potensi bisa lebih dipercaya daripada nilai rapor.
Surat ini penting karena bertujuan untuk memberikan penilaian objektif mengenai kelayakan pelamar dalam menerima beasiswa, berdasarkan pengamatan langsung terhadap kemampuan, etika kerja, dan potensi yang dimiliki oleh pelamar.
(nwk/twu)