.webp)
Hal ini disampaikannya saat mengikuti kegiatan panen kopi konservasi di Kampung Cibulao, Desa Tugu Utara, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
"Mulai tahun ini, anak-anak petani kopi cibulao yang sekarang SMA, yang tertarik melanjutkan pendidikan di IPB University, kita akan berikan beasiswa, gratis dengan jalur khusus," terang Prof Arif, dilansir dari laman IPB University, Kamis (2/6/2022).
Kopi Cibulao sendiri merupakan produk hasil binaan Pusat Pengkajian Perencanaan dan Pengembangan Wilayah (P4W), Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) IPB University. Masyarakat Kampung Cibulao banyak yang kemudian beralih profesi menjadi petani kopi.
Prof Arif Satria dalam kesempatan itu mengatakan, pencapaian ini merupakan satu simbol dari proses panjang yang dilakukan P4W selama ini. Menurutnya, dalam mengelola alam, tidak sekedar mengelola flora dan fauna. Namun yang terpenting adalah mengelola sumber daya manusia.
"Keberhasilan kita mendampingi, berdialog, bisa bersama masyarakat itulah poin penting yang luar biasa. Kita tidak bisa menyelesaikan masalah alam di Indonesia, tanpa kita mengelola orang-orang disekitarnya," jelas Prof Arif.
Ia melanjutkan, program beasiswa ini merupakan bentuk pengabdian IPB University untuk masyarakat, terlebih visi IPB University tahun 2022 adalah Enriched and Empowered Society.
Dalam kesempatan yang sama, Dr Ernan Rustiadi selaku Kepala LPPM IPB University mengatakan, pengabdian kepada masyarakat petani kopi cibulao telah dimulai sejak 2015. Ia menyebut, P4W IPB University secara konsisten membina dan mendampingi petani untuk menghasilkan kopi terbaik.
Hasil pembinaan dan pendampingan masyarakat ini membuahkan hasil yang membanggakan. Kopi cibulao asal Bogor pernah dinobatkan sebagai kopi robusta terbaik Nasional pada Kontes Kopi Spesialti Indonesia tahun 2016. Raihan ini membuktikan bahwa kopi cibulao memiliki cita rasa yang nikmat.
Sebelum mendapat pembinaan P4W IPB University untuk menanam kopi, mayoritas masyarakat sekitar bekerja sebagai perambah hutan. Namun sejak popularitas kopi cibulao meningkat, banyak masyarakat yang beralih profesi menjadi petani kopi.
"Setelah juara, kopi cibulao langsung melesat, menjadi terkenal dan begitu populer. Tadinya di sini petani hanya menjual cherry, sekarang sudah mampu mengelola jadi green bean, roasted bean, hingga bubuk kopi. Bahkan generasi berikutnya sudah bisa menjadi barista, serta saat ini memiliki dua kafe. Alhamdulillah kopi cibulao kini menjadi kopi termahal di Bogor," sebut Dr Ernan.
Lebih lanjut Dr Ernan juga menjelaskan capaian ini menjadi bukti bahwa pendamping yang dilakukan oleh IPB memberikan manfaat bagi masyarakat. Hal ini bukan hanya berkat peran IPB saja, Dr Ernan juga menyebutkan keberhasilan kopi cibulao juga didukung oleh konsorsium puncak, beberapa pemilik cafe, dan dukungan pemerintah daerah terutama Dinas Pertanian Kabupaten Bogor.
Bukan hanya Rekor IPB saja, momen panen kopi cibulao ini juga turut dihadiri Direktur Jenderal Perhutanan Sosial dan Kemitraan Lingkungan, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI, Dr Bambang Supriyanto serta Staf Khusus Menteri Koperasi dan UKM Bidang Pemberdayaan Ekonomi Kerakyatan M Riza Damanik, PhD.
Dukungan demi dukungan untuk masyarakat kampung cibulao pun semakin deras mengalir. Dr Bambang dan M Riza Damanik sepakat untuk mendukung ekosistem Kampung Cibulao secara berkelanjutan.
Bahkan Dr Bambang menyebut, ke depan Cibulao akan diusulkan dalam program Integrated Area Development dan koperasi desanya, akan menjadi salah satu dari 250 koperasi modern yang diusung Kemenkop UKM.
Kini Kampung Cibulao juga mulai terbuka untuk menerima wisatawan yang ingin belajar atau sekedar mengetahui tentang kopi Bogor. Terdapat area kebun yang sengaja diperuntukkan sebagai area wisata. Bahkan terdapat penginapan berkonsep alam yang bisa jadi tempat singgah bagi wisatawan.
(dvs/kri)
