Abrasi terus menggerus bibir Pantai Kuta. Pantauan pada Selasa (16/12/2025), sejumlah titik pantai tampak mengalami pengikisan pasir cukup signifikan, membuat garis pantai menyempit, dan membentuk undakan curam yang berpotensi mengganggu aktivitas pengunjung.
Pantauan di lapangan menunjukkan abrasi tidak terjadi merata. Di beberapa bagian tersebar di sepanjang garis pantai, terutama parah di area depan Pura Segara hingga Kantor Balawista, sekitar Kutabex Hotel, dan depan Beachwalk Mall. Saat gelombang tinggi, abrasi terlihat mulai mendekati jalur pejalan kaki di tepi pantai.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Seorang pedagang di Pantai Kuta menyebut abrasi yang terjadi merupakan fenomena tahunan. "Kalau ini bencana musiman. Biasanya terjadi sekitar bulan November sampai April. Kalau kami bersihkan juga sia-sia, nanti dia (ombak) datang lagi," ujar pria yang enggan disebutkan namanya tersebut.
Ia mengaku ragu abrasi dapat ditangani secara permanen. Meski pernah ada upaya penanganan berupa penambahan pasir, dampaknya dinilai tidak bertahan lama.
"Saya ragu kalau pemerintah bisa atasi ini, karena memang murni bencana musiman. Pernah dulu dilakukan penambahan pasir, tapi itu sudah lama sekali, beberapa tahun lalu. Katanya sih bulan Januari nanti akan dilakukan penambahan pasir lagi, tapi masih katanya ya, saya juga kurang tahu pastinya," bebernya.
Dampak abrasi juga dirasakan wisatawan. Salah satunya Vito (23) asal Malang. Ia menilai kondisi pantai mulai mengurangi kenyamanan pengunjung, khususnya saat berjalan kaki dan berfoto.
"Cukup mengganggu kenyamanan berjalan sih, karena mulai memakan badan jalan untuk pejalan kaki, dan juga lumayan mengganggu keindahan untuk foto," ujarnya.
Kondisi abrasi di Pantai Kuta yang semakin parah, Selasa (16/12/2025). (Abid Ahmad Ibrahim) |
Meski demikian, wisatawan tersebut menilai Pantai Kuta masih tetap layak dikunjungi karena nilai ikoniknya bagi pariwisata Bali. "Pantai ini tetap layak dikunjungi kok karena kita tahu Pantai Kuta adalah ikon liburan di Bali," tambahnya.
Ia pun berharap ada penanganan serius dari pihak terkait agar abrasi tidak semakin parah. "Semoga ada penanganan untuk menjaga keindahan tempat wisata Pantai Kuta," katanya.
(nor/nor)











































