"Jembrana kami bagi dalam tiga klaster, terdiri dari lima kecamatan," kata Kepala Dinas Pariwisata (Kadispar) Jembrana, Anak Agung Komang Sapta Negara, saat The Weekly Brief with Sandi Uno secara daring, Senin (23/9/2024).
Klaster barat menjagokan keindahan laut Gilimanuk hingga Taman Nasional Bali Barat (TNBB). Klaster barat juga memungkinkan para wisatawan untuk mengunjungi museum manusia prasejarah. "Satu-satunya di Bali," beber Sapta.
Selain menawarkan keindahan laut Gilimanuk, klaster barat juga menawarkan wisata alam lain, yakni eksplorasi alam dengan kendaraan offroad hingga agrowisata cokelat di Desa Ekasari, Kecamatan Melaya.
Selain itu, zona barat juga menawarkan akulturasi budaya. Pasalnya, di Desa Wisata Blimbingsari, Kecamatan Melaya, terdapat gereja katolik dan protestan. "Semua umat di sana memakai pakaian adat Bali," tutur Sapta.
Tak kalah dengan zona barat, klaster tengah di Jembrana juga menawarkan sejumlah tujuan wisata menarik. Di sana, terdapat Pura Jagatnatha yang memiliki luas lima hektare.
Selain itu, para wisatawan juga dapat mengunjungi sentra tenun Jembrana. Lokasi ini, ungkap Sapta, sebagai pusat oleh-oleh di Gumi Makepung. "Ekrafnya di sana," bebernya.
Selain itu, zona tengah juga memungkinkan wisatawan untuk menikmati wisata alam, seperti hutan mangrove, penangkaran penyu hingga jalur tracking dengan pemandangan yang indah.
Sementara zona timur, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jembrana menjagokan Pantai Medewi yang berlokasi di Kecamatan Pekutatan. Sapta mengeklaim pantai ini merupakan salah satu pantai terbaik untuk berselancar. "Kami sudah melaksanakan event tahunan di sana," ujar Sapta.
Selain Pantai Medewi, zona timur juga menghadirkan tempat wisata ikonik, yakni bunut bolong. Lokasi ini menunjukkan adanya pohon beringin yang terdapat lubang di tengahnya.
(iws/iws)