Satu Hari Menjadi Orang Bali di Desa Wisata Bakas Klungkung

Satu Hari Menjadi Orang Bali di Desa Wisata Bakas Klungkung

Putu Krista - detikBali
Minggu, 23 Jun 2024 22:12 WIB
Keindahan alam Desa Wisata Bakas di Banjarangkan, Klungkung.
Foto: Keindahan alam Desa Wisata Bakas di Banjarangkan, Klungkung. (Putu Krista/detikBali)
Klungkung -

Desa Wisata Bakas bisa menjadi alternatif wisatawan jika datang ke Kabupaten Klungkung, Bali. Desa ini terletak di Kecamatan Banjarangkan. Sebagai salah satu desa wisata dari 19 desa wisata yang tercatat di Klungkung, Bakas tercatat paling kreatif dan memiliki banyak potensi dan pesona alam yang mendukung.

Selain itu didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang mumpuni di bidang pariwisata. Mereka memiliki semangat untuk membangun desa.

Desa Bakas memiliki banyak potensi. Di antaranya, area wisata trekking dengan menyusuri alam pedesaan berupa hamparan sawah yang sangat luas, wisata gajah, kayak, dan rafting. Turis juga bisa mencicipi beragam kuliner tradisional, seperti jajan laklak dan nasi sela.

Tak cuma mencicipi, wisatawan juga bisa mencoba membuat sendiri macam-macam kuliner tradisional. Ada kelas memasak yang bisa dilakukan di home stay dan tempat camping.

Perbekel Desa Bakas I Wayan Murdana menuturkan Desa Bakas seperti wilayah emas yang diapit dua sungai, yakni Tukad Melangit di sebelah barat dan Tukad Bubuh di timur desa. Dihiasi batu-batuan alami dengan struktur yang tertata secara baik dan alami. Di kiri dan kanan begitu rimbun dengan hijau pepohonan. Suasana bertambah syahdu dengan nyanyian burung. Di sana juga ada kera liar yang bergelantungan di ranting pohon.

"Didukung dengan subak yang masih kuat, kami berupaya mengembangkan Bakas menjadi desa wisata dari tahun 2017, astungkara berkembang hingga saat ini berkat dukungan dari tokoh dan pelaku pariwisata desa, serta pemkab Klungkung dan pemprov Bali, " kata Murdana kepada detikBali, Minggu (16/6/2024).

Satu Hari Jadi Orang Bali

Murdana mengungkapkan Desa Wisata Bakas saat ini sedang mengembangkan program "Satu Hari Menjadi Orang Bali" dalam rangka melestarikan kuliner Bali dan pengembangan desa. Program inovatif tersebut menawarkan dan mengajarkan berbagai aktivitas keseharian masyarakat tradisional Hindu Bali kepada tamu yang menginap di rumah pribadinya.

Mulai dari membuat sesajen, membuat masakan khas bumbu Bali, latihan menari, berbelanja ke pasar tradisional, serta menikmati keindahan alam.

"Dukungan adat dan subak sangat kuat, penilaian inovasi ini kemarin sudah masuk babak final mudah-mudahan diakui nasional," harapnya.

Keindahan alam Desa Wisata Bakas di Banjarangkan, Klungkung.Keindahan alam Desa Wisata Bakas di Banjarangkan, Klungkung. (Putu Krista/detikBali)

Konsep program "Satu Hari Menjadi Orang Bali" yakni mengajak wisatawan merasakan menjadi orang Bali yang penuh dengan adat-istiadat. Wisatawan dari pagi hingga pagi lagi diajak hidup di Desa Bakas, dengan berlaku sebagai orang Bali yang dikonsep secara bersama-sama oleh para pelaku usaha.

Salah satu pelaku wisata Desa Bakas, I Wayan Arsa, mengatakan program tersebut akan memberikan dampak bagi perekonomian warga desa. Satu sisi membantu desa terus berkembang, sisi lain wisatawan memiliki pengalaman lebih saat berlibur di Bali.

"Saya sudah kembangkan ini, berkali-kali mendapat respon luar biasa, bahkan banyak paket kedepan siap untuk dieksekusi," ujarnya.

Kepincut Kelas Memasak

Penyelenggaraan Bali & Beyond Travel Fair (BBTF) 2024, yang berlangsung di Nusa Dua, pada 12-14 Juni 2024, salah satu kegiatannya adalah kunjungannya ke Desa Bakas. Ada kegiatan berupa cooking class, trekking, swing, serta menyaksikan pementasan budaya, pada Sabtu (15/6/2024).

Kepala Bidang (Kabid) Pemasaran Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Klungkung Ida Ayu Pujiastuti mengatakan kegiatan post tour dari delegasi dengan memilih Kabupaten Klungkung adalah momentum untuk promosi besar-besaran. Dispar Klungkung langsung menyambut mereka di Desa Bakas.

"Ini potensi besar karena yang diundang adalah agen perjalanan juga. Cara cepat memperkenalkan destinasi yang ada di Kabupaten Klungkung," ungkapnya.

Kegiatan cooking class atau kelas memasak dengan salah satu andalannya, kuliner laklak pengangon, sangat diminati wisatawan ini. Sambil berkegiatan, para delegasi disambut dengan tari-tarian Bali berupa Tari Barong dan Tari Kuda Once Srawa.

"Para delegasi berkeliling di Klungkung, selain di Bakas juga ke Kamasan melihat proses pembuatan lukisan, ke pembuatan garam di Pesinggahan, dan kunjungan ke dua hari ini di Nusa Penida," jelas Pujiastuti.

Para delegasi secara penuh ada di Klungkung selama tiga hari hingga Senin (17/6/2024).

Laklak Pengangon dan Nasi Sela Diserbu

Koordinator daya tarik Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Bakas, Wayah Malendra jajan laklak pengangon dan nasi sela di tempatnya diserbu sekitar 300 orang setiap hari.

"Beragam dari WNA warga lokal dan domestik hadir datang berlibur, apalagi seperti hari Minggu seperti ini dan cuaca cerah pasti ramai sampai sore," ujarnya.

Menurut Malendra, dengan menjadi desa wisata yang berkembang, saat ini bermunculan paket wisata, sarana wisata berupa penginapan dengan menyulap rumah pribadi menjadi sarana menginap wisatawan yang paling digemari oleh Eropa.

Bagi yang ingin berkunjung ke Desa Bakas atau yang ingin mengajak tamunya menikmati alam pedesaan, sejumlah spot di lokasi ini patut direkomendasikan. Pertama, ada wisata trekking (Bakas Agriculture Trekking). Kemudian ada tempat pelukatan (pembersihan diri), di kawasan situs Batu Andang, dan Pura Tirta.

Menikmati trekking di Desa Wisata Bakas.Menikmati trekking di Desa Wisata Bakas. (Putu Krista/detikBali)

Selanjutnya ada wisata Melangit Adventure, Melangit Waterfall, pasar tradisional, kelas memasak, tur gapjah(Bakas Elephant Tour), Melangit Kayaking, hingga Bakas Swing.

Sedangkan untuk budaya, Desa Wisata Bahas memiliki Tari Kecak Endut. Ini dipentaskan di tengah kubangan sawah penuh dengan lumpur yang menciptakan kesan klasik dan menjadi buruan fotografer saat pementasan.

Selain itu, ada juga kegiatan membuat layang-layang yang dilakukan oleh anak-anak Desa Bakas bersama wisatawan. Selama anak-anak membuat layang-layang, para orang tua diajarkan membuat sarana upacara, seperti ulatan dari bambu dan membuat canang.




(hsa/hsa)

Hide Ads