Puncak Jatiwangi, Spot Terbaik Melihat Kota Bima dari Ketinggian

Puncak Jatiwangi, Spot Terbaik Melihat Kota Bima dari Ketinggian

Rafiin - detikBali
Selasa, 23 Jan 2024 11:10 WIB
Suasana Kota Bima yang dilihat dari ketinggian bukit Jatiwangi, Kota Bima, NTB, Minggu (21/1/2024). (Dok. Rafiin/detikBali)
Foto: Suasana Kota Bima yang dilihat dari ketinggian bukit Jatiwangi, Kota Bima, NTB, Minggu (21/1/2024). (Dok. Rafiin/detikBali)
Bima -

Kota Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), dijuluki kota tepian air karena berada di tepi perairan Teluk Bima. Tapi kota yang berada di ujung timur NTB ini terdapat salah satu puncak yang cukup terkenal, yakni Puncak Jatiwangi.

Secara geografis, Puncak Jatiwangi masuk wilayah administratif Pemerintah Kelurahan Jatiwangi, Kecamatan Asakota. Jarak dengan pusat keramaian dan pemerintah kota cukup dekat, hanya sekitar satu kilometer.

Dengan letaknya strategis, Puncak Jatiwangi adalah salah satu spot terbaik melihat Kota Bima dari berbagai sisi dari ketinggian. Bonusnya, dimanjakan dengan pemandangan perairan Teluk Bima, yang di dalamnya ada satu pulau bernama Pulau Kambing (Doro Nisa).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain disuguhkan dengan pemandangan yang indah, di Puncak Jatiwangi juga ada beberapa kedai yang menyediakan minuman dan makanan ringan hingga berat (nasi). Kedai ini mulai buka sore sekitar pukul 16.00 Wita sampai pukul 00.00 Wita.

Selain itu, ada juga lapak-lapak kopi seharga Rp 5 ribu per gelas. Ketika duduk di lapak kopi dan kedai di Puncak Jatiwangi, pengunjung akan disuguhkan keindahan lanskap Kota Bima dari ketinggian. Mulai dari bentangan sawah, perumahan penduduk, hingga perairan Teluk Bima.

ADVERTISEMENT

Bagi yang ingin menginap bersama rombongan keluarga atau mitra kerja, di Puncak Jatiwangi juga tersedia beberapa vila milik warga yang disewakan. Harga semalam tidak ditentukan. Karena kisaran harganya ditentukan hasil negosiasi dengan pemilik vila.

Salah seorang warga Jatiwangi, Hendrawan, mengatakan Puncak Jatiwangi dulunya dikenal sebagai tempat berkebun sirsak Bima dan jambu mete hingga ladang padi. Termasuk juga menjadi lokasi peliharaan hewan ternak seperti, kuda, kambing, dan sapi.

"Sejak dibukanya akses jalan di era 2000an, Puncak Jatiwangi mulai dikenal luas dan ramai dikunjungi," kata Hendrawan kepada detikBali, Minggu sore (21/1/2024).

Suasana Kota Bima yang dilihat dari ketinggian bukit Jatiwangi, Kota Bima, NTB, Minggu (21/1/2024). (Dok. Rafiin/detikBali)Suasana Kota Bima yang dilihat dari ketinggian bukit Jatiwangi, Kota Bima, NTB, Minggu (21/1/2024). (Dok. Rafiin/detikBali) Foto: Suasana Kota Bima yang dilihat dari ketinggian bukit Jatiwangi, Kota Bima, NTB, Minggu (21/1/2024). (Dok. Rafiin/detikBali)

Selain dari Bima dan Dompu, Hendrawan mengungkapkan pengunjung yang datang ke Puncak Jatiwangi juga dari berbagai daerah. Mereka terdiri dari berbagai kalangan, dari rombongan keluarga, rekan kerja, hingga kalangan muda-mudi.

"Pendatang yang ke Kota Bima belum lengkap jika tidak berkunjung ke Puncak Jatiwangi," ujar Hendrawan.

Meski demikian, pengunjung yang datang, apalagi yang baru pertama kali ke Puncak Jatiwangi, disarankan agar tetap berhati-hati. Pasalnya medan jalan menuju Puncak Jatiwangi berupa tanjakan dan turunan, sehingga rawan terjadinya kecelakaan lalu lintas.

"Saat ini, sedang dibuka akses jalan baru untuk meminimalisir kecelakaan akibat jalan curam. Semoga setelah adanya jalan baru ini, ke depan pendatang akan semakin ke Puncak Jatiwangi," pungkas Hendrawan.




(nor/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads