The Indonesia Knowledge, Climate, Arts & Music Lab (IKLIM) Festival, kolaborasi musisi Tanah Air menggelar acaranya di Monkey Forest, Ubud, Gianyar, Bali. IKLIM menjadi acara pagelaran seni musik pertama yang mengusung konsep tanpa sampah plastik atau 'reuse protocol'.
"Festival musik ini baru pertama kali. Dengan menerapkan 'reuse protocol' yang juga baru pertama kalinya di Indonesia," kata Eksekutif Director Dietplastik Indonesia Tiza Mafira, selaku penyelenggara IKLIM fest di Monkey Forest, Sabtu (4/11/2023).
Tiza menjelaskan, ada penampilan 13 musisi Indonesia. Di antaranya, ada Endah N Rhesa, Navicula, Kai Mata, dan Made Mawut. Belasan musisi itu masing-masing akan membawakan satu lagu bertemakan kepedulian terhadap lingkungan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lagu-lagu mereka terkompilasi dan dapat dinikmati dalam album 'sonic/panic'. Selain itu, ada juga beberapa vendor makanan dan minuman yang turut memeriahkan pagelaran musik peduli lingkungan tersebut
"Kami juga kerja sama dengan operator guna ulang atau reuse. Nah, festival ini skalanya lebih serius. Makanya, kami namakan 'reuse protocol'," kata Tiza.
Namun, ada beberapa aturan yang harus dipatuhi pengunjung saat menonton konser musik yang tidak dipungut biaya tiket masuk itu. Selain dilarang membawa benda tajam dan narkoba, pengunjung juga dilarang membawa rokok dan benda apapun yang terbuat dari plastik ke dalam area festival.
Tidak hanya pengunjung. Vendor makanan dan minuman juga dilarang membawa dan mengemas produk yang mereka jual dengan menggunakan kemasan plastik. Mereka dapat menggunakan kemasan dari kertas atau kaca.
"Harapan kami, (kemasan makanan dan minuman) dicuci di tempat, kemudian dibalikin lagi ke vendor. Harapan kami, bisa 4 sampai 5 cycle. Nah, itu bisa kita hitung berapa (nilai) pencegahan (kalau pakai kemasan) sekali pakai," jelasnya.
Tiza menuturkan konsep tersebut nantinya ia usung tidak hanya untuk pagelaran seni musik saja. Acara-acara dengan tema dan format yang lain sejatinya juga dapat menerapkan konsep yang sama.
Endah Widiastuti, salah satu personil duo Endah n Rhesa, membawakan lagu terbarunya berjudul 'Plastic Tree'. Lagu terbaru yang mulai digarap sejak pertengahan Juni hingga Agustus itu menyuarakan permasalahan lingkungan.
"Saya menjadi salah satu kontributor terhadap permasalahan lingkungan. Misalnya, over consumption, belum bisa berhemat, dan lainnya. Hemat energi dan segala macem," kata Endah.
Endah mengaku menemui banyak kendala saat menggarap lagu tersebut. Dia mengaku sangat emosional saat menulis lirik hingga proses rekaman single terbarunya itu.
"Aku susah banget mengendalikan emosi waktu rekaman. Nangis terus. Karena kami buat lagunya bareng-bareng. Dan mas Rhesa juga berusaha keras untuk menenangkan aku. Bantu nulis lirik," tuturnya.
Endah mengaku melalui lagu tersebut dirinya juga mencoba untuk menjalani hidup yang ramah lingkungan. Misalnya, mulai bawa tumbler saat bepergian ketimbang dengan wadah plastik.
"Mengurangi sampah plastik dan lainnya. Akhirnya ya mencoba mengkaryakan plastik-plastik yang sekali pakai. Itu yang jadi pemikiran dan perubahan sikap," akunya.
Sebagai informasi, festival musik IKLIM juga menghadirkan berbagai kegiatan menarik yang dikerjasamakan dengan masyarakat dan komunitas lokal di Ubud. Antara lain, program film oleh Silurbarong, pop-up skatepark, talkshow, yoga, workshop, serta bazar komunitas.
(hsa/hsa)