Menikmati Keindahan Bali dari Capung Besi

Liburan ala Sultan di Bali

Menikmati Keindahan Bali dari Capung Besi

Hanna Patricia - detikBali
Kamis, 21 Sep 2023 18:12 WIB
Salah satu helikopter milik Fly Bali di Heliport Ungasan, Badung, Bali, Kamis (25/5/2023).
Salah satu helikopter milik Fly Bali di Heliport Ungasan, Badung, Bali, Kamis (25/5/2023). Foto: Hanna Patricia M. Lubis/detikBali
Jakarta -

Ada banyak cara untuk liburan di Bali. Selain mengunjungi destinasi wisata, para pelancong berduit alias sultan juga dapat menikmati keindahan Pulau Dewata dari udara dengan menyewa helikopter atau capung besi.

Salah satu yang merintis bisnis penyewaan helikopter adalah Harriko Fesfusi dan Marina Trudy. Pasangan suami istri ini mendirikan Fly Bali yang beralamat di Ungasan, Badung, Bali, pada April 2019.

Harriko menuturkan saat itu, Fly Bali hanya memiliki empat karyawan. Pria berusia 37 tahun itu menjadi pilot, sedangkan istrinya bertugas mencari penyewa.

"Terus ada dua landing officer, itu awal mulanya." Ujar Harriko kepada detikBali, Mei lalu.

Harriko bisa menerbangkan capung besi karena berprofesi sebagai pilot sejak 2010. Adapun, Marina bekerja di bidang aviasi sejak 2016.

Marina membangun bisnis tersebut karena terinspirasi dari paket tur Liberty di New York, Amerika Serikat. Perempuan berusia 36 tahun itu kemudian mencoba membuka penyewaan helikopter di kawasan Ungasan yang juga menjadi lokasi patung Garuda Wisnu Kencana (GWK).

"Kami terinspirasi dari Liberty tour di New York, helikopter itu bisa terbang durasinya sekitar 15 menit, mengelilingi patung Liberty, dan itu sangat booming sekali. Sedangkan di Bali, kebetulan ada GWK sebagai ikon," tutur Marina.

Pendiri Fly Bali, Harriko Fesfusi dan Marina Trudy, di Ungasan, Badung, Bali, Kamis (25/5/2023).Pendiri Fly Bali, Harriko Fesfusi dan Marina Trudy, di Ungasan, Badung, Bali, Kamis (25/5/2023). Foto: Hanna Patricia M. Lubis/detikBali

Marina menuturkan biaya sewa helikopter Fly Bali dimulai dari Rp 6,9 juta per empat penumpang untuk durasi terbang 12 menit. Jika ingin terbang lebih lama, tarifnya Rp 39 juta per enam penumpang dengan durasi terbang 70 menit.

Menurut Marina, paket tur helikopter yang paling sering disewa oleh adalah paket 12 menit. Selain menikmati keindahan patung GWK dari atas, penyewa helikopter juga bisa melihat Pantai Melasti dari capung besi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Fly Bali memiliki beberapa tipe helikopter, yaitu Robinson R66, Bell 505, Kawasaki BK 117-C1, dan Bell 206. "Pengunjung Fly Bali rata-rata sebulan 500 orang," imbuh Marina.

Fly Bali juga menyediakan kostum selama terbang. Paket marriage proposal dibanderol mulai dari Rp 10 juta.

Selain itu, ada juga layanan Heli Transfer. Dengan Heli Transfer memungkinkan para penyewa diantar ke mana saja dengan menggunakan helikopter.

Untuk memastikan keamanan dan kenyamanan penumpang, Fly Bali rutin melakukan pengecekan helikopter. Harriko mengeklaim seluruh operasional penerbangan telah mengikuti regulasi yang berlaku di Indonesia. "Kami ada inspeksi harian, ada weekly, ada per 50 jam, per 25 jam, per 100 jam, itu dicek," katanya.

Selain Fly Bali, siapa lagi yang membuka layanan sewa helikopter di Bali untuk liburan? Simak selengkapnya di sini.

Selain Fly Bali, Urban Air juga menyediakan jasa pelesiran menggunakan helikopter. Urban Air merupakan milik perusahaan Urban Company sekaligus pemilik MS Glow yaitu Maharani Kemala Dewi bersama suaminya Dewa Gede Adiputra.

Sales Eksekutif Urban Air Tribuana Erlangga menuturkan Urban Air usaha tersebut didirikan untuk mengembangkan pariwisata Bali setelah pandemi COVID-19. "Kami ingin menghidupkan kembali pariwisata Bali dengan cara baru, tur helikopter," tuturnya.

Urban Air baru memiliki satu helikopter jenis Bell 505 Jet Ranger X berbahan bakar avtur. Helikopter tersebut memiliki kapasitas empat penumpang dan seorang pilot.

Untuk harga sewa tur helikopter Urban Air mematok tarif mulai dari Rp5,5 juta per 12 menit hingga Rp 30 juta per 70 menit. Urban Air juga menawarkan heli transfer.

Bahkan, Urban Air, juga memiliki layanan evakuasi medis yang bekerja sama dengan sejumlah rumah sakit. Capung besi siap mengantarkan pasien ke rumah sakit dengan segera.

Urban Air dapat melayani 250 penumpang per bulan saat musim liburan. Ia menyebut 70 persen penyewa helikopter Urban Air adalah wisatawan domestik.
"Saat low season, bisa 100 sampai 150 orang (penumpang) per bulan. Tapi yang tertinggi bisa sampai 200 sampai 250 orang," ungkap Tribuana.

Helikopter Urban Air. Urban Air merupakan salah satu perusahaan yang melayani jasa sewa helikopter untuk liburan.Helikopter Urban Air. Urban Air merupakan salah satu perusahaan yang melayani jasa sewa helikopter untuk liburan. Foto: dok. Instagram Urban Air


Jika penerbangan terkendala cuaca, Tribuana melanjutkan, Urban Air akan menawarkan penyewa helikopter untuk mengganti hari atau mendapatkan pengembalian pembayaran (refund) penuh kepada penyewa.

Salah satu yang pelesiran dengan adalah helikopter Endah Dwi. Dia penasaran merasakan sensasi melihat patung GWK dan keindahan tebing-tebing di Bali selatan dari udara.

Perempuan berusia 31 itu akhirnya mencoba menyewa helikopter bersama dua temannya dan terbang selama 18 menit.

"Kami ingin menikmati view dari udara. Tidak semua orang bisa melihat patung GWK langsung di bawah kakinya kan," kata pegawai di perusahaan BUMN itu melalui telepon, beberapa waktu lalu.

Endah Dwi saat pelesiran dengan helikopter Fly Bali, di Ungasan, Badung, Bali, Sabtu (27/5/2023).Endah Dwi saat pelesiran dengan helikopter Fly Bali, di Ungasan, Badung, Bali, Sabtu (27/5/2023). Foto: dok pribadi Endah Dwi


Hal senada diungkapkan oleh Eunike Bunga Marvela. Perempuan berusia 18 tahun itu melakukan melancong helikopter bersama kedua orang tuanya pada pertengahan Juni lalu. Eunike sekeluarga menyewa paket 18 menit dengan tarif Rp 9,6 juta.

Selama terbang, Eunika tak henti-hentinya berdecak kagum menatap jendela helikopter dan mengabadikan pengalamannya menyaksikan Bali dari ketinggian menggunakan kamera ponselnya.

"Menurut aku worth it. Kapan lagi bisa lihat Bali yang spektakuler dari helikopter," tutur perempuan asal Jakarta itu.

Artikel ini ditulis oleh Hanna Patricia M. Lubis, peserta program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.

Halaman 2 dari 2
(iws/gsp)

Koleksi Pilihan

Kumpulan artikel pilihan oleh redaksi detikbali

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads