Tidak mengherankan kalau Bali dikenal dengan julukan Pulau Seribu Pura atau Pulau Dewata. Maka keberadaan pura-pura di Bali sudah menjadi ikon tersendiri selain menjadi fungsinya sebagai tempat pemujaan Tuhan bagi umat Hindu di Bali.
Banyak pura yang sudah dikenal luas, seperti Pura Besakih, Pura Uluwatu, Pura Ulun Danu Batur, Pura Danu Beratan dan lainnya. Bahkan secara fungsi, pura dikenal ada dua. Di antaranya pura jagat sebagai tempat suci pemujaan terhadap Tuhan yang Maha Agung, serta pura kawitan sebagai tempat suci untuk memuja roh leluhur.
Kabupaten Badung, juga memiliki sejumlah pura terkenal. Di antaranya Pura Taman Ayun, Pura Pucak Mangu, sampai Pura Luhur Uluwatu. Jika ditarik sesuai karakteristik, ada pula sebutan Pura Dang Kahyangan atau Kahyangan Jagat. Yaitu pura yang disungsung oleh seluruh umat di Bali, yang memiliki tingkatan lebih tinggi dari pura yang ada di desa.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tercatat sejumlah Pura Dang Kahyangan di Badung, dari ujung utara wilayah Gumi Keris -julukan untuk Kabupaten Badung- sampai ujung selatan. Berikut catatannya:
1. Pura Ulun Swi Jimbaran
Sesuai namanya, Pura Ulun Swi Jimbaran berlokasi di Kelurahan Jimbaran, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Tepatnya di Banjar Menega Desa Adat Jimbaran. Pura ini berlokasi sangat strategis, yakni berada tepat di depan Pasar Jimbaran, di jalur utama Jimbaran menuju Uluwatu.
Dikutip dari berbagai sumber, pura ini jadi salah satu bagian dari berdirinya Desa Jimbaran. Yang mana pura tersebut dibangun Empu Kuturan bersama pendirian pura Sad Kahyangan lainnya di Bali. Konon lokasinya berada di tengah hutan yang jimbar atau luas (asal-usul nama Jimbaran).
Hal menarik dari pura ini, masih tersimpan beberapa peninggalan purbakala. Yakni tiga arca berwujud Dewata Nawa Sanga, diletakkan di depan bangunan meru tumpang 11. Pura ini juga masih menyimpan bejana berbahan tembaga yang dipakai untuk tempat Tirta. Biasanya dikeluarkan hanya saat upacara agama.
2. Pura Batu Bolong
Mungkin sebagian besar detikers pernah mendengar Pura Batu Bolong di kawasan pariwisata Canggu. Ya, pura ini tergolong Pura Kahyangan Jagat yang kerap didatangi sejumlah umat di Bali saat hari suci. Pura ini berlokasi di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung.
Pura Batu Bolong diusung oleh umat yang berasal dari Canggu dan sekitarnya. Pura tersebut juga dimanfaatkan untuk pemujaan saat perayaan melasti jelang Hari Suci Nyepi.
Kawasan luar Pura Batu Bolong pun kerap disinggahi para pelancong dari berbagai negara. Sebab, kawasanCanggu dan sekitarnya saat ini sedang berkembang menjadi saya tarik wisata dunia.
3. Pura Purusada Kapal
Salah satu pura yang terkenal di wilayah Badung bagian tengah ini masuk dalam wilayah Desa Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Pura Purusada memiliki arsitektur unik yang sebagian besar memakai bahan baku batu bata.
Beberapa sumber menjelaskan, nama pura ini diperkirakan diambil dari sebutan palinggih di utama Mandala, yaitu Prasada. Pura ini pun sudah ditetapkan sebagai cagar budaya, sehingga keberadaan pura ini sangat dijaga betul oleh semua pihak.
Uniknya, berdirinya Pura Purusada turut menciptakan cerita tersendiri di masyarakat. Seperti pantangan memakai bata merah dan kayu jati yang ada kaitannya dengan legenda kedatangan penguasa Bali, Sri Astasura Ratna Bhumi Banten ke Desa Kapal pada tahun caka 1260 atau 1338 masehi.
Menurut Bendesa Adat Kapal I Ketut Sudarsana, yang juga praktisi Sastra Bali Kuna ini menguraikan, ada seruan Patih raja Bali, Ki Kebo Iwa saat ingin merestorasi salah satu pura kuno di Bali.
Saat perbaikan akan dimulai, sebagian bahan itu hilang dicuri warga. Ki Kebo Iwa geram lalu mengutuk warga Kapal agar mendapat kesengsaraan jika memakai bata merah dan kayu jati sebagai bahan bangunan.
Warga yakin akan terjadi cekcok antar anggota keluarga jika pantangan itu dilanggar. Sepanjang keturunan bakal sengsara. Cerita inilah yang membuat para wisatawan tertarik untuk tahu lebih dalam tentang Pura Purusada.
4. Pura Taman Ayun
Pemerintah Provinsi Bali mengusulkan ke UNESCO agar Pura Taman Ayun menjadi salah satu World Heritage List. Pura Taman Ayun lalu diresmikan oleh UNESCO pada 2012 sebagai salah satu situs warisan budaya UNESCO.
Tidak mengherankan, Pura Taman Ayun terlihat sangat indah karena dikelilingi kolam besar dan dipercantik dengan taman-taman di sekitarnya. Pura Taman Ayun berlokasi di Desa Mengwi, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.
Pura ini tersusun atas sebuah pelataran luar dan tiga pelataran dalam. Pelataran luar terletak di sisi luar kolam dan terdapat jembatan yang melintasi kolam, menuju ke sebuah pintu gerbang berupa gapura.
Pura ini dibangun pada tahun 1556 saka atau sekitar 1634 Masehi. Pura yang dibangun oleh Raja Mengwi I Gusti Agung Putu menjadikan Pura Taman Ayun sebagai tempat pemujaan leluhur bagi Kerajaan Mengwi dalam memohon kesejahteraan.
Kawasan luar pura ini pun menjadi daya tarik wisata. Para turis bisa melihat sepintas lanskap dari Pura Taman Ayun dengan berjalan mengelilingi area utama Mandala di jalan khusus. Kawasan luar pura juga dilengkapi fasilitas yang menampilkan karya seni, foto-foto masa lalu KerajaanMengwi dan bioskop.
5. Pura Pucak Mangu
Pura Pucak Mangu berdiri megah di ujung 'keris' Kabupaten Badung. Berdiri di wilayah Desa Pelaga, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Pura Pucak Mangu berlokasi di Gunung Mangu, yakni salah satu gunung tertinggi di Bali dengan ketinggian 2.096 meter di atas permukaan laut (mdpl).
Dikutip dari berbagai sumber, dalam sejarahnya, Pura Pucak Mangu dijadikan tempat untuk melakukan tapa brata oleh I Gusti Agung Putu, yakni pendiri kerajaan Mengwi. Yang mana I Gusti Agung Putu telah dianugerahi kekuasaan oleh Ida Bhatara Pucak Mangu.
Selain untuk tujuan sembahyang, Pura Pucak Mangu kerap didatangi sebagai titik terakhir para pecinta alam mendaki Gunung Mangu. Jalur pendakian menuju pura ini terbilang aman, apalagi sudah ada sekitar 4 pos sepanjang jalur.
Pemandangan sepanjang jalur menuju pura pun terbilang menawan. Dikelilingi pepohonan hutan, dan pemandangan Danau Beratan di Kabupaten Tabanan yang bisa dilihat dari puncak.
(nor/nor)