Menelisik Keunikan Museum Pasifika Bali: Sejarah, Daya Tarik, Rute, Tiket

Badung

Menelisik Keunikan Museum Pasifika Bali: Sejarah, Daya Tarik, Rute, Tiket

Nindy Tiara Hanandita - detikBali
Minggu, 09 Apr 2023 23:30 WIB
Museum Pasifika di Komplek Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Area Blok P, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. (dok. Museum Pasifika)
Foto: Museum Pasifika di Komplek Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Area Blok P, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali. (dok. Museum Pasifika)
Badung -

Bali diberkahi dengan pulau yang indah dengan keanekaragaman budaya. Pulau Dewata memiliki tempat tersendiri di hati wisatawan terutama bagi mereka yang mengagumi seni dan budaya.

Museum Pasifika menjadi salah satu museum yang menampilkan karya maestro-maestro kondang dari berbagai wilayah di dunia. Berikut hal-hal menarik yang perlu detikers simak mengenai Museum Pasifika.

Sejarah Pendirian

Sandiaga Rekomendasikan Museum Pasifika Bali Sebagai Venue Side G20Sandiaga Rekomendasikan Museum Pasifika Bali Sebagai Venue Side G20 Foto: (dok. Kemenparekraf)

Melansir situs resmi museum-pasifika.com, Museum Pasifika memiliki luas 9.000 meter persegi (m2). Museum Pasifika diresmikan pada 2006 di atas tanah seluas 12.500 m2 di Kompleks Nusa Dua.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Museum ini dibangun oleh arsitek terkenal Bali Popo Danes dan terdiri dari 11 ruang pameran serta paviliun besar dan area kafe dengan pemandangan taman yang indah.

Museum Pasifika menyatukan karya seni dari wilayah Pasifik dan Asia Tenggara di dalam satu bangunan. Menampilkan karya seni dari kepulauan Indonesia, khususnya berasal dari Pulau Bali.

ADVERTISEMENT

Walaupun terbilang baru dibanding museum lainnya di Bali, Museum Pasifika memiliki ratusan koleksi karya seni dari seluruh kawasan Asia Pasifik.

Misinya adalah melestarikan keberagaman tradisi dari masyarakat itu sendiri serta untuk menyandingkan karya-karya penting abad 20. Hal ini tidak hanya menyalurkan pandangan seniman asing yang datang, tetapi juga sebagai peleburan budaya yang berasal dari pertukaran tersebut.

Sejak Museum Pasifika dibuka, sejumlah acara temporer telah diselenggarakan, bertujuan mengabadikan dan mempromosikan ragam aktivitas budaya Bali maupun internasional.

Daya Tarik

Museum Pasifika terdiri dari delapan paviliun dan 11 ruang dengan tampilan koleksi yang berbeda-beda hasil karya para seniman. Setiap ruangan memiliki keunikan masing-masing, yakni:

Seniman Indonesia (Ruang 1)

Menampilkan karya maestro asal Indonesia seperti Affandi, Raden Saleh, Ida Bagus Nyoman Rai, Hendra Gunawan, dan sebagainya. Ragam mahakarya spektakuler seniman terbaik negeri ada di Museum ini.

Seniman Italia di Indonesia (Ruang 2)

Suguhan keindahan hasil karya berupa lukisan dan buku sastra menghiasi ruang 2, misalnya karya Gilda Ambron dan karya Renato Cristiano. Di sini menampilkan karya berupa lukisan wanita di zaman penjajahan Belanda. Adapun karya maestro Piero Antonio Garriazo tentang perkampungan zaman dulu dan lukisan pemandangan sawah.

Seniman Belanda di Indonesia (Ruang 3)

Gudangnya lukisan zaman penjajahan karya seniman Belanda. Terdapat diorama pelukis Belanda yang dahulu menetap di Indonesia seperti Paulides, Isaac Israel, Willem Gerard Hofker, dan lainnya.

Seniman Perancis di Indonesia (Ruang 4)

Memamerkan lukisan karya seniman Perancis yang dulu menetap di Indonesia seperti Paul Gerrard, Pierre Sicard, Lea Lafugie dengan hasil lukisan yang memiliki makna dalam yang tersirat.

Seniman Eropa di Indonesia (Ruang 5)

Kumpulan lukisan dari seniman Eropa mulai dari Jerman, Swedia, hingga Inggris. Selain itu, ruangan ini juga menampilkan koleksi surat tulisan Ir. Soekarno kepada Le Mayeur seniman Belgia yang meminta kesediaan untuk mengajarkan melukis kepada calon seniman muda Indonesia, Basuki Abdullah.

Pameran Temporer (Ruang 6)

Menampilkan karya seni khas Bali berupa topeng barong. Ruangan ini biasa digunakan sebagai tempat pertunjukan tari tradisional Bali.

Seniman Indochina (Ruang 7)

Karya seniman Thailand, Vietnam, Kamboja, dan Hongkong ditampilkan di ruangan ini. Hasil lukisan yang ditampilkan pun terlihat familiar karena serupa dengan corak budaya Indonesia.

Seniman Polynesia dan Tahiti (Ruang 8)

Menampilkan karya pelukis asal Polynesia dan Tahiti, misalnya lukisan Taj Mahal dari India dengan latar hutan rimbun.

Kesenian Premier Vanuatu (Ruang 9)

Karya dari negara kepulauan di Pasifik ini ditampilkan di ruangan ini. Kebanyakan karyanya berupa patung, artefak, peninggalan perahu kayu dan ragam lainnya.

Kesenian Pasifik Oceania (Ruang 10)

Karya berupa patung, artefak, baju besi perang, perahu bekas dan lainnya dari Oseania dan Samudera Pasifik ada di ruangan ini.

Kesenian Asia (Ruang 11)

Hasil karya seniman Asia yang bertempat tinggal di negaranya, seperti seniman asal Malaysia, Jepang, Cina, Thailand, Filipina, dan Myanmar ada di ruangan ini.

Lokasi

Lokasi yang strategis ini tepatnya di Komplek Bali Tourism Development Corporation (BTDC) Area Blok P, Benoa, Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Bali, dilengkapi dengan fasilitas yang bisa digunakan.

Terdapat taman dengan panggung terbuka yang bisa digunakan untuk acara yang berlangsung di malam hari. Setiap hari, pengunjung bisa menghabiskan waktu mengelilingi museum, menyaksikan karya seni, dan membaca buku di perpustakaan.

Rute

Museum Pasifik tidak terlalu jauh dari Kota Denpasar, sekitar 20 kilometer. Museum ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan sekitar 40 menit.
Jika dari Bandara Internasional Ngurah Rai hanya berjarak 13 kilometer yang memakan waktu 23 menit saja. Anda dapat menggunakan kata kunci "Museum Pasifika Bali" di Google Maps sebagai panduan perjalanan.

Tarif Masuk

Harga yang ditawarkan beragam berdasarkan kategorinya. Untuk pelajar SD, SMP, dan SMA, mereka hanya membayar Rp 5.000 per orang.
Sementara, wisatawan domestik membayar Rp 50.000 per orang. Sedangkan wisatawan internasional dikenakan biaya sebesar Rp 75.000 per orang. Perlu diingat bahwa harga tiket masuk Museum Pasifika bisa berubah sewaktu-waktu.

Jam Buka

Museum Pasifika beroperasi mulai pukul 10.00-18.00 Wita dan buka setiap hari.

Artikel ini ditulis oleh Nindy Tiara Hanandita, peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom




(Ronatal Siahaan/nor)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads