Museum Arma Ubud: Sejarah, Daya Tarik, Lokasi

Museum Arma Ubud: Sejarah, Daya Tarik, Lokasi

Ni Kadek Ratih Maheswari - detikBali
Minggu, 26 Mar 2023 10:07 WIB
Agung Rai Museum of Art atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Arma Ubud memamerkan koleksi karya terbaik dari pelukis-pelukis ternama. Simak ulasannya!
Agung Rai Museum of Art atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Arma Ubud memamerkan koleksi karya terbaik dari pelukis-pelukis ternama. (Foto: Instagram arma.bali)
Gianyar -

Selain memiliki bentang pantai dan panorama alam yang memikat, Bali juga mempunyai sejumlah museum yang bisa Anda kunjungi. Salah satunya adalah Agung Rai Museum of Art atau yang lebih dikenal dengan nama Museum Arma Ubud.

Museum Arma merupakan salah satu museum yang memamerkan koleksi karya terbaik dari pelukis-pelukis ternama di Dunia. Tak hanya itu, Arma juga menjadi pusat seni rupa dan pertunjukan budaya di Ubud.

Berikut ulasan seputar Museum Arma seperti dirangkum detikBali:

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejarah

Berdirinya Museum Arma tidak terlepas dari jasa Agung Rai, seorang budayawan berkontribusi besar dalam mempopulerkan dan melestarikan karya seni Indonesia. Museum ini resmi dibuka pada 9 Juni 1996 oleh Prof Wardiman Djojonegoro yang ketika itu menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan.

Museum Arma dikelola oleh ARMA Foundation yang terbentuk pada 13 Mei 1996. Visi utama berdirinya Museum Arma adalah untuk mengumpulkan dan melestarikan karya seni, mengembangkan dan melestarikan seni lukis, patung, musik, tari, dan bentuk kebudayaan lainnya. Museum ini juga menyediakan sarana dan prasarana bagi masyarakat yang ingin belajar tentang kebudayaan Bali.

ADVERTISEMENT

Lokasi

Museum Arma berlokasi di Jalan Raya Pengosekan Nomor 108, Ubud, Gianyar, Bali. Lokasi museum ini tidak jauh dengan objek wisata Monkey Forest atau sekitar 8 menit perjalanan menggunakan kendaraan bermotor. Jika berangkat dari Denpasar, Anda perlu menempuh jarak sekitar 22 kilometer dan memakan waktu sekitar 1 jam perjalanan.

Daya Tarik

Dilansir dari laman armabali.com, museum ini mengoleksi karya dari pelukis ternama di Bali, Indonesia, dan luar negeri. Jenis lukisan yang dikoleksi juga beragam, dari lukisan bergaya tradisional hingga kontemporer. Anda juga dapat melihat lukisan klasik Kamasan karya artis Batuan pada 1930 dan 1940.

Selain itu, Museum Arma juga menjadi satu-satunya museum di Bali yang memamerkan lukisan karya maestro ternama Indonesia, yakni Raden Saleh dan Syarif Bustaman. Ada pula karya pelukis ternama asal Bali, seperti I Gusti Nyoman Lempad, Ida Bagus Made, Anak Agung Gede Sobrat, dan I Gusti Made Deblog.

Koleksi spesial lainnya adalah karya pelukis asal Jerman, Walter Spies yang juga berkontribusi besar terhadap perkembangan kesenian di Bali. Berikutnya ada karya pelukis mancanegara lainnya, seperti Willem Gerard Hofker, Rudolf Bonnet, dan Willem Dooijewaard.

Museum Arma juga memiliki koleksi dari ARMA Foundation dan koleksi pinjaman dari Agung Rai dan istri selaku tokoh di balik berdirinya Museum Arma. Wisatawan yang berkunjung juga dapat menyaksikan pameran khusus, pertunjukan teater, tari tradisional, musik gamelan, kelas melukis, toko buku, perpustakaan, dan program pelatihan lainnya.

Untuk anda yang ingin tertarik mengikuti program budaya, Museum Arma juga menawarkan beberapa pelatihan seni. Mulai dari pelatihan rindik, kelas yoga, melukis, batik, mengukir kayu, gamelan Bali, tari tradisional, dan masih banyak kelas lainnya.

Harga Tiket dan Jam Buka

Dilansir dari situs iheritage.id, tiket masuk ke Museum Arma dijual seharga Rp 80 ribu untuk dewasa maupun anak-anak. Namun, harga ini belum termasuk fasilitas menonton pertunjukan, mengikuti pelatihan, atau pameran spesial lainnya yang digelar di Museum Arma.

Museum Arma buka setiap hari pada pukul 09.00-18.00 Wita. Nah, untuk anda yang sedang berkunjung ke Bali dan memiliki ketertarikan dengan seni lukis maupun budaya, jangan lewatkan berkunjung ke Museum Arma, ya!

Artikel ini ditulis oleh Ni Kadek Ratih Maheswari peserta Program Magang Bersertifikat Kampus Merdeka di detikcom.




(iws/iws)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads