Air dari tujuh pancuran mengalir menuju sebuah kolam yang menghadap langsung ke lembah. Dari kolam itu, tampak Sungai Yeh Penet membentang dari utara ke selatan.
Tempat itu bernama Taman Beji Samuan. Lokasinya berada di Desa Carangsari, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Tempat wisata ini sangat menarik bagi pelancong yang suka dengan petualangan dan alam karena berada di kawasan hutan yang masih asri.
Taman Beji Samuan dinamai demikian karena merupakan tempat suci yang berkaitan langsung dengan keberadaan pura besar bernama Pura Desa. Pura itu dimiliki oleh warga Desa Adat Samuan.
Ditemukan Secara Tidak Sengaja
Pemangku pura setempat Jro Mangku Wayan Pagiana menerangkan Taman Beji Samuan mulanya adalah tempat suci biasa yang dilengkapi satu pelinggih (bangunan suci) dan terkait keberadaan Pura Desa Adat Samuan. Saat warga setempat akan memugar pelinggih karena rusak, jalan menuju ke lokasi itu tertutup material.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Warga kemudian membuka jalan untuk menuju ke lokasi pelinggih itu. Tak disangka saat pembukaan jalan dan penebasan semak dilakukan, pemangku menemukan sumber air yang mulanya tertutup bebatuan.
"Ternyata airnya bisa mengalir sampai sekarang. Awalnya kami pesimis air ini tidak akan mengalir jangka panjang," jelas Wayan Pagiana kepada detikBali, Minggu (15/1/2023) sore.
Pengelola desa adat kemudian berinisiatif untuk mengembangkan lokasi itu agar bisa dikunjungi masyarakat. Jalan menuju pancuran itu kemudian ditata. Sumber air itu kemudian dipecah menjadi tujuh pancuran yang diyakini bertuah. Kolam dibuat untuk melengkapi tujuh pancuran itu.
Pancuran itu kemudian dinamai pancuran Sapta Rsi, karena berdasarkan keyakinan terdapat seorang pendeta berstana di lokasi itu. Namun, secara keseluruhan, lokasi itu dinamai Taman Beji Samuan. "Kemudian kami buka untuk umum pada 2019," ungkap Wayan Pagiana.
Tempat Membersihkan Diri
![]() |
Wayan Pagiana menjelaskan Taman Beji kemudian mulai dikenal. Bahkan turis mancanegara yang ingin mencari ketenangan datang ke pancuran tersebut. Mereka mengikuti serangkaian prosesi pembersihan diri di tujuh pancuran dan dapat berendam di kolam.
"Jadi wisata spiritual ini tidak ada istilah hanya untuk satu golongan, satu agama. Bagi yang berkeyakinan silakan. Wisatawan yang berkunjung ke sini juga dari lintas agama, ada juga dari luar negara," kata Wayan Pagiana.
Para pelancong bisa mencoba prosesi pembersihan diri di pancuran dan berendam di kolam. Wisatawan juga bisa menikmati segarnya air Yeh Penet jika cuaca memungkinkan alias air sungai tidak sedang deras.
Warga setempat mempercayai bahwa air pancuran itu bisa menyembuhkan penyakit nonmedis, melebur segala hal negatif, hingga memberi kemudahan rezeki. Namun, Wayan Pagiana mengatakan kepercayaan itu dikembalikan kepada keyakinan masing-masing.
Akses Menuju Taman Beji Samuan
Jarak Taman Beji Samuan dari Kota Denpasar sekitar 28 kilometer. Jika naik motor, bisa ditempuh sekitar 45 menit.
Lokasi Taman Beji Samuan juga tidak jauh dari objek wisata Sangeh, yakni sekitar dua kilometer dari Sangeh.
Para pelancong bisa menikmati suasana alam yang komplet dengan menuruni ratusan anak tangga saat menuju ke Taman Beji Samuan. Rimbun pepohonan dan lembah yang dialiri air jernih Sungai Yeh Penet telah menanti di depan mata. Lokasi ini juga sesekali diselimuti kabut jika mendung.
Donasi dan Pantangan Saat Berkunjung
Para pelancong hanya dikenai donasi sukarela untuk masuk ke Taman Beji Samuan. Namun, perlu diingat, meski dibuka untuk umum, masih ada ketentuan yang harus dipatuhi, mengingat lokasi ini kawasan suci.
Perempuan yang sedang datang bulan dilarang masuk kolam dan berendam. Para pelancong juga harus mengenakan pakaian selama berada di kolam itu.
"Masuk tetap memakai kain tertutup atau kamben. Jadi kesopanan tetap diperhatikan," tegas Wayan Pagiana.
(gsp/irb)