Museum Living Samsara terletak di Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Bali. Di museum itu, masyarakat maupun wisatawan dapat belajar tentang siklus kehidupan masyarakat Bali.
Pendiri Museum Living Samsara, Ida Bagus Agung Gunarthawa menjelaskan, museum tersebut didirikan di tanah seluas 1 hektare. Tempat itu dibangun untuk sebagai ruang edukasi tentang kehidupan masyarakat Bali di tengah gempuran digitalisasi.
"Seperti namanya yaitu museum siklus kehidupan. Di sana para pengunjung bisa belajar banyak tentang itu semua. Tempatnya juga sangat sejuk serta seluruh bangunannya masih tradisional," kata Gunarthawa, Minggu (20/11/2022).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pengunjung yang datang ke Museum Living Samsara akan diajak berkeliling oleh pemandu yang bertugas. Ia kemudian menjelaskan siklus kehidupan menurut tradisi Bali, mulai dari masih dalam kandungan hingga meninggal dunia. Termasuk seputar upacara ngaben dan atma wedana sebagai upacara pembersihan bagi orang yang telah meninggal dunia.
Tak hanya itu, para pengunjung juga bisa melihat secara langsung proses membuat jajanan hingga arak tradisional Bali. Kemudian menyaksikan sekaligus belajar mejejaitan. Mejejahitan adalah aktivitas orang Bali ketika membuat berbagai sarana upakara.
![]() |
"Jadi semua yang berhubungan dengan kegiatan dan kehidupan masyarakat Bali bisa di pelajari di Museum Living Samsara," kata Gunarthawa.
Museum Living Samsara memiliki koleksi 150 jenis tanaman upakara. Tanaman-tanaman itu dilestarikan oleh orang Bali karena kerap digunakan untuk keperluan berbagai ritus keagamaan. Mulai dari kelapa gading, bunga sandat, dan masih banyak lagi.
Menurut Gunarthawa, kunjungan di Museum Living Samsara didominasi oleh wisatawan mancanegara. Museum ini juga tak jarang didatangi para siswa yang ingin belajar tentang kehidupan orang Bali.
Masyarakat lokal yang ingin belajar di Museum Living Samsara tidak dipungut biaya alias gratis. Tiket masuk hanya dikenakan kepada wisatawan mancanegara sebesar Rp 100 ribu. Harga tersebut sudah termasuk minuman serta jajanan khas Bali serta berkeliling sepuasnya sembari mendapatkan belajar tentang siklus kehidupan masyarakat Bali.
(iws/hsa)