Homestay Favorit Bule di 'Kampung Backpacker' Kuta Ini Jadi Kos-kosan

Homestay Favorit Bule di 'Kampung Backpacker' Kuta Ini Jadi Kos-kosan

Triwidiyanti - detikBali
Senin, 31 Okt 2022 16:17 WIB
Homestay di kawasan Poppies Lane Kuta yang jadi kos-kosan.
Foto: Homestay di kawasan Poppies Lane Kuta yang jadi kos-kosan. (Triwidiyanti/detikBali)
Badung -

Sejumlah penginapan atau home stay di kawasan Poppies Lane, Legian, Kuta, Badung telah beralih fungsi menjadi kos-kosan pasca pandemi.

Hal ini disebabkan tingkat hunian yang menurun drastis dan sepi dari tamu-tamu asing. Dulunya, kawasan di Jalan Poppies, Kuta ini dikenal dengan kampungnya turis backpacker.

Kadek Swarsini (48) pemilik Pondok Krisna di kawasan Poppies mengaku sejak pandemi Covid-19 melanda, penginapannya telah dialihfungsikan menjadi indekos.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Dahulu penginapan saya sudah ada sejak Bom Bali I dulu bule-bule yang stay (tinggal) sekarang setelah korona untuk sementara saya jadikan kosan," ucapnya kepada detikBali, Senin (31/10/2022).

Menurutnya, karena tamu sepi sehingga dirinya tidak ada uang untuk membayar karyawan. Dan tidak ada biaya untuk mengurus penginapannya.

ADVERTISEMENT

"Ya sepi sekarang kita jadikan kos harian, mingguan dan bulanan," katanya.

Kini yang mengisi lebih banyak warga lokal dengan tarif harian di kisaran Rp 150 ribu, mingguan Rp 700 ribu dengan listrik dan bulanan Rp 1,5 juta tanpa listrik.

Senada dengan Kadek Swarsini, pemilik Indekos Koolkost Wayan Ariani (40) yang memiliki kamar 12 kini memilih untuk menyewakan atau mengindekoskan penginapannya kepada warga lokal.

"Rata-rata di sini pekerja lokal untuk biayanya itu kita bulanan Rp 1,5 juta dapat kamar saja tapi sudah sama listrik," ungkapnya kepada detikBali.

Kawasan Poppies Lane yang dikenal 'kampung backpacker' di Kuta.Foto: Kawasan Poppies Lane yang dikenal 'kampung backpacker' di Kuta. (Triwidiyanti/detikBali)

Selain Pondok Krisna, Koolkost, Sekar Ayu Home Stay juga mengaku memilih menjadikan penginapannya menjadi kos bulanan.

Dewa (40) salah satu stafnya ini mengaku kini tamu bule tak lagi datang ke tempatnya.

"Sepi banget makanya kita ubah jadi kos-kosan," katanya.

Untuk tarifnya juga sama yaitu di kisaran Rp 1,5 juta per bulan.

Salah satu warga lokal Sharon Angela (20) asal Surabaya yang tinggal bersama rekannya di Pondok Krisna, mengaku lebih memilih ngekos daripada tinggal di hotel.

Wanita yang bekerja sebagai model freelance ini jika ke Bali lebih suka tinggal di kawasan Poppies lantaran tempatnya enak, bersih dan nyaman.

"Karena sekalian satu bulan dan jatuhnya lebih murah tapi di sini tidak ada fasilitas ya cuma karena induk semangnya baik jadi suka tinggal di sini," ucapnya.




(hsa/dpra)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads