Belum lama ini, tepatnya saat Hari Konservasi Alam Nasional, ratusan jalak bali dilepasliarkan ke habitat aslinya di kawasan Taman Nasional Bali Barat. Hal itu merpakan salah satu upaya pemulihan jalak bali atau yang dikenal dengan istilah curik bali.
Simak beberapa fakta tentang jalak bali yang bernama latin Leucopsar rothschildi. Mulai dari karakter hingga sifatnya yang setia dengan satu pasangan!
Jalak bali memang berasal dari Bali. Ciri khas burung ini adalah warna putih, kecuali pada ujung ekor dan sayap berwarna hitam. Berikutnya pada bagian pipi tidak terdapat bulu, berwarna biru cerah dan kaki yang keabu-abuan.
Jalak bali jantan maupun betina sama-sama memiliki jambul. Cara membedakannya adalah jambul milik jalak bali jantan lebih tegak.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya menyebut pemulihan populasi jalak bali di Taman Nasional Bali Barat sudah ada sebanyak 452 ekor per April 2022. Pemulihan populasi jalak bali perlu terus menerus diupayakan, terlebih jalak bali termasuk satwa yang dilindungi.
Berikut adalah 3 fakta tentang jalak bali sebagaimana dilansir dari detikTravel:
Lincah dan Periang
Salah satu karakter dari burung jalak bali adalah periang. Burung ini suka berkicau dan lincah bermain. Itu sebabnya banyak orang yang tertarik memeliharanya. Hal ini menyebabkan populasi jalak bali merosot.
Untuk posisi dalam rantai makanan, jalak bali tergolong sebagai predator. Ia merupakan omnivora yang memakan satwa lain seperti ulat dan bagian tumbuhan seperti nektar.
![]() |
Setia dengan Satu Pasangan
Jalak bali bereproduksi secara monogai alias hanya berkembangbiak dengan satu pasangan. Jalak bali umumnya kawin di musim hujan. Jalak bali jantan akan menarik perhatian betina yang ia suka dengan cara menganggukkan kepala sembari berkicau.
Jika sudah begitu, jalak bali jantan selanjutnya menghampiri betina itu dan jambulnya akan mekar. Bila jalak bali betina juga tertarik, ia akan mengangguk dengan posisi berhadapan.
Bila sudah kawin, dua sejoli ini akan membuat sarang. Mereka termasuk pasangan yang menjaga privasi. Tak hanya itu, jalak bali jantan juga tak segan mengusir siapapun yang mengganggu teritorinya. Itu karena di sana ada pasangan dan anak-anaknya.
Selain setia, jalak bali juga dikenal kompak dalam membesarkan anak. Mereka akan bekerja bersama membuat sarang dan bergantian ketika mencari makan dan mengerami telur.
Jalak Bali Terancam Punah
Pada saat ditemukan tahun 1912, jumlah jalak bali di alam liar sekitar 500 ekor. Akan tetapi banyak terjadi perburuan liar dan penjualan jalak bali di pasar gelap.
Pada 1996, karena perburuan dan perdagangan di black market sangat massif, populasi burung ini hingga tahun 2000-an hampir punah. Bahkan, jumlahnya bisa dihitung dengan jari di alam liar.
Seiring berjalan waktu, mulailah diberikan izin kepada kelompok masyarakat dan komunitas pecinta burung untuk mengembangbiakkan jalak bali di bawah pembinaan TNBB. Saat ini, jalak bali dilihat secara langsung di Taman Nasional Bali Barat di Buleleng, Bali.
Simak Video "Jalak Bali, Burung Endemik Bali yang Terancam Punah"
[Gambas:Video 20detik]
(iws/irb)