Lika-liku Konservasi Gangga Lestari Tabanan: Pernah Kecurian Tukik-Donasi

Lika-liku Konservasi Gangga Lestari Tabanan: Pernah Kecurian Tukik-Donasi

Chairul Amri Simabur - detikBali
Sabtu, 03 Sep 2022 11:43 WIB
Bendesa Adat Yeh Gangga, Ketut Dolia, menunjukkan catatan waktu penetasan telur penyu di Konservasi Gangga Lestari di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan.
Bendesa Adat Yeh Gangga, Ketut Dolia, menunjukkan catatan waktu penetasan telur penyu di Konservasi Gangga Lestari di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan. Foto: Chairul Amri Simabur
Tabanan - Sudah enam tahun terakhir ini, aktivitas di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan diwarnai dengan pelestarian Penyu. Khususnya telur dan anak penyu atau yang dalam bahasa Bali disebut tukik.

yang menempati bangunan seluas kurang lebih 8 x 12 meter atau sekitar 96 are. Lokasinya tidak jauh dari batu karang besar yang menjadi ikon pantai tersebut.

Selama enam tahun berjalan, tempat konservasi yang dinaungi desa adat setempat itu banyak menemukan lika-likunya. Mulai dari kecurian telur yang sedang ditetaskan sampai uang donasi yang dicuri orang.



"Makanya kami berharap pemerintah bisa membantu menyempurnakan bangunan konservasi ini," kata Bendesa Adat Yeh Gangga Ketut Dolia, Sabtu (3/9/2022).

Dolia yang juga pengelola tempat konservasi itu berharap bangunan sekarang bisa dilengkapi dengan pagar permanen. Sehingga pada saat tidak ada yang berjaga, tempat konservasi itu lebih aman karena bisa dikunci.

"Sementara ini (pagar) memanfaatkan limbah kayu yang hanyut di sungai sampai muara. Kemungkinan ini tidak bertahan lama. Sementara di sini sering juga kehilangan anak penyu. Kehilangan uang donasi," tuturnya.

Pernah, sambungnya, sekali waktu uang dalam kotak donasi yang jumlahnya kurang lebih Rp 50 ribu dicuri.

"Paginya dilihat masih ada. Pas siang hari sudah hilang. Makanya perlu pagar permanen dan pintu," ungkapnya.

Meski uang yang terkumpul tidak selalu banyak, karena hanya dipatok paling rendah Rp 2.000, donasi itulah yang kadang membantu menutupi ongkos pakan bagi tukik yang baru menetas.

"Sehari semuanya perlu Rp 60 ribu untuk pakan. Uang donasi ini yang membantu. Itupun kalau ramai. Donasi cuma Rp 2.000. Kalau lebihnya sukarela," ungkapnya.

Kalaupun uang donasi itu kurang menutupi biaya kebutuhan pakan biasa akan dicukupi dari penyisihan dana hasil pengelolaan parkir dan pantai.

Awal Kegiatan Pelestarian Dibantu Warga-Sarana Terbatas

Tampak luar dan dalam Konservasi Gangga Lestari di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, yang menjadi pusat penangkaran anak penyu atau tukik dan penetasan telur Penyu.Tampak luar dan dalam Konservasi Gangga Lestari di Pantai Yeh Gangga, Desa Sudimara, Kecamatan Tabanan, yang menjadi pusat penangkaran anak penyu atau tukik dan penetasan telur Penyu. Foto: Chairul Amri Simabur

Menurutnya, di masa-masa awal, kegiatan pelestarian di tempat konservasi itu sudah dibantu warga. Meski sarananya yang digunakan terbatas.

Kolam penangkaran saat itu belum dilengkapi dengan sistem sirkulasi. Sedangkan untuk mencari air laut mesti bolak-balik, kemudian ditampung ke dalam bak besar, baru setelah itu disedot pakai pompa listrik.

Dalam perjalanannya, tempat konservasi ini diajak studi tiru ke tempat pembenihan udang di Kabupaten Klungkung. Hasil studi tiru itu kemudian diterapkan di Konservasi Gangga Lestari.

Hasil studi tiru itu kemudian diterapkan di Konservasi Gangga Lestari. Baik itu penyediaan air untuk kolam maupun penetasan.

Untuk tempat penetasan, saat ini ada lima dari maksimal 50 sarang yang masih dalam proses penetasan. Satu sarang rata-rata muat menampung seratus butir telur.

"Waktu penetasan ini juga ada catatannya. Kebanyakan jenis penyu lekang," sambungnya.

Kadang pengelola juga dibantu masyarakat setempat bila menemukan sarang telur penyu saat berjalan di pesisir pantai. Telur-telur tersebut kemudian dipindahkan ke sarang penetasan yang ada di tempat konservasi.

"Biasanya kalau dibiarkan menetas secara alami kemungkinan tidak bisa jadi. Kemungkinan dimakan anjing liar. Karena lama proses penetasannya bisa sampai 60 hari," jelasnya.

Beri Uang Kompensasi Warga Jika Melaporkan Sarang Penyu

Bahkan sebagai bentuk apresiasi, pihaknya terkadang memberi kompensasi bagi warga yang melaporkan adanya sarang penyu.

"Kalau jumlahnya di bawah seratus butir akan diberi per butirnya seribu rupiah. Kalau di atas seratus butir (digenapkan) seratus ribu rupiah," ungkapnya.

Kadang, ia sendiri yang menemukan sarang telur penyu bila sedang patroli malam. Karena kebetulan aktivitas di Pantai Yeh Gangga bisa mencapai dini hari. Ini karena Pantai Yeh Gangga juga menjadi tempat spiritual, tempat melakukan persembahyangan.

"Kalau saya sendiri yang menemukan, saya tidak perlu dengan donasi. Karena saya sudah sebagai pengurus desa adat," jelas Dolia.

Saat ini, dengan jumlah penjaga hanya dua orang, Konservasi Gangga Lestari terus menjalankan aktivitas konservasi Penyu melalui penetasan telur hingga merawat tukik sebelum dilepasliarkan.

"Mereka yang jaga ini tidak dibayar. Karena tugas utama mereka bersih-bersih pantai," pungkasnya.

Halaman 2 dari 2


Simak Video "Menyaksikan Momen Pelepasan Tukik Sambil Menikmati Sunset di Pantai Sindang Kerta"
[Gambas:Video 20detik]
(nor/nor)

Hide Ads