Ekowisata Subak Sembung menawarkan wisata jogging track di tengah hamparan sawah yang luas. Sambil berolahraga, pengunjung juga bisa membeli sayur segar yang baru dipanen.
Beberapa lahan sawah milik organisasi subak di Kota Denpasar, Bali kini juga telah difungsikan sebagai tempat wisata. Salah satunya yakni lahan sawah Subak Sembung yang berada Kelurahan Peguyangan, Kecamatan Denpasar Utara.
Areal jogging yang berupa paping dibangun secara melingkar hingga masuk ke tengah-tengah sawah. Areal jogging tersebut kini kerap dipakai berolahraga oleh pengunjung.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau di sini umumnya kalau pengunjungnya jogging track, olahraga, jalan," kata Ketua Ketua Pengelola Ekowisata Subak Sembung I Wayan Suwirya Dinata saat ditemui detikBali di lokasi, Minggu (26/6/2022).
"Di samping itu banyak juga murid-murid yang ke sini mengadakan penelitian, artinya belajar di sini kayak SD, TK, SMP, SMA banyak juga ke sini. Ya belajar gimana caranya menanam, (belajar) jenis-jenis tanaman di sini," tambahnya.
Suwirya mengungkapkan, berdirinya Ekowisata Subak Sembung diawali atas kesuksesan subak terluas di Kota Denpasar itu meraih juara pertama pada lomba di tingkat provinsi. Dari sana, pihak Dinas Pertanian Kota Denpasar kemudian membangun jalan usaha tani sekaligus sebagai lokasi jogging track.
Upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Denpasar itu langsung disambut antusias oleh para petani. Sebab jalan usaha tani akan memudahkan mereka melintasi sawah. Adanya pengunjung yang jogging di lokasi juga sebagai peluang untuk menambah pendapatan.
"Yang semangat (membangun jogging track) di samping dari Dinas Pertanian-nya sebagai hadiah lah dibilang. Di samping itu semangat dari petani di sini juga ya biar ada penghasilan yang lebih dari kunjungan kunjungan para tamu-tamu ke sini," ujar Suwirya.
detikBali juga berkesempatan menjelajah area jogging track di Ekowisata Subak Sembung. Awalnya, detikBali tiba di lokasi sekitar pukul 08.47 WITA. Dari sana, detikBali kemudian masuk ke areal jogging track.
Jogging track di Ekowisata Subak Sembung saat baru mulai hanya datar-datar saja. Namun, ketika sudah memasuki di jalur pertengahan, terdapat turunan meski tidak terlalu terjal. Sampai di bawah, jalan kembali datar. Setelah itu pengunjung akan menemui jalan menanjak.
Suwirya menuturkan, Ekowisata Subak Sembung memiliki dua jalur jogging track, ada yang panjang dan pendek. Panjang jalur jogging track yang pendek yakni kurang lebih 3 kilometer. Sementara jalur pendek kurang lebih 2,5 kilometer.
"Kita kan punya dua jalur, lingkaran pendek sama lingkaran panjang. Mungkin sekitar tiga kiloan. Kalau yang panjang sekitar 3 kiloan. (Yang pendek) sekitar 2,5 atau 2 kiloan," tuturnya.
Di beberapa area jogging track, pengunjung tidak hanya bisa melihat hamparan sawah yang luas nan hijau, tetapi juga bisa membeli sayur ke petani. detikBali melihat ada beberapa warung dan lapak para petani di lokasi jogging track. Mereka menawarkan hasil produk pertaniannya kepada pengunjung.
Menurut Suwirya, di Ekowisata Subak Sembung memang memberikan para petani untuk langsung menjual produk pertaniannnya kepada para pengunjung. Produk pertanian itu tentunya lebih banyak sayur-sayuran.
"Kebanyakan di sini kayak sayur-sayuran itu dijual di sini. Cuma sayur-sayuran, orang di sini kan penghasil sayuran, bukan buah-buahan. Buah-buahan jarang di sini, paling (ada) beberapa, kebanyakan sayuran. Nah artinya untuk kebutuhan pokok lah, kayak cabai, terong, kalau buah-buahan nggak (ada)," jelasnya.
Maka dari itu, kata Suwirya, tidak jarang pengunjung Ekowisata Subak Sembung, terutama para ibu-ibu pulang membawa sayur usai menjelajah jogging track. Mereka yang membeli sayur-sayuran ke petani juga biasanya adalah pengunjung dari wilayah terdekat.
"Ya, kebanyakan gitu (membeli sayur habis jogging). Dia (pengunjung) ke sini itu sambil jalan, sambil belanja perlengkapan dapur itu dah. Kebanyakan lah gitu, orang-orang di sini kan kebanyakan penduduk lokal. Nah artinya orang-orang dekat di sini (pembelinya)," kata dia.
Lewat upaya tersebut, kehadiran ekowisata di Subak Sembung bisa dirasakan manfaatnya oleh para petani pemilik atau penggarap lahan. Sebab, mereka bisa menjual hasil taninya langsung ke pengunjung.
"Manfaatnya ya sampai detik ini sangat bagus, masalahnya itu pendapatan dari petani itu bisa meningkat, bukan hanya dari hasil padi. Di samping itu, pengunjung ada juga yang beli sayur langsung di sini," ungkapnya.
Menurut Suwirya, peningkatan pendapatan yang diraih oleh petani tentu cukup beralasan. Sebab selama ini petani tidak bisa menjual langsung hasil taninya kepada masyarakat. Mereka kebanyakan menjualnya lewat tengkulak. Jika tidak lewat tengkulak, mereka harus membawa langsung ke pasar, seperti Pasar Kumbasari.
"Biasanya kan kalau umpamanya dulu sebelum ada ekowisata jogging ini, biasanya susah memasarkan (hasil tani). Paling ke pasar, Pasar Kumbasari. Semenjak adanya ini (ekowisata), langsung dah dijual di sini. Ada lah nilai plusnya," papar Suwirya.
Menurutnya, sayur yang dijual petani di lokasi sebenarnya harga juga tidak mahal. Hanya saja pengunjung yang membeli langsung kepada petani di Ekowisata Subak Sembung bisa mendapatkan sayur yang lebih segar.
"Kalau harganya relatif, cuma kalau pengunjung itu dapat yang langsung fresh. Sayuran langsung dipetik, bisa dipakai langsung. Kalau gininya (harganya) saya belum bisa memastikan lebih mahal atau lebih murah, yang jelas relatif dia, bisa lebih murah, tergantung perorangan, karena kita nggak menerapkan patokan harga di sini," jelasnya.
(kws/kws)