Menilik Port Kodang, Pelabuhan Alternatif Denpasar-Nusa Penida

Menilik Port Kodang, Pelabuhan Alternatif Denpasar-Nusa Penida

I Wayan Sui Suadnyana - detikBali
Sabtu, 11 Jun 2022 15:40 WIB
Port Kodang di Denpasar, Bali, pelabuhan alternatif untuk menyeberang ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan.
Port Kodang di Denpasar, Bali, pelabuhan alternatif untuk menyeberang ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Foto: I Wayan Sui Suadnyana/detikBali
Denpasar -

Masyarakat atau wisatawan yang ingin menyeberang dari Denpasar ke Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan, Kabupaten Klungkung, Bali, biasanya lewat Pantai Sanur dan Pantai Mertasari. Padahal, selain Pelabuhan Sanur, penyeberangan ke sana bisa melalui Jetty Kodang Pemelisan.

Pelabuhan yang lebih dikenal Port Kodang ini merupakan pelabuhan alternatif dari Denpasar ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Lokasinya berada di pesisir selatan Desa Adat Sesetan, Kecamatan Denpasar Selatan. Untuk menuju Port Kodang tidaklah sulit. Masyarakat atau wisatawan bisa berkendara ke arah selatan di Jalan Raya Sesetan. Setelah itu belok ke kiri di Jalan Raya Suwung Batan Kendal, kemudian belok kanan menuju arah selatan di Jalan Pemelisan, tepat di depan Balai Banjar Suwung Batan Kendal. Jika menemukan traffic light di perempatan Jalan Pemelisan dan Jalan Bypass Ngurah Rai, pengendara ambil arah lurus ke selatan menuju Port Kodang.

Port Kodang dulunya dipakai untuk penyeberangan masyarakat yang ingin melakukan persembahyangan ke Pura Sakenan di Pulau Serangan. Namun kini tidak perlu lagi menyeberang lewat laut karena Pulau Serangan sudah bisa diakses jalur darat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Namanya Jetty Kodang Pemelisan, memang dulunya ini tempat penyeberangan untuk orang-orang mau sembahyang ke Pura Sakenan," kata salah satu staf/karyawan Jetty Kodang Pemelisan, I Wayan Budana (55), saat ditemui detikBali di lokasi, Sabtu (11/6/2022).

Saat ini Port Kodang dikelola Desa Adat Sesetan, untuk kegiatan upacara keagamaan seperti larung abu saat ritual ngaben. Pihak Desa Adat Sesetan kemudian membuatkan dermaga untuk mempermudah ritual tersebut. Dermaga inilah yang bisa dipakai naik speedboat menuju Pulau Nusa Penida dan Nusa Lembongan.

ADVERTISEMENT

"Terus sekarang di sini dikelola oleh desa adat kami, Desa Adat Sesetan yang biasanya untuk kegiatan adat. Misalnya ada upacara ngaben, jadi buang abunya ke sini, istilahnya nganyut, itu otomatis dibikinin jetty (dermaga). Alternatifnya bisa menuju ke Penida atau Lembongan," tutur Budana.

Pantauan detikBali di lokasi, Port Kodang sebenarnya sudah memiliki fasilitas yang cukup memadai dengan statusnya sebagai pelabuhan alternatif. Salah satu keunggulan paling kentara, yakni adanya dermaga. Sedangkan, penyeberangan di Pantai Sanur yang kerap ramai wisatawan, hingga kini belum memiliki dermaga.

Kemudian ruang tunggu Port Kodang juga tampak cukup memadai. Ada sebanyak tiga balai yang bisa difungsikan sebagai ruang tunggu. Namun, yang dipakai hanya satu, yang berada paling dekat dengan dermaga. Tak hanya itu, fasilitas lain seperti warung makan, penjual minuman dan makanan ringan, toilet, hingga tempat parkir meski tidak terlalu luas, juga tersedia di sini.

Untuk diketahui, fungsi Port Kodang sebagai pelabuhan alternatif sempat ditutup pada 2020 lalu, gegara pandemi COVID-19. Saat ini, Port Kodang sudah dibuka lagi, namun situasinya sangat sepi akibat belum banyak kapal yang beroperasi. Beberapa kapal yang dulunya beroperasi tampak terparkir begitu saja di dekat dermaga.

"Dulu sebelum COVID-19, kemungkinan ada sampai 10 atau 12 penyeberangan yang bisa dari sini. Terus COVID-19 kami tutup, sekarang setelah dibuka lagi, situasinya agak sepi, terus fastboat masih ada yang diam, belum operasional. Mungkin karena kendala untuk perbaikan, karena terlalu lama diam, otomatis kan perlu perbaikan-perbaikan," tutur Budana.

Padahal menurut Budana, Port Kodang yang beroperasi sejak 2018 ini, cukup diminati wisatawan dan masyarakat untuk menyeberang ke Nusa Penida dan Nusa Lembongan. Menurutnya, rata-rata jumlah wisatawan dan masyarakat yang menyeberang sebelum pandemi COVID-19 mencapai 400-450 penumpang per hari.

"Mulai operasional kan 2018, itu sebelum COVID-19 kami rata-rata per hari bisa sampai 400-450 penumpang yang ke Lembongan dan Nusa Penida. Ada juga orang-orang yang tirtayatra ke Pura Dalem Ped, Nusa Penida," ungkapnya.

Namun situasi saat ini justru sangat berbeda dibandingkan sebelum pandemi COVID-19. Port Kodang masih sepi dan kapal-kapal atau speedboat belum banyak yang beroperasi. Port Kodang tetap melayani penyeberangan namun sangat jarang.

"Setelah COVID-19, kami ada beberapa (penyeberangan), mungkin dua hari juga belum tentu ada yang berangkat, tapi kebanyakan sekarang sudah yang privat, mungkin liburan keluarga, dia bisa charter kapal dan penyeberangannya bisa mulai dari sini," tuturnya.




(irb/irb)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads